Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12.
Anita tersenyum ketika jaraknya dan Asisten Leon lumayan dekat. ia bisa menghirup aroma parfum dari Leon yang begitu membuatnya terperdaya.
"Tuan Leon, apa kamu mau kopi?" Tanya Anita.
Leon hanya melirik gadis itu dengan ekor matanya sembari terus menjelaskan, ia tidak menanggapi pertanyaan Anita.
"Tuan Leon..."
"Sepertinya kau sudah paham dengan pekerjaanmu!" Leon berdiri tegak. Ia begitu enggan menanggapi Anita berlama-lama.
Anita langsung panik ketika Leon sudah selesai menjelaskannya, sementara ia tidak begitu fokus mendengarkan karena terlalu fokus memperhatikan Asisten Ceo yang tampan meskipun sangat dingin padanya.
"Maafkan saya tuan. Tolong jangan pergi dulu, yang ini saya belum paham!" Sahut Anita dengan sedikit panik.
"Fokus bekerja!"
"Saya tidak akan mengulanginya lagi tuan!" Jawab Anita.
Leon kembali melanjutkan penjelasannya, dibagian yang Anita tidak paham tentang pekerjaannya menjadi sekertaris pertama kali tanpa pengalaman dibidangnya.
Kali ini Anita lebih fokus. Otaknya yang cerdas dengan mudah bisa menangkap penjelasan dari Leon.
Setelah Leon pergi, Anita tersenyum bahagia karena baru saja berada dijarak sangat dekat dengan Leon.
.....
"Paman, bibi!" Violet terkejut ketika membuka pintu dan mendapati orang tua Rachel ada didepan rumahnya.
Saras tersenyum, ia lalu mendekati Violet. "Nak, bagaimana kondisi kamu? Maaf jika selama dirumah sakit, kami tidak menjengukmu!" Ucap Saras dengan perasaan bersalahnya.
Vikko pun demikian, ia juga sebenarnya merasa bersalah karena bertindak gegabah hingga membahayakan Violet dan calon anak dikandungnya.
"Aku sudah baik, bibi! Aku sudah pulang dua hari yang lalu!" Jawab Violet.
"Syukurlah, nak. Paman merasa bersalah padamu!" Sahut Vikko.
"Oh ya, silahkan masuk!" Ucap Violet sembari membuka pintu dengan lebar, mempersilahkan orang tua Rachel untuk masuk kedalam.
Mereka berjalan masuk kerumah bak istana yang Kiev belikan untuk Violet, atas nama Violet.
Violet mempersilahkan Vikko dan Saras duduk diruang tamu. Lalu Violet juga memanggil pelayan untuk membawakan minuman dan cemilan sebagai jamuan.
"Dimana anak-anakmu?" Tanya Saras.
"Radja dan Rayya ada dirumah Bibi Sandra dan Paman!" Jawab Violet berbohong.
Sebenarnya, Rachel memaksa membawanya pergi jalan-jalan bersama pengasuh dan beberapa penjaga, hanya ditaman tidak jauh dari rumah, yang tentunya penjagaannya aman dan ketat.
Saras menganggukkan kepalanya. Ia sebenarnya sedikit sedih karena tidak bisa bertemu dengan anak-anak Violet.
"Nak, apa Rachel tidak ada menghubungimu?" Tanya Vikko. "Hingga kini dia belum kembali, bahkan memberikan kabar!"
Mereka terlihat sedih, Violet sebenarnya tidak tega membohongi orang tua Rachel. Tapi, kalau ia mengatakan yang sebenarnya bahwa Rachel tinggal bersamanya, sudah pasti Rachel akan dipaksa pulang.
"Maaf, paman, bibi! Violet nggak tau apa-apa!" Jawab Violet dengan tidak enak hati.
Saras dan Vikko menghela nafasnya. Mereka terlihat seperti banyak fikiran dan stress.
"Violet, asal kamu tau nak. Paman sebenarnya tidak ingin menceritakan ini padamu! Tapi karena kamu satu-satunya teman Rachel dan sudah kami percaya, paman ingin sedikit cerita! Sebenarnya, paman tidak berniat menjodohkan Rachel dengan putra keluarga Wisley!"
Violet mengerutkan keningnya mendengar ucapan Vikko. Ia tidak mengerti maksudnya.
"Kami terpaksa menerima perjodohan itu! Karena... Perusahaan Victoria diambang kehancuran! Paman berhutang dua triliun pada bank dan tiga triliun pada grup Wisley!"
Violet sungguh terkejut mendengar penjelasan dari Vikko. Ia tidak pernah tau kalau perusahaan Victoria hampir gulung tikar.
"Apalagi nak, karena insiden malam itu, beberapa klien membatalkan kerja sama. Mereka menggunakan alasan yang sama, yaitu tidak ingin terseret dan berurusan dengan grup Arron, perusahaan suamimu!" Vikko terlihat banyak beban pikiran, wajah yang semula masih terlihat muda mulai mengerut karena beban.
Violet tidak pernah melihat orang tua Rachel yang dulu selalu membantunya bisa seterpuruk ini. Jauh dari seorang keluarga Victoria yang terhormat dan terpandang.
Dalam sekejap, harta mereka lenyap dan terlilit hutang yang jumlahnya tidak terkira.
Dan yang membuat Violet semakin merasa bersalah adalah, ia juga terlibat karena dirinya merupakan istrinya Kiev, alasan para klien grup Victoria memutuskan kerja sama sepihak.
Dan bukan hanya itu, ia juga mendukung Rachel untuk kabur, bahkan melindunginya. Padahal orang tua Rachel sedang berada dalam masalah besar.
"Kerugian perusahaan sudah mencapai triliunan, ditambah hutang! Dan grup Wisley yang menawarkan diri untuk membantu kami, dengan syarat Rachel harus menikah dengan putra mereka yang merupakan pewarisnya!"
"Violet..." Saras beralih duduk disamping Violet lalu menggenggam tangannya. "Bibi mohon, tolong bujuk Rachel untuk pulang!"
Wanita itu sangat memohon, Violet sungguh tidak tau harus melakukan apa. Ia sungguh dilema, untuk jujur ataukah terus berbohong.
Akhirnya, Violet menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku akan berusaha! Aku juga minta maaf, karena tidak langsung ikut membuat perusahaan Victoria mengalami kerugian!"
"Kamu tidak ada sangkut pautnya! Kami hanya mohon, tolong bujuk Rachel untuk pulang nak!" Sahut Vikko.
Vio sungguh tidak tau harus berkata apalagi, ia sudah berbohong pada Vikko dan Saras bahwa ia tidak bersama Rachel.
Wanita berusia 28 tahun itu juga ikut kepikiran dengan masalah pada orang tua Rachel.
Sampai malam harinya, Violet sudah bertekad untuk menceritakannya pada Rachel.
"Sebaiknya, kamu pulang dulu. Aku kasihan sama paman dan bibi!" Ucap Violet.
Rachel tidak pernah tau kalau perusahaan ayahnya memiliki hutang sampai nyaris bangkrut.
Rachel nampak berfikir dengan baik. Kalau ia kembali, sudah pasti Boy akan mengejarnya. Sementara statusnya sekarang sudah menikah dengan Leon.
"Ada apa sayang?" Kiev muncul.
Violet serta Rachel langsung menoleh. Rachel lalu berlalu pergi untuk memikirkan keputusannya.
"Kiev, apa kamu tau kalau grup Victoria terancam bangkrut?" Tanya Violet.
Kiev menggelengkan kepalanya. "Dari mana kamu tau, sayang?"
"Orang tua Rachel datang kesini!"
Kiev meraih pinggang Violet, ia tidak memperdulikan masalah keluarga Rachel apalagi mereka sudah membahayakan Violet.
"Tidak usah pikirkan tentang orang lain! Biarkan mereka menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri!" Ucap Kiev.
"Nggak bisa begitu, sayang! Kamu tau kan, Rachel dan orangtuanya dulu banyak membantuku."
"Lalu kamu maunya bagaimana?" Tanya Kiev setelah menghela nafasnya.
Violet menggelengkan kepalanya dengan bingung. Ia tidak tau harus melakukan apa.
"Apa kamu nggak bisa membantu mereka?" Tanya Violet.
Kiev diam sembari berfikir akan pertanyaan Violet. Ia sudah memboikot perusahaan grup Victoria untuk tidak bekerjasama dengan perusahaannya dalam bentuk apapun.
Bahkan para klien yang mendukungnya, memutuskan kerja sama dengan grup Victoria, Kiev sama sekali tidak tau menahu.
"Aku akan coba fikirkan dan berdiskusi dengan Leon!"
udh up nya dkit² sikap nya Leon tetep aja gt....konflik nya org ketiga trus....kapan Rachel hamil nya kapan Leon sadar nya kalau bkn hnya karena tanggungjawab saja menikahi Rachel tetapi mmg udh ada rasa dari dulu.....jgn sampai jg ya Kiyara & Boy nanti bersatu memisahkan Leon & Rachel
memang dasarnya jalang toh si kiayara, berati Leon suka celup celup dong waktu dulu sama kyara 😝😝
ayo Rachel kamu juga butuh modal dan fikiran yg stabil untuk melawan jalang kek gitu 😁😁🤭
lanjut thor