NovelToon NovelToon
KUTUKAN 99 HARI

KUTUKAN 99 HARI

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Matabatin / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Seorang pria muda yang sedang menunggu interview dan seraya menunggu panggilan, dia memilih meluangkan waktunya untuk menjadi driver ojek online, tapi pria yang bernama Junaidi ini cukup apes dan apesnya ini bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali.

Singkatnya, pada malam itu pria muda tersebut tengah terburu-buru untuk mengantarkan pesanannya, tanpa sengaja, dia menyerempet nenek tua yang sedang menyebrang jalan.
Bukannya menolong, dia justru acuh tak acuh dengan alasan takut diberi bintang satu jika terlambat datang.

Namun, siapa sangka kalau nenek yang dia serempet bukanlah sembarang nenek dan setelah malam itu, mata batinnya terbuka. Inilah KUTUKAN SEMBILAN PULUH SEMBILAN HARI yang harus Junaidi terima.

Cerita ini merupakan karya fiksi murni. Nama tempat, kejadian dan karakter yang disebutkan tidak memiliki koneksi dengan kenyataan dan hanya untuk tujuan kreatif semata ditulis oleh Tsaniova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penemuan Mayat Di Rumah Tua

Melati pergi menemui Moza, dia menuliskan sebuah pesan di kertas dan pensil yang tergeletak di nakas. "Istirahat, malam ini kita akan ke rumah tua itu," pesan Melati dan Moza yang memperhatikan itu hanya menjawab dengan mengangguk.

Ya, dia sudah tidak heran dengan keberadaan Melati karena Junaidi sudah mengenalkannya bahwa di dekatnya ada hantu bernama Melati yang akan membantu mereka.

Lalu, Moza bertanya, "Apa saja yang perlu ku siapkan untuk berjaga-jaga, kata kamu di sana banyak orang jahat?"

Melati kembali menuliskan pesan. "Mungkin pisau, atau benda lain yang mungkin dibutuhkan, seperti gunting," jawabnya.

Moza yang memperhatikan pensil itu terus bergerak dengan sendirinya menjawab dengan mengangguk mengerti.

Sementara itu, Widya membatalkan pertemuannya dengan klien demi membuktikan ucapan pria asing yang tadi siang ditemuinya. Sekarang, demi memastikan keselamatan ibunya, Widya pun menghubungi wanita tua tersebut.

Panggilannya tersambung, tapi tak segera mendapatkan jawaban membuatnya mulai panik. Sementara itu, ibunya sedang menikmati makan malam bersama para lansia yang lainnya dan tanpa mereka sadari kalau di makan malamnya sudah dibubuhi obat tidur. Mereka akan tidur pulas tanpa terganggu sedikit pun oleh suara-suara aneh yang terbiasa terdengar di malam hari.

Selesai dengan itu, Hanum pun segera ke kamarnya ditemani seorang suster yang mengantarnya sampai ke kamar.

"Kalau mau baca buku, di sini ada banyak buku, mau menonton televisi juga silahkan, ada di setiap kamar masing-masing," ungkapnya.

"Tapi, kenapa kita nggak menonton televisi sama-sama di ruang keluarga?" tanya Hanum seraya duduk di sofa panjang yang tersedia di kamarnya.

"Karena sudah malam. Nanti kalau ketiduran di sana, kami berat harus gendong satu-satu ke kamar, kan?" tanya suster yang masih berdiri di tengah ruangan itu seraya sedikit tersenyum ramah.

"Benar juga, kalau begitu saya mau menghubungi anak saya, takut dia khawatir," ujarnya dan suster tersebut mengambilkan ponsel Hanum yang tergeletak di nakas, dia memberikannya pada wanita tua itu.

"Saya permisi," kata suster yang kemudian keluar dari kamar.

Hanum pun segera menghubungi Widya dan ternyata sudah banyak pesan juga panggilan masuk yang tak terjawab, dia tersenyum mengerti bagaimana kekhawatiran putrinya. Sekarang, dia menghubungi sang putri, memberitahu kalau dirinya baik-baik saja.

Mendengar suara Hanum dan ceritanya membuat Widya merasa senang. Tapi, apa salahnya mencari tau dan menyelidiki tentang rumah tua itu, bukan?

Panggilan itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba saja, Hanum ngantuk berat dan tidak tahan dengan kantuknya, dia pun segera tertidur di sofa panjang itu.

****

Malam telah datang, Junaidi tengah bersiap dengan jaket juga helmnya. "Kenapa malam-malam. Ibu takut begal. Besok lagi aja narik nya, Nak!" kata Marni yang mengantarkan sang putra ke parkiran.

"Nggak bisa, Bu. Maafin Juna, Juna memang begini kerjanya," jawab Junaidi seraya naik ke motor maticnya, dia harus bergegas sebenarnya karena jarak ke rumah tua itu sedikit jauh, memakan waktu hampir dua jam.

Ya, rumah tua tersebut ada di puncak, cukup jauh dari pemukiman warga. "Mungkin, Juna pulangnya besok, Bu. Nggak usah nungguin Juna pulang, Ibu sama Hana tidur aja," pesan Junaidi.

Sekarang, pria itu sudah pergi dan entah apa yang membuatnya kembali lagi dan ternyata, Junaidi lupa salim pada ibunya.

"Do'ain Juga, Bu," pintanya seraya tersenyum dan Marni menjawab dengan anggukan. "Pasti," jawabnya dengan lirih.

Sekarang, Juna menjemput Moza, gadis itu benar-benar sudah siap.

Visual Moza.

Junaidi menatapnya dari ujung kepala sampai kaki, dia paham betul siapa yang mengajarinya berpakaian seperti itu yang tak lain adalah Melati.

Sekarang, mereka dalam perjalanan dan Melati sudah lebih dulu ada di sana, di tempat yang dijanjikan. Selama perjalanan, Junaidi menjelaskan kalau di sana mungkin berbahaya. Bisa saja pimpinan itu dibantu oleh orang-orangnya.

Lalu, saat mereka hampir sampai, mereka melihat mobil Widya yang sudah terparkir di tepi jalan sepi, Junaidi pun menghampirinya, dia mengetuk kaca mobil itu membuat Widya yang sedang memainkan ponselnya harus terkejut.

"Kirain lu nggak datang," kata Junaidi dan Widya terdiam. Sekarang, mereka memarkirkan kendaraannya sedikit jauh dari rumah tua tersebut.

Persis seperti maling, mereka jalan dengan diam-diam, saat melihat dua mobil yang sepertinya akan keluar, mereka pun segera bersembunyi di balik semak-semak.

Dari kejauhan, Junaidi melihat beberapa tuyul di dalam mobil itu, mungkin mereka akan beraksi yaitu mencuri uang para warga yang entah di mana mereka akan beroperasi.

Sementara itu, Pimpinan yang bernama Sri sedang duduk di kursi goyangnya, dia di kamar menemani suaminya yang lumpuh. "Sri, tidak baik terlalu serakah! Sebaiknya kamu bertobat!" ucapnya seraya melirik pada istrinya yang sudah terlalu jauh berada dalam kesesatan.

"Salah siapa, miskin? Aku masih terus ingat bagaimana hinaan keluargamu, Mas! Sekarang apa, mereka memuji kita, takut nggak kebagian uang santunan tiap bulan dari kita, kan?" Wanita kurus yang tengah merajut itu sama sekali tak menghiraukan peringatan dari suaminya.

Tanpa Sri sadari kalau Junaidi dan yang lainnya sudah berhasil menyusup. Junaidi tidak lupa dengan merekam apa yang dilihatnya, kamera itu dia pasang di kepalanya, itu semua untuk mengumpulkan bukti.

Sementara itu, tujuan Widya adalah ruangan yang disebut gudang oleh pimpinan. Sayangnya, pintu itu terkunci, dia pun mencari-cari kunci tersebut yang ternyata tersimpan di lemari hias yang terletak di samping pintu itu.

Setelah berhasil membuka pintu, dengan berani Widya mulai masuk, di sana sangat gelap dan terdapat tangga menuju ke suatu ruangan.

Menggunakan ponselnya, Widya mulai menerangi jalannya, tercium aroma tak sedap, pengap dan suara rintihan juga jeritan terdengar jelas.

"Nggak mungkin kalau gudang," gumam Widya.

Sementara itu, Junaidi dan Moza juga Melati sedang mencari Suster Hana dan karena kekuatan Melati masih melemah, dia tidak bisa membantu menembus pandang ruangan demi ruangan. Tapi dia menjadi pemandu jalan saat ini, dia membawa Junaidi ke ruangan yang di dalamnya isinya tuyul.

"Di dalam banyak tuyul. Jangan masuk, kita cari ketempat lain aja," ungkapnya dan Junaidi mengangguk.

Moza yang berjalan di paling belakang itu mendengar suara jeritan yang asalnya dari ruangan bawah tanah yang Widya buka. Sementara itu, Junaidi melihat arwah wanita tua yang seolah ingin menunjukkan sesuatu, dia pun mengikutinya dan tenyata sampai lah mereka di halaman belakang.

Arwah tersebut menunjukan tanah lapang yang sebenarnya adalah kuburan yang Sri siapkan untuk mereka yang mati di rumah tuanya ini.

Lalu, seorang suster yang berjaga malam ini melihat Junaidi, dia yang berdiri di belakangnya pun bertanya, "Siapa kalian?"

Deg! Junaidi dan Moza menoleh, dia menatap suster yang membawa senter, mengarahkan senternya ke arah mereka berdua.

Melihat orang asing berada di rumah tua membuat suster itu segera mengeluarkan ponselnya, dia ingin melapor pada pimpinan.

Lalu, Melati yang berdiri di belakangnya itu berhasil merebut senter dari tangan suster yang tentu saja terkejut. Bisa-bisanya senter itu melayang dengan sendirinya dan bugh, Melati memukul punggung wanita berseragam suster, membuat suster itu jatuh pingsan.

Junaidi dan Moza pun kembali fokus pada tanah lapang tersebut dan arwah itu terus menunjuk ke tanah itu. "Mungkin, dia ingin kita menggali sesuatu di sana," kata Junaidi dan Moza juga Melati mengangguk.

Lalu, Moza melihat ada skop yang tergeletak menyender di dinding bangunan tua itu, dia pun mengambilnya dan Junaidi memintanya, dia mulai menggali dan dia membulatkan matanya saat melihat tangan seseorang di bawah sana.

Deg! Bersambung dulu.

1
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
permintaan melati kocak jugaa ya syarat nya cukup gampang dia pingin makan pizza 😂
Tsaniova: 😂😂😂😂😂 barangkali semasa hidupnya gx pernah makan pizza
total 1 replies
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
wah udh mulai ada teror nih dari pemilik warung itu
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
lebih baik kalian pindah aja dari sana dari PD dibikin tumbal
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
kocak bngt sih Juned ko bisa² meraih senjata rumi 🤭
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
wah JD ajang taruhan nih disana 🤭,,mungkin kah Juned berhasil mengeluarkan melati disnaa .
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
trs kalau bukan dibunuh apalagi hamil muda knp melati bisa gentayangan!!!!
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
Alhamdulillah Hana udah ketemu,,tapi si Juned apes melulu ya hidupnya 🤣
Tsaniova: kasian, jgn diketawain. 🤭
total 1 replies
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
mudah²n aja mereka cpt menemukan Hana lagi
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
bnr kah apa yg dikatakan Juned kalau itu bukan Hana asli
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
JD yg selama ini di rumah Marni bukan Hana yang asli tapi makhluk lain ??
Tsaniova: ngeri ya 🙈
total 1 replies
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
kasian Juned diikutin trs 🤣
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
JD awal nya begitu Juned diikutin trs makhluk astral!!
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
kayaknya emang bnr tuh Juned kebuka mata batin nya JD dia bisa melihat makhluk yg lain
ᵃkᵘ ʳiⁿᵈᵘ ᵖᵉᶫᵘkᵃⁿ ᵃy𝐀⃝🥀ʰ🦆͜͡
nah kan trs dikejar
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Dasar pada semplak..
biasa ngk tuhh si aki.. tutup mata batinnyaa
Tsaniova: gx bisa itu 😂😂😂 dukun abal2 🤣🤣
total 1 replies
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Kebanyakan enncumm tu pikiran tman mu juneddd😂
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞: Tak perlu 😂
Tsaniova: 😂😂😂😂 jangan kasih clue
total 4 replies
Aono Morimiya
🌟Saya sering membawa cerita ini ke kantor untuk membacanya saat waktu istirahat. Sangat menghibur.
Tsaniova: Terima kasih, kak. 😇😇
total 1 replies
Sukemis Kemis
Aku suka banget ceritanya, terus berinovasi ya thor!
Tsaniova: Alhamdulillah, makasih akak. 😇😇😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!