NovelToon NovelToon
Bangkitnya Lady Antagonis

Bangkitnya Lady Antagonis

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Karin, seorang editor buku yang sibuk, terbangun dalam tubuh Lady Seraphina Ashbourne, seorang karakter antagonis dalam novel percintaan terkenal yang baru saja ia revisi. Dalam cerita asli, Seraphina adalah wanita sombong yang berakhir tragis setelah mencoba merebut perhatian Pangeran Leon dari tokoh utama, Lady Elara.

Berbekal pengetahuannya tentang plot novel, Karin bertekad menghindari takdir suram Seraphina dengan mengubah cara hidupnya. Ia menjauh dari istana, memutuskan untuk tinggal di pinggiran wilayah Ashbourne, dan mencoba menjalani kehidupan sederhana. Namun, perubahan sikapnya justru menarik perhatian banyak pihak:

Pangeran Leon, yang mulai meragukan perasaannya pada Elara, tiba-tiba tertarik dengan sisi "baru" Seraphina.

Duke Cedric Ravenshade, musuh terbesar keluarga Seraphina, yang curiga terhadap perubahan sifatnya, mendekatinya untuk menyelidiki.

Sementara itu, Lady Elara merasa posisinya terancam dan memulai rencana untuk menjatuhkan Seraphina sebelum hal-hal di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Di sebuah ruang bawah tanah yang remang-remang, Roderic berdiri di depan sebuah altar besar yang dihiasi simbol-simbol kuno. Di sekelilingnya, beberapa pengikutnya berlutut, menggumamkan doa dalam bahasa yang sulit dimengerti.

Roderic melangkah maju, memegang sebuah buku yang tampak kuno, halaman-halamannya mulai usang dan berbau kejanggalan. "Waktunya telah tiba untuk menyelesaikan ritual. Duskwood akan menjadi milik kita, bukan hanya karena kekuatan militer, tetapi karena kehendak yang lebih besar."

Seorang wanita berpakaian hitam maju dari barisan pengikut. Ia adalah Vivienne, salah satu penasihat terdekat Roderic. "Yang Mulia, pasukan telah bersiap. Pengaruh kita di dalam kota terus tumbuh. Namun, raja tidak seperti yang kita duga. Dia mulai mengguncang kepercayaan beberapa pengikut kita."

Roderic menatap Vivienne dengan senyum dingin. "Itu tidak masalah. Bahkan singa terkuat pun akan jatuh jika ditarik ke dalam lubang yang dalam. Kita hanya perlu memastikan langkah terakhir kita sempurna."

Ia membalik halaman terakhir buku itu, memperlihatkan diagram rumit yang tampak seperti peta energi mistis. "Malam ini, kita akan memulai ritual pengorbanan. Setelah itu, tidak ada seorang pun yang dapat menahan kekuatan kita."

Di istana, Leon duduk di ruang pertemuan dengan Caleb dan Eira. Di depan mereka tergeletak simbol aneh yang ditemukan di tubuh anggota Ordo. Caleb memegang sebuah perangkat kristal kecil yang mereka curi dari terowongan.

"Kita telah memeriksa simbol ini dengan hati-hati," kata Caleb. "Ini bukan hanya lambang, melainkan semacam jimat. Setiap pengikut Ordo membawa satu, dan aku yakin ini bukan sekadar hiasan."

Leon menyipitkan mata, menatap simbol itu dengan cermat. "Apa ini memiliki hubungan dengan ritual yang mereka lakukan? Jika benar, kita harus memecahkan rahasia ini sebelum mereka menggunakannya untuk sesuatu yang lebih besar."

Eira membuka gulungan kertas berisi catatan yang mereka temukan. "Menurut dokumen ini, Roderic sedang merencanakan sesuatu yang disebut 'Pengangkatan Senja'. Jika aku tidak salah, ini adalah semacam ritual kuno yang memanfaatkan energi kehidupan."

Leon terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Jika mereka benar-benar melakukan ritual ini, maka rakyat Duskwood berada dalam bahaya besar. Kita harus menemukan lokasi mereka sebelum semuanya terlambat."

Sementara itu, Vivienne memimpin sekelompok agen Ordo untuk menyerang salah satu desa kecil di perbatasan Duskwood. Desa itu dikenal sebagai tempat persembunyian rahasia para pemberontak yang menentang kekuasaan Ordo.

Namun, kedatangan mereka tidak sesuai rencana. Saat Vivienne dan pasukannya tiba, mereka menemukan desa itu kosong, seolah-olah sudah ditinggalkan jauh sebelum mereka datang.

"Ini jebakan," kata Vivienne sambil mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada pasukannya untuk bersiap.

Tiba-tiba, dari balik bayangan, pasukan Leon muncul, dipimpin langsung oleh Caleb. "Vivienne," katanya dengan suara penuh kemenangan. "Kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."

Pertempuran sengit pun terjadi. Meskipun Vivienne adalah seorang ahli strategi yang brilian, pasukannya kalah jumlah dan perlahan terdesak.

Namun, sebelum ia ditangkap, Vivienne memecahkan kristal kecil di tangannya, menciptakan ledakan yang memungkinkan dia melarikan diri. "Kalian tidak akan pernah menang," katanya sebelum menghilang dalam kegelapan.

Di dalam kota, kepercayaan rakyat terhadap Leon mulai pulih setelah ia membuktikan bahwa Ordo adalah ancaman nyata. Namun, hal itu tidak menghentikan Ordo dari menciptakan kekacauan.

Beberapa orang yang terpengaruh oleh doktrin Ordo mulai melakukan tindakan anarki, menyerang penjaga istana, dan merusak pasar.

Leon memutuskan untuk mengambil langkah drastis. "Kita tidak bisa membiarkan mereka terus menghancurkan kepercayaan rakyat. Mulai sekarang, siapa pun yang mendukung Ordo akan dianggap sebagai pengkhianat."

Eira terlihat ragu. "Leon, langkah ini bisa membuat rakyat semakin takut. Kita harus berhati-hati agar tidak menciptakan musuh baru."

Leon menatapnya dengan tegas. "Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi ini bukan saatnya untuk ragu. Jika kita tidak bertindak sekarang, mereka akan menghancurkan kita dari dalam."

Di markas Ordo, Roderic berdiri di tengah lingkaran ritual yang dikelilingi oleh pengikutnya. Mereka semua mengenakan jubah hitam dengan simbol bercahaya di dada mereka.

"Malam ini, kita akan menulis ulang sejarah Duskwood," katanya dengan suara menggema. "Dengan kekuatan ini, tidak ada yang bisa menghentikan kita!"

Vivienne tiba dengan luka di lengannya, tetapi ia tetap menunjukkan senyum penuh percaya diri. "Leon sudah mulai curiga. Kita harus mempercepat proses ini."

Roderic mengangguk, melangkah ke tengah lingkaran. Ia mengangkat tangannya, dan cahaya merah darah mulai keluar dari simbol di altar.

Di kejauhan, Leon dan pasukannya bergerak cepat menuju lokasi ritual. Tetapi waktu terus berlalu, dan mereka tidak tahu apakah mereka akan sampai tepat waktu untuk menghentikan Roderic.

Di tengah perjalanannya, Leon merasa ada sesuatu yang aneh. Langit di atas mereka perlahan berubah warna menjadi merah gelap, seperti tanda bahaya yang tak terlihat.

"Kita semakin dekat," kata Eira. "Tapi aku tidak yakin apakah kita bisa menghentikan ini sebelum semuanya terlambat."

Leon mengepalkan tangannya. "Kita tidak punya pilihan lain. Apa pun yang terjadi, kita harus melawan hingga akhir."

Di markas Ordo, suara tawa Roderic menggema, menandakan bahwa rencananya hampir selesai. "Datanglah, Leon. Aku telah menunggumu."

---

Di tengah malam yang sunyi, di sebuah ruangan tersembunyi di luar kota Duskwood, Roderic memimpin pertemuan rahasia dengan para pemimpin cabang Ordo. Masing-masing mengenakan topeng berukir simbol kuno.

"Waktunya hampir tiba," kata Roderic dengan suara yang penuh ketegasan. "Leon mungkin telah menggagalkan beberapa rencana kecil kita, tetapi itu semua bagian dari permainan ini. Dia bergerak sesuai kehendak kita."

Seorang pemimpin dengan jubah berwarna biru gelap, yang dikenal sebagai "Penjaga Senja", berbicara. "Bagaimana jika dia menemukan lokasi ritual sebelum waktunya? Leon tidak boleh diremehkan."

Roderic tertawa kecil. "Jika dia datang, itu bahkan lebih baik. Leon harus ada di sana untuk menyaksikan jatuhnya Duskwood. Sebuah pengorbanan tanpa saksi tidak akan memiliki kekuatan penuh."

Vivienne yang berdiri di samping Roderic melirik ke arah Penjaga Senja. "Tuan Roderic tidak pernah salah. Dia telah merancang semuanya hingga detail terkecil. Kita hanya perlu menjalankan tugas kita."

Roderic melambaikan tangannya. "Kembalilah ke pos masing-masing. Siapkan pengikut kita. Malam ini, dunia akan mulai mengenal kekuatan sejati kita."

Di istana, Leon berdiri di balkon kamarnya, menatap kota Duskwood yang mulai tenang setelah kekacauan siang tadi. Namun, dalam dirinya, ia merasa sesuatu yang besar sedang mendekat, seperti bayangan yang terus mengintai.

Eira muncul di belakangnya, membawa segelas minuman hangat. "Kau terlihat lelah, Leon. Kau belum tidur semalaman."

Leon menerima gelas itu, tetapi tidak meminumnya. "Aku tidak bisa tidur, Eira. Roderic bukan hanya ancaman biasa. Dia tahu apa yang aku pikirkan, bahkan sebelum aku melakukannya. Ini seperti bertarung melawan bayangan diriku sendiri."

Eira menatap Leon dengan serius. "Itulah sebabnya kau tidak boleh melawan sendirian. Kami ada di sini untuk mendukungmu. Caleb, aku, dan semua orang yang masih setia pada Duskwood."

Leon menghela napas panjang. "Aku tahu. Tapi tanggung jawab ini terasa semakin berat. Jika aku gagal, bukan hanya aku yang akan hancur, melainkan seluruh negeri ini."

Eira menyentuh bahunya. "Itulah yang membuatmu menjadi pemimpin yang hebat, Leon. Kau peduli, dan itulah yang membuat perbedaan. Kita akan menghentikan Roderic, bersama-sama."

Pagi harinya, Caleb datang tergesa-gesa ke ruang pertemuan. "Leon, kita punya masalah. Ada laporan tentang beberapa penjaga istana yang ternyata adalah mata-mata Ordo."

Leon berdiri dengan cepat. "Tangkap mereka. Kita tidak bisa membiarkan pengkhianatan ini menyebar lebih jauh."

Beberapa saat kemudian, para pengkhianat itu dikumpulkan di ruang tahanan. Mereka tampak tenang, bahkan tersenyum, meskipun tangan mereka diikat.

Leon berjalan mendekat, menatap salah satu dari mereka dengan dingin. "Siapa yang memerintahkan kalian?"

Salah satu pengkhianat itu, seorang pria muda, tertawa kecil. "Kami tidak membutuhkan perintah. Ini adalah kehendak yang lebih besar, sesuatu yang tidak bisa kau pahami. Roderic hanya alat dari sesuatu yang jauh lebih besar."

Leon mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"

Namun, sebelum pria itu menjawab, ia menggigit sesuatu di mulutnya. Dalam hitungan detik, ia terkulai mati. Para pengkhianat lainnya melakukan hal yang sama, meninggalkan Leon dan Caleb dalam keheningan yang tegang.

"Mereka lebih fanatik dari yang kita duga," kata Caleb. "Ordo ini bukan sekadar organisasi. Ini sebuah kultus yang sangat dalam."

Leon mengepalkan tangannya. "Mereka rela mati demi Roderic. Ini berarti kita berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar dari sekadar perang biasa."

Saat malam tiba, langit di atas Duskwood semakin aneh. Cahaya merah gelap yang sebelumnya samar kini mulai terlihat jelas, seperti retakan di angkasa.

Eira, yang sedang memeriksa persiapan pasukan, memandang ke atas dengan cemas. "Ini bukan tanda yang baik," gumamnya.

Seorang prajurit datang berlari, wajahnya penuh ketakutan. "Yang Mulia, ada laporan bahwa desa-desa di dekat perbatasan mulai kosong. Penduduknya menghilang tanpa jejak."

Leon segera memanggil penasihatnya. "Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Roderic sedang mempercepat rencananya. Kita harus menemukan markas mereka malam ini."

Caleb menunjukkan peta dengan tanda-tanda lokasi yang diduga sebagai markas Ordo. "Ada kemungkinan besar mereka berada di Hutan Kuno. Itu tempat yang sulit dijangkau, tetapi semua petunjuk mengarah ke sana."

Leon mengangguk. "Kumpulkan pasukan. Kita berangkat sekarang."

Pasukan Leon mulai bergerak menuju Hutan Kuno di bawah bayang-bayang malam. Di tempat lain, Roderic berdiri di altar ritualnya, dikelilingi cahaya merah yang semakin terang.

"Waktunya hampir tiba," bisiknya. "Leon, datanglah. Aku ingin kau melihat kehancuran yang akan kubawa."

Di kejauhan, suara genderang perang mulai terdengar, menandakan bahwa pertempuran terakhir semakin dekat.

1
Yayuk Hartini Baharuddin
tambah bingung
Yayuk Hartini Baharuddin
apa semua tokohnya ini bereinkarnasi ya. k9k jd bingung🤔
Aster
Kenapa semua orang takut pada pilihan karin?, Seakan-akan mereka sudah tau masa depan, dan takut Karin mengubah nya?
Aster
Dia tiba-tiba berubah, siapa yg tidak penasaran, hemmm
Aisyah Suyuti
menarik
Frando Wijaya
entah knp gw jd alergi denger kta takdir....
Frando Wijaya
cih 😒....gw dh duga bkl terjadi yg sgt menjengkelkan
Frando Wijaya
HA! seakan2 Tau masa dpn apa yg bch ini lht.... bner2 konyol....segituny ingin antagonist jd boneka? HA! bner2 bch krg ajar tdk Tau malu
dea febriani: ijin promosi cerita silhoute of love
total 1 replies
Frando Wijaya
....... mencurigakn 😒😒😒
Frando Wijaya
ini jls2 ada seseorang yg awasi antagonist harus di takdirkn hidup antagonist
Frando Wijaya
gk heran putri kandung sendiri saat mati gk sedih....heh 😏....sampah bht
Frando Wijaya
semua berawal keslhan bpk antagonist sialan itu...yg sdh biarkn anakny mati gara2 Dia
Cha Sumuk
MC ceweknya kurg cerdas jg lemah
Achaa19
bagus
Hikam Sairi
mulai baca
Retno Isma
semangat nulisnya thorrr....💪💪💪💪
Rahman Hayati
masih lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!