Zoe Harper, seorang agen rahasia elit dari Norwegia, menerima misi rahasia dari mentornya, Johan Jensen, untuk mencuri "Scriptum Mortis", sebuah buku rahasia yang berisi informasi tentang operasi kartel terbesar di Meksiko. Buku tersebut berada di tangan Axel von Bergen, seorang pengusaha kaya dan berpengaruh.
Namun, misi ini diwarnai dengan kehadiran Axelrod River (Maverick), pemimpin kartel berbahaya yang menguasai jalanan Meksiko. Axelrod River dikenal sebagai pria yang kejam, cerdas dan memiliki jaringan yang luas. Mentor Zoe memperingatkan bahwa Axelrod River adalah musuh yang tidak terduga dan harus diwaspadai.
Dengan kecerdasan, keberanian dan kemampuan analisis yang tajam, Zoe harus menghadapi Axelrod River dan mengungkap kebenaran tentang buku tersebut. Sementara itu, dia juga harus menghadapi konflik internal tentang motifnya sendiri dan moralitas misinya.
Apakah Zoe berhasil menyelesaikan misinya dan mengungkap kebenaran tentang "Scriptum Mortis"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan
Zoe mengangguk, masih menunjukkan senyuman hangatnya yang membuat Maverick penasaran. Senyuman itu seolah-olah menyembunyikan rahasia yang hanya diketahui oleh Zoe sendiri. Maverick merasa tergoda untuk mengetahui apa yang membuat Zoe tersenyum seperti itu, terutama dalam situasi yang tidak aman seperti ini.
"Kenapa kau terus tersenyum seperti orang bodoh?" tanya Maverick dengan nada yang sedikit kasar, namun juga terdengar penasaran.
Zoe menunduk, lalu menjawab dengan suara yang lembut. "Saat aku hampir tak sadarkan diri tadi, aku melihat seseorang yang mirip denganmu di belakang Miguel." Dia kembali mengangkat kepalanya dan menatap Maverick dengan mata yang lembut. "Tapi jika itu benar kau, maka aku pasti sudah mati sekarang." tambahnya, suaranya sedikit bergetar.
Maverick menghela nafas panjang sesaat, mencoba untuk mengendalikan emosinya dan mempertahankan kesan bahwa dia tidak terpengaruh oleh kata-kata Zoe. Lalu, dia kembali bertanya, "Kenapa kau berpikir seperti itu?"
Zoe berpikir sejenak, keheningan terjadi setelahnya, dan Maverick berbalik untuk pergi karena Zoe tidak menjawab pertanyaannya. Namun, saat dia melangkah, Zoe menjawab dengan suara yang lembut namun penuh dengan makna. "Kamu tidak akan memasangkan perban di lukaku, jika memang pria itu adalah kamu." Kata-kata Zoe membuat Maverick berhenti sejenak.
Setelah terdiam beberapa menit, pria itu tiba-tiba tertawa. Suaranya nyaris mirip seperti geraman, namun terdengar cukup lembut. Zoe merasa bingung, seolah jawabannya terdengar seperti lelucon. Lalu, saat pria itu berbalik dan mata mereka kembali bertemu, hatinya berdegup kencang.
"Zoe, kau benar-benar naif. Bagaimana bisa kau menjadi Agen dengan kepribadianmu yang seperti itu?"
Zoe semakin di buat bingung. Satu alisnya terangkat dan dahinya mengernyit. Di antara waktu itu, sebuah ketukan tiba-tiba terdengar dari arah pintu. Maverick dan Zoe seketika mengalihkan pandangan mereka. Maverick berjalan ke arah pintu untuk mencari tahu siapa yang berani mengetuk pintu kamarnya di jam tidur seperti ini.
Dia membuka sedikit pintu kamar dan melihat kakaknya berdiri tepat di sana. Dia lalu keluar dari kamar untuk berbicara, seolah dia tidak mau Zoe tahu bahwa Bergen dan keluarganya sudah lama tiba.
"Ada apa, Raider?"
"Ayah memintamu untuk membawa gadis itu ke kamarnya. Dia ingin menanyakan sesuatu. Apa gadis itu sudah bangun?"
"Aku hanya membalut lukanya, jadi dia tidak akan bangun dalam waktu dekat."
"Benarkah? Baiklah. Jika dia bangun, bawa dia kehadapan ayah."
Setelah Raider menghilang dari pandangan, Maverick kembali masuk ke dalam kamar, langkahnya yang tenang dan terkontrol membuat Zoe merasa penasaran. Gadis itu masih berbaring di tempat tidur, matanya yang lembut memandang Maverick dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Siapa itu?"
Maverick tidak segera menjawab, malah memotong cerutunya dengan gerakan yang santai dan terkontrol. Asap cerutu membumbui udara, membuat atmosfer kamar menjadi lebih misterius. "Hanya pelayan," jawabnya, dengan nada yang datar dan tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang Raider.
"Bagaimana dengan Miguel? Apa yang terjadi setelah dia memukul kepalaku?" Zoe kembali bertanya. Suaranya yang lembut membuat Maverick merasa tidak nyaman, seolah-olah dia sedang di interogasi.
Maverick menghela nafas berat sesaat, lalu menjawab dengan nada yang datar dan tanpa emosi, "Aku sudah membunuhnya." Kata-kata itu terdengar seperti petir yang menghantam, membuat Zoe sangat terkejut. Matanya yang lembut kini terlihat lebar, seolah-olah tidak percaya bahwa Maverick bisa membunuh seseorang dengan begitu mudah. Zoe merasa seperti telah melihat sisi lain dari Maverick, sisi yang gelap dan mengerikan.
"Sekarang, di rumah besar ini hanya ada kau dan aku. Tapi mungkin, besok Bergen akan kemari setelah mendapat laporan tentang penyusup." Maverick melanjutkan. Dia bicara dengan nada datar dan tanpa ekspresi, seolah-olah tidak ada yang istimewa tentang apa yang dia katakan.
Zoe beranjak dari kasur dengan cepat, dan mencari sesuatu di lantai dengan mata yang tajam. Maverick memandangnya dengan rasa penasaran, dan bertanya dengan nada yang sedikit curiga, "Apa yang kau lakukan?" Zoe menjawab dengan cepat, "Alat komunikasi... Aku harus bicara dengan Kyle. Aku ingat dia mengatakan bahwa ada mobil dari arah hutan sebelum aku pingsan." Kata-kata Zoe membuat Maverick mengangkat alisnya, seolah-olah dia sedang mempertimbangkan sesuatu.
"Saat aku menemukanmu dan Miguel di Koridor, alat itu sudah rusak. Sepertinya Miguel sengaja menginjaknya." Maverick berakhir membual. Jelas-jelas dialah yang menginjak alat komunikasi itu dan membuatnya rusak.
Mendengar hal itu, Zoe kembali mengangkat kepalanya dan mata mereka kembali bertemu. "Lalu, dimana milikmu?" tanyanya dengan nada yang sedikit curiga. Maverick memalingkan wajahnya dengan cepat, seolah-olah tidak ingin Zoe melihat ekspresi wajahnya. "Saat aku membunuh Miguel, alat itu jatuh dan rusak," jawabnya dengan nada yang datar, namun terdengar seperti kebohongan yang tidak terlalu meyakinkan. Zoe memandang Maverick dengan mata yang tajam, seolah-olah tidak percaya pada jawabannya.