NovelToon NovelToon
Alexa

Alexa

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang / Angst / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Warning ❗

Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).

Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗


Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken home. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.

Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.

Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.

Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.

Next untuk mulai baca👇👇👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Awan bergelayut hitam, hujan turun semakin deras. Udara terasa begitu menusuk tulang dingin hingga menelusup ke pori-pori.

Ditengah cuaca seperti ini pengunjung pun sedikit berkurang, beberapa dari mereka hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan apapun seperti keseharian nya yang selalu di penuhi kesibukan.

Begitu pun Alexa ia bisa bersantai dari pekerjaan yang melelahkan dengan bermain ponsel, menyibukkan dirinya dengan hal yang sedikit membuatnya terhibur.

Sementara Evan duduk diam disamping Alexa, dan cukup lama memperhatikan gadis itu asyik sendiri dengan game yang tengah ia mainkan saat ini.

"Bocil" umpat Evan.

Alexa bisa mendengar jelas apa yang di ucapkan Evan seraya memperhatikan nya yang tengah asyik dengan ponselnya hingga lupa jika disampingnya sedang ada Evan.

Ia mendelik kearah Evan dan memalingkan wajahnya dari tatapan pria itu.

Evan terkekeh melihat respon Alexa seolah tak perduli dengan keberadaan nya dan kembali menyibukkan dirinya sendiri dengan ponsel ditangannya.

Sementara dikediaman Anwar mereka masih beradu argumen antara Sofie dan Clara. Wanita itu meminta putrinya untuk menggantikan posisi Alexa untuk menikah dengan pria yang bernama Felix namun Clara menolaknya dengan keras.

Baginya usia mereka terpaut terlalu jauh, seolah ia tengah menikah dengan kakaknya sendiri.

Clara tidak mau menikah muda, dia masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-teman bermain dan mengejar cita-cita nya yang masih belum terwujud.

Pernikahan baginya hanya membuang-buang waktu dengan orang yang sama disetiap harinya, melayaninya dengan baik, memenuhi kebutuhan suaminya yang tidak ada habisnya seperti yang di alami Sofie.

Bahkan Clara tidak ingin mengalami pernikahan yang sama sebagaimana yang dialami oleh Sofie, wanita itu sudah memberikan pengaruh buruk pada anak-anak nya.

Dimana Sofie meninggalkan ayahnya demi Anwar dengan alasan bosan.

Dan ia tak ingin mengalami hal yang serupa, sebagaimana ibunya, Sofie.

"Mama mau sampai kapan paksa Clara sih? Aku gak mau menikah usia ku masih muda ma," tolak keras Clara.

Namun Sofie juga tak kalah keras kepala nya seperti Clara ia masih terus membujuknya dengan iming-iming 'setelah menikah mereka bisa bercerai, namun lagi-lagi yang ia dapatkan hanyalah penolakan dan penolakan dari putrinya.

"Setelah kita dapatkan apa yang kita inginkan, kamu bisa bercerai dengan nya sayang, demi mama dan keluarga kita" desak Sofie pada Clara.

Sorot matanya tajam kearah Sofie, Clara menatap ibunya kesal. Ia melempar tasnya ke sembarang tempat.

"Ma! Kenapa gak paksa Alexa aja sih, bukanya dia yang Felix mau bukan aku, jadi jangan paksa aku buat menikah. Sekali enggak ya tetap enggak dan itu keputusan mutlak!"

Lugasnya Clara gegas menyambar tas nya dan pergi di keadaan hujan deras. Gadis itu sudah memesan taksi dan pergi meninggalkan rumah dengan keadaan kesal.

Pikirannya sudah buta dengan harta, Sofie memikirkan sesuatu untuk Alexa agar wanita itu tak bisa menolak lagi perjodohan nya dengan Felix tanpa melibatkan putrinya yang keras kepala.

Sofie menghubungi seseorang dan meminta nya untuk datang kerumahnya tepat pukul tujuh malam.

Entah apa yang sedang di rencanakan olehnya, raut wajah kesalnya berubah menjadi senyuman yang menyimpan arti tersendiri.

Hari kian berputar lebih lambat dikarenakan hujan membuat suasana lebih membosankan karena pekerjaan mereka lebih sedikit dan tidak terlalu sibuk.

Tepat pukul tujuh malam sebagian pegawai sudah pulang lebih cepat, tinggal lah Alexa dan Evan yang masih menyelesaikan pekerjaan terakhir mereka.

Alexa membawa satu buah pengki dan sapu menuju belakang cafe hendak membuang sampah terakhir yang ia bersih kan dari beberapa meja.

Evan gegas menyusul Alexa berniat untuk mengajaknya pulang bersama setelah ia selesai berjibaku dengan laptopnya.

"Alexa"

Gadis itu masih tengah membersihkan dirinya di toilet, pintu itu dibiarkan terbuka. Bahkan Evan bisa melihat nya dari luar ia memperhatikan Alexa tengah mencuci wajah nya.

"Kenapa gak dirumah aja?" tanya Evan bersandar di antara pintu toilet.

"Mataku kelilipan debu, jadi aku cuci disini, Van." sahutnya seraya mengeringkan wajahnya dengan tissue. "Ada apa?" timpalnya Alexa bertanya mengapa ia menyusulnya hingga ke toilet.

"Tadinya aku mau ajak kamu balik, tapi kayaknya gak jadi deh," goda Evan menaikan alisnya mendekati Alexa perlahan.

Seperti biasa ia memutar bola matanya malas, ia tahu apa yang tengah di inginkan pria itu darinya.

Semuanya terasa begitu aneh Alexa sudah membuat pria itu semakin tergila-gila kepada nya. Sampai-sampai sikapnya terhadap Alexa seolah tak ingin jauh darinya.

Evan memeluknya menarik tubuhnya serapat mungkin dengan nya tak lupa menutup pintu toilet.

Kemesraan mereka seolah tiada akhir, Evan memanfaatkan situasi untuk berduaan dengan Alexa dimana keadaan cafe sudah sangat sepi.

"Van, ini tempat kerja. Ada cctv loh"ucapnya Alexa menolak Evan yang hendak mencium nya.

"Cctv kan hanya ada di luar, gak di toilet sayang" sahutnya Evan. Tak menunggu lama ia gegas menautkan bibirnya dengan lembut, hingga tak memberikan sedikit pun ruang untuk Alexa bernafas.

Deru nafas nya yang kian memburu, membuat keduanya tersengal-sengal. Satu tangannya dengan lincah membuka satu persatu kancing demi kancing kemeja Alexa terlihat begitu indah bagian aset nya yang berharga membuat Evan semakin menggila disana.

"Van,"keluh Alexa menjambak rambut pria itu dengan kencang, merasakan sapuan lidah yang begitu lincah memainkan dua aset berharga nya.

Suara indah dari sapuan lidahnya memenuhi ruangan toilet. Kini sapuan nya perlahan-lahan turun dan menuju tempat terlarang.

Alexa berusaha untuk menahan nya, agar ia tidak melakukan hal itu. Evan segera bangkit dan menuruti kemauan wanita nya. Ia kembali menyambar bibir nya yang manis dan menantang.

"Maaf aku tak bisa menahan nya," desisnya setengah berbisik ditelinga Alexa dengan nafas yang memburu.

"Kita pulang sekarang, Van. Orang rumah pasti lagi nunggu."pinta Alexa.

"Aku masih menginginkan kebersamaan kita, Lex."menyambar bibir Alexa tanpa aba-aba.

Alexa seketika menahannya ia tak ingin mereka mendapatkan masalah karena berbuat tak senonoh di cafe, terlebih di cafe itu sudah tersedia cctv di beberapa sudut mereka akan mendapat masalah besar jika pak Tama sampai melihat mereka didalam toilet berduaan.

"Van, papa pesan dia meminta kita pulang cepat"

Evan mengernyit heran, pria itu tercenung sesaat. Ia baru ingat pagi ini Anwar memintanya untuk pulang cepat namun Evan tak memperdulikan hal itu ia masih menahan Alexa didalam dekapannya.

"Aku gak tau Om Anwar minta kamu pulang cepat karena hal apa, tapi biarkan kita seperti ini sebentar aja, Lex.. Please."pinta Evan.

Alexa pun menuruti kemauan Evan, ia pun kembali mengingat perlakuan papanya kemarin malam hingga ia menampar nya keras, Alexa pun menebak-nebak jika Anwar meminta nya pulang cepat hanya untuk membahas Felix dan perjodohan Mereka.

Satu malam yang panjang bagi mereka menghabiskan waktu ditempat kerja dengan begitu leluasa tanpa harus takut ada orang lain tahu jika mereka berduaan dicafe.

Waktu semakin berjalan cepat dan menunjukkan pukul 10 malam, Alexa dan Evan tak kunjung menampakkan diri, Anwar semakin menaruh curiga terhadap putrinya dan putra sambung nya.

Keterlambatan mereka bukan hanya sekali namun berkali-kali. Ia masih menahan perasaannya untuk bertanya langsung terhadap Alexa namun sikap mereka dirumah tidak menunjukkan hal yang ganjal. Akan tetapi keterlambatan mereka yang selalu dipertanyakan karena seolah bukan sekedar kebetulan namun memang diantara mereka telah terjadi sesuatu.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat up nya✌🙏
Neneng
ceritanya bagus
Momo🦀: makasih kak🙏 semoga menghibur ya🤗
total 1 replies
Hani
Aku mampir Thor, salam dari Terpaksa Menikahi
Hani: sama sama. semangat ya Thor
Momo🦀: siap kak, makasih dah mau mampir 🙏
total 2 replies
Mufha Musyarrofah
kasihan Alexa kena tipu rayuan si david
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!