Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sakit
" Bang kiri "
Angkot itu mulai menepikan mobilnya di depan rumah minimalis berlantai dua, Ruby gadis yang menaiki angkot itu langsung turun dari dalam mobil itu dan memberikan uang kepada sopir.
Dengan jalan yang masih tertatih-tatih ia melangkah masuk kedalam gerbang kediamanya. Ia langsung masuk kedalam rumah yang sudah terlihat sangat sepi itu. Ia yakin kakaknya sedang kerja walaupun hari ini adalah hari Minggu, dengan langkah pelan ia masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur menenggelamkan wajahnya kedalam bantal empuk miliknya.
" Hiks, aku kotor sekarang. " Tangisan pecah yang sedari tadi di angkot ia tahan. Semua badannya merasakan sakit terutama bagian bawahnya.
Buk bukk bukk
Pukulan bertubi-tubi yang sengaja Ruby lakukan layangan di tubuhnya karena ia kesal dengan dirinya sendiri. Yang bodoh sampai melepaskan kesuciannya kepada laki-laki yang entah siapa itu ia tidak kenal.
" Hiks maaf kak Doni adikmu bahkan tidak bisa menjaga tubuhnya sendiri." isak ruby yang meringkuk memeluk dirinya sendiri
Tok tokk tokk
Suara ketukan pintu yang sedari tadi berbunyi yang bahkan tidak ada tanda tanda akan di bukakan pintunya. " Byy kamu di dalam kamar kan, ayok makan siang dulu." teriak Doni kakak Ruby mengetuk ngetuk pintu dari luar mengajak sang adik untuk makan bersama.
Mendengar itu ruby segera mengusap Air matanya dan melangkah pergi untuk membuka pintu kamarnya. Ia menarik nafas dalam dalam sebelum menghembuskannya secara kasar, untuk menyiapkan dirinya sebelum bertemu sang kakak.
Krekkkk
Secara berlahan pintu itu terbuka dan menampakkan Ruby yang tertunduk kebawah. " Byy, kamu habis nangis ya. Kok matanya merah? " Tanya Doni merunduk menyamakan tingginya dengan tinggi sang adik, menatap sang adik lekat lekat khawatir.
Grep
Pelukan sepontan Ruby yang membuat Doni kaget, Ruby benar benar merasa takut dengan kejadian pagi ini. isi otaknya sekarang, banyak kekhawatiran tentang masa depannya bagai mana jika dia hamil. Bagai mana dengan kakanya yang ia yakini pasti kecewa dan bagaimana tanggapan Ares pacarnya jika ia hamil nanti.
" Kak aku___
" Kamu demam Byy, kamu habis kemana sampai bisa demam gini " doni sedari tadi memegangi tubuh dan jidat sang Adik yang sedikit panas. Ia mulai khawatir dengan adiknya, padahal tadi pagi ia masi ceria tapi setelah siang mala jadi demam seperti ini.
" Kita kerumah sakit ya byy. Ayok ikut ___
" Gak usah kak. Lagian kakak kan kerja mending aku disini aja. Paling minum parasetamol juga sembuh " potong Ruby melepaskan pelukannya menatap sang kakak penuh harap
" Kamu yakin byy, Kakak gak papa kok libur kerja dan temenin kamu ke rumah sakit. Yuk kita kerumah sakit aja."
" Gak usah kak. Aku di sini aja"
" Yaudah, tapi kalo badan kamu sampai malam masih tinggi kayak gini kita kerumah sakit yah. Sekarang kamu makan dulu ni " ujar Doni memberikan nasi Padang yang ia beli kepada sang adik.
" Makasih kak "
" Aku balik kerja dulu. Inget minum obat yang ada di P3K." Katanya sambil mengusap lembut pucuk rambut sang adik sebelum pergi meninggalkan rumahnya.
" Iya hati hati kak"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam kediaman besar milik Erlangga masih terlihat sangat sepi, entah kemana perginya semua penghuni rumah itu. Bahkan Lucas yang baru bangun tidur ketika jam enam sore masih belum melihat keluarganya yang tinggal di sana. Ia hanya melihat para pegawainya yang lalu lalang di kediamannya.
" Kak Lucas. Kapan kak Lucas balik?" panggil Ares adik dari Lucas yang baru saja sampai di kediamannya dan melihat sang kakak yang duduk di ruang tv sambil mengepulkan rokoknya yang sedari tadi ia hisap.
Mendengar ada yang memanggilnya Lucas langsung menoleh pada sumber suara dan melihat sang adik yang terlihat masih rapi dengan setelah jaketnya. " Habis kemana kamu?"
" Ck, jangan tanya!. Aku lagi kesal sekarang. Dari tadi malam aku kesal dengan pacarku sendiri. Bahkan dia tidak mencari diriku sama sekali sampai sekarang"
" Terus mama kemana kok dia gak ada?"
" Emang kak lucas gak tau. Mama pergi keluar negeri nyusul papa dan mama masih belum balik Sampai sekarang. Aku juga gak tau kapan mereka bakal balik. Aku sampai bosen hidup di rumah besar seorang diri ck." Ucap Ares mengulir matanya malas melangkah pergi menuju kamarnya.
Ares melangkah pergi menuju kamarnya yang berada di lantai atas, ia sesekali melihat ponselnya yang masih belum ada notifikasi telpon dari sang kekasih. " Yank, kamu kok tega banget. Bukanya aku yang ngambek karena kamu gak datang ini ma terkesan kamu yang lagi ngambek. Ck" genggaman keras pada ponselnya yang menampilkan walpaper wajah sang kekasih.
Ares melempar dirinya di Atas kasur empuk king size, ia kesal dengan Ruby pacarnya yang menghilang dari tadi pagi. Ia sengaja tadi pagi menutup teleponnya secara sepihak agar ruby datang mencarinya tapi nihil pacarnya bahkan tidak peduli dan mala hilang entah kemana dan tidak memberikannya kabar sama sekali.
" Masa gw yang harus datang kerumah Ruby dan meminta maaf. Ck, ini si sama aja gw yang salah bukan Ruby! " Gumam Ares memandangi langit langit kamarnya kesal.
" Yank, aku kangen. Kok kamu tega banget biarin aku kangen sendirian gini."
Bukk
Suara lemparan bantal yang sengaja Ares lemparkan karena kesal dengan tingkah pacaran yang hilang tampa ada kabar sama sekali. " Awas aja nanti di sekolahan aku bakal kasih hukuman ke kamu yank"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Byy, ayok kita kerumah sakit aja. Aku gak tega liat kamu dari kemaren lemes gitu. Apa lagi kamu sampai gak sekolah gini." Paksa Doni menarik tangan Adiknya yang masi terlihat enggan untuk kerumah sakit padahal sejak malam ia sudah menawarkan untuk mengajak adiknya kerumah sakit.
" Gak mau, lagian demam aku kan udah turun kak, sana kakak kerja aja. Biar aku istirahat di sini." ujar Ruby menepis tangan kakanya yang sedari tadi memegangi tangannya.
" Tapi kamu masih pucat gitu Byy, kamu aja jalan sampai tertati tati kayak gitu tadi. Ayok kakak anter kerumah sakit."
" Gak mau kak, nanti juga sembuh. Sana kak doni kerja aja udah mau jam tujuh____
Tok tokk tokk
Mendengar suara ketukan pintu Doni yang berada di meja makan bersama adiknya segera melangkah pergi menuju pintu untuk membuka siapa gerangan pagi pagi begini bertamu di rumah.
Kreittt
Pintu itu ia buka dan menampakkan Ares yang terlihat sudah memakai seragam sekolah dengan satu tangannya yang di letakan di saku dan satu tangan lagi dia jadikan senderan di tembok untuk menopang dirinya.
" Yank ayok ki.... Eh calon kakak ipar, pagi kak. ada Rubynya gak?" ujar Ares gugup sambil membenarkan posisi berdirinya menjadi tegak menyapa calon kakak iparnya.
Doni memutar bola matanya malas bersilang dada menatap anak muda yang berada di depan pintunya yang di gadang gadang sebagai pacar dari sang adik tercinta. " Ruby gak sekolah dia sakit. Lu sana pergi aja."
" Beneran kak, Kenapa? Kok Ruby gak bilang sama aku kalo dia sakit. Aku boleh jenguk gak kak." Mimik Ares sudah benar benar khawatir mendengar ucapan dari doni kalo pacarnya sakit. Ia benar benar khawatir dengan sang pacar yang dari kemaren gak ada kabar sama sekali.
" Ck, tapi bentar aja habis itu keluar." Katanya membuka pintu lebih lebar untuk pemuda tersebut.
Dengan langkah yang lebar Ares menghampiri sang pacar yang masi terlihat menyantap sarapannya di meja makan tidak jauh dari ruan tamu. Ia langsung memegang jidat ruby ketika ia sudah ada di hadapannya, ia menatap lekat lekat wajah sang kekasih yang seharian ini ia tidak melihatnya.
" Kata kak doni kamu sakit? Sakit apa yank. Gak panas kok. Tapi kamu pucat. Kamu kenapa yank " cecar Ares menanyakan keadaan sang kekasih menatap menunggu jawaban
" Aku gak papa kok, cuma butuh istirahat doang. Yank aku minta maaf soal kemaren malam. Sumpah aku lupa aku juga kemaren pagi sebenarnya datang....Kata kata Ruby terhenti bukan karena ada yang motong pembicaranya tapi ia bingung harus ngomong apa terhadap Ares yang ada di hadapannya.
Mengusap berlahan pipi mulus ruby, menatap penuh kasih sayang wajah ayu sang kekasih yang terlihat murung di hadapannya. " Gak papa sayang, aku gak marah kok. Lagian kemaren aku yang salah mutusin telepon secara sepihak. Kalo aku tau kamu sakit harunya tadi aku kesini kamaren. Kamu juga lain kali hubungi aku yank, jangan diem aja aku sampai khawatir kamaren___
" Ehemmm Ehem" deheman sengaja yang doni lakukan Agar kedua insan itu berhenti dari obrolan kangen duo sejoli itu. " Ini udah mau jam tujuh, kamu kan harus sekolah bocah. Pergilah sana"
" Heheh maaf kak lupa. yank aku sekolah dulu ya nanti habis sekolah aku kesini lagi, Buat ngasih buku catatan agar kamu gak ketinggalan pelajaran. Boleh kan kak Doni?" Ucap Ares melengos kepada doni menatap penuh harapan agar boleh datang kesini lagi.
" Ck, iya sana pergi." Katanya mengulir matanya malas Doni hanya bisa mengiyakan permintaan dari Ares.
Mendengar itu ares langsung senang dan menyunggingkan senyuman. " Nanti aku chat lagi pas di sekolah ya." ujar Ares mengacak pucuk rambut sang kekasih.
" Aku pergi kak" dengan lembut ares meraih tangan doni dan menciu punggung tangannya sebelum pergi meninggalkan rumah itu.
" Byy, aku pergi kerja ya" ujar Doni mengacak rambut sang adik dan melenggang pergi mengikuti Ares yang sudah lebih dulu pergi.
" Hati hati kak, Yank " teriak Ruby melihat punggung kedua laki-laki yang ia cintai melangkah pergi meninggalkannya.