NovelToon NovelToon
MBOK JAMU SEKSI

MBOK JAMU SEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Jamunya Mas," Suara merdu mendayu berjalan lenggak lenggok menawarkan Jamu yang Ia gendong setiap pagi. "Halo Sayang, biasa ya! Buat Mas. Jamu Kuat!" "Eits, Mr, Abang juga dong! Udah ga sabar nih! Jamunya satu ya!" "Marni Sayang, jadi Istri Aa aja ya Neng! Ga usah jualan jamu lagi!" Marni hanya membalas dengan senyuman setiap ratuan dan gombalan para pelanggannya yang setiap hari tak pernah absen menunggu kedatangan dirinya. "Ini, jamunya Mas, Abang, Aa, diminum cepet! Selagi hangat!" Tak lupa senyuman manis Marni yang menggoda membuat setiap pelanggannya yang mayoritas kaum berjakun dibuat meriang atas bawah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penggusuran

Marni dan Bude Sri yang baru saja keluar ruang rawat Babeh Ali seketika dibuat terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Loh, itu bukannya Juragan Basir Din?" Bude Sri menatap brangkar yang didorong oleh perawat menuju IGD.

Dari arah berlawanan tampak orang yang di kenal Marni berjalan tergesa namun akhirnya tatapan Mereka bertemu.

"Abang!"

Santi Istri kedua Juragan Basir terlihat buru-buru bersama Umi Halimah Istri pertama Juragan Basir yang sedang bergandengan dengan seorang wanita hamil menuju IGD dimana Juragan Basir berada.

"Bang! Ngapain Lu ngeliatin si Rina segitunya! Masih ada rasa Lu! Perempuan yang cuma bisa numpang hidup makanya mau jadi Istri ketiga dan sekarang lagi hamil anak Juragan Basir masih selera Lu sama modelan begitu! Hum?" Mpok Leha dengan tatapan nyalang menatap Udin sang Suami yang terlihat gelagapan.

"Enggak Ayang. Abang kan cintanya sama Lu doang! Kagak percayaan amat dah."

"Pret! Kagak usah belaga pilon Lu Bang! Bilang aja barusan lihat si Rina Lu masih inget kan sama mantan Lu itu!"

"Enggak Ayang. Udah yuk Kita mending balik bawain Babeh baju ganti sama makanan kesukaan Babeh. Kite bedua duluan ye Bude, Marni." Mencari aman, Udin memilih membawa Leha sang Istri yang sudah mode senggol bacok segera meninggalkan Rumah Sakit.

"Ayo Ndok. Kita muleh. Bude mau istirahat. Berasa lagi ini kaki di bawa jalan."

"Sekalian aja yuk Bude periksa. Mumpung lagi ada di Rumah Sakit."

"Ga usah Ndok. Yuk muleh ae. Bude pusing kelamaan di Rumah Sakit. Bau Obat bikin eneg!"

*

Pagi hari Marni sudah membuka warung Jamunya lengkap dengan makanan tambahan sesuai yang sudah ia rencanakan.

Marni juga rencananya saat memasuki bulan suci ramadhan akan menjual kue lebaran.

Entah apa yang akan di jual minimal Marni sudah terpikir akan memulai dari yang minim modal dan peralatan.

Semakin siang semakin ramai saja warung Marni.

"Udah tabu belom Lu semua kalo Juragan Basir kemaren masuk Rumah Sakit?"

"Serius? Kenapa?"

"Jadi kalo kata temen Gua yang kerja di proyek, Juragan Basir ketimpa alat berat. Padahal sebelumnya orang-orang pada lewat gapapa. Masa tahu-tahu tuh alat nibanin Juragan Basir. Ngeri dah dengernye!"

"Kok bisa sih? Bukannnya kalo begitu ada perlindungannya? Kayak helm dan apa deh Gua gak tahu namanya. Tapi ya kayak alat keselamatan pas kontrol bangunan begitu."

"Iye makanya aneh. Jadi banyak yang bilang ada yang sengaja ngelakuin begitu agar Juragan Basir celaka."

"Eh Babeh Ali juga lagi dirawat di Rumah Sakit, rem mobilnya tiba-tiba blong terus tabrakan. Untung Babeh Ali gapapa walau mobilnya ancur sih."

"Iye. Bisa kebetulan begitu ye."

Marni mendengarkan obrolan pembelinya yang mayoritas Bapak-Bapak sambil terus mengerjakan pekerjaannya menyiapkan Jamu untuk pembeli dan menggoreng mendoan.

"Mar, Lu ga nengokin Juragan Basir? Secara Lu kan pernah dilamar tuh jadi Bininye yang keempat?"

"Kalo mau bahas begitu gak usah kesini lagi Pak!"

"Duh ileh, begitu aje galak amat Lu!"

Seorang pedangan di pasar yang juga langganan Jamu Marni datang tergesa ke warung.

"Ngape Lu dateng-dateng ribet amat! Mana nyelak lagi!"

"Mar, Jamu Satu!" sambil mengambil tahu isi kemudian memakannya si Pembuat rusuh mulai buka suara.

"Gawat! Ruko depan mau di gusur!"

"Ah serius? Lu beneran gak nih ngomong!"

"Kalo gak percaya lihat aja ke depan! Buldoser sudah siap! Ada petugas juga yang mendampingi! Warung Koh Alung aja kena nih!"

Tanpa banyak babibubebo segera Mereka keluar meninggalkan warung Marni.

"Bayar dulu!"

"Hampir lupa Mar!"

Marni menerima uang dan segera memperhatikan kemana arah Mereka berjalan. Benar saja semua bergegas melihat kabar yang baru disampaikan.

"Udah Mar, Lu gak usah ikut lihat! Ngeri! Tadi aja Gua cuma nengok-nengok malah diusir sama petugasnya."

Marni sejenak berpikir. Disaat kedua orang yang punya kuasa atas wilayah pasar dan sekitarnya sedang berada di Rumah Sakit, kini ada penggusuran dan tanpa aba-aba langsung dieksekusi.

Sungguh rasa penasaran Marni begitu besar. Mau meninggalkan warung, masih ada beberapa yang minum Jamu dan makan.

"Nduk," Kedatangan Bude Sri di warung mengalihkan lamunan Marni.

"Bude, ada penggusuran di depan sana."

"Bude Sri di depan warung Koh Alung udah kena." kembali si Pembawa berita menceritakan.

"Terus Kita apa ya kena juga?" Raut kehawatiran jelas muncul dalam wajah tua Bude Sri.

"Kayaknya sih kagak. Tapi tahu dah. Mau nanya bingung, lah dua jagoan yang megang pasar lagi pada tumbang."

Bude Sri sejenak berpikir. Kok yo bisa kebetulan begini ya. Tapi Bude Sri menepis perasaan yang terlintas.

Kini fokusnya adalah mencari tahu apakah penggusuran itu akan berlanjut dan berdampak juga kepada Mereka yang berdagang di dalam.

"Buruan! Cepet! Katanya besok lapak-lapak deretan ini juga bakal di gusur! Mereka bawa surat resmi yang mengatakan bahwa berhak atas lahan Kita!"

Drngan wajah dan raut yang panik seorang pedagang masuk ke warung Marni sambil membawa kabar yang mengejutkan.

"Tapi kan Kita sudah lama dagang disini. Sudah ada bukti surat juga kalau lahan ini milik Kita." Bude Sri menambahkan.

"Koh Alung juga tadi begotu, tapi tetep dibuldoser warungnya. Tuh bukannya ditolongin barang-barang warungnya, semua isinya dibuangin petugas. Eh sama orang-orang pada dijarahin. Wah pokoknya rame banget deh di depan!"

Marni bisa melihat ada kepanikan di wajah Bude Sri.

Bagaimanapun selama ini beliau bergantung hidup dari berjualan di lapak sekarang.

Marni pun ikut gelisah. Bagaimana lagi nasibnya kalau benar lahan yang ia dan penjual lain digusur.

"Apa ga bisa dibicarakan baik-baik?" Marni angkat suara.

"Susah Mar. Koh Alung berontak ancamannya dikandangin. Duh kenapa sih disaat begini Babeh Ali sama Juragan Basir malah masuk Rumah Sakit!"

"Kayaknya ini ga bisa dibiarin! Mar, Bude mau lihat ke depan."

"Mau apa Bude? Disana situasi pasti panas dan emosi! Jangan Bude. Malah bahaya."

"Tapi Mar, gimana kalau lapak Kita kena gusur juga! Mau dagang dimana?"

"Bude, jangan gegabah ya. Kita tunggu pedagang lain. Kita bergerak sama-sama. Jadi Kita punya kekuatan. Kalau sendiri yang ada posisi Kita lemah Bude. Bude Marni mohon. Marni gak mau Bude kenapa-napa."

Bude Sri menurut, "Terus besok Kita harus hadapi sama-sama ya. Kita harus kompak mempertahankan milik Kita!"

"Setuju Bude! Besok Kita ga usah dagang dulu! Kita demo sama pihak penggusur! Enak aja mau main gusur-gusur lapak Kita!" Beberapa pedagang berkumpul di warung Marni dan Mereka merencanakan mengenai aksi demo yang akan besok Mereka lakukan.

"Kosongkan Tempat ini!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!