6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
"Apa aku boleh jujur?" tanya Ansara setelah Adrian memintanya untuk siaga.
"Jujur apa?"
"Aku tidak perlu mencemaskan diriku sendiri jika kamu tiba-tiba mencium, karena aku juga menyukainya," balas Ansara dengan wajah yang sudah merah seperti kepiting rebus.
Tapi Ansara juga tak ingin memendam perasaannya, dia juga akan tunjukkan cinta yang setara dengan Adrian.
Dan mendengar kejujuran sang kekasih membuat Adrian tak mampu menahan senyumnya. Lantas secara perlahan kembali mencium bibir Ansara dengan mesra.
Kali ini karena tidak terkejut jadi Ansara ikut membalasnya, merasakan sentuhan hangat yang memabukkan.
Ketika ciuman itu berakhir Ansara malu sekali, karena tadi terasa jelas jika dia membalas lebih dalam.
"Ayo pergi," ajak Ansara buru-buru.
*
Di rumah ayah Gionino, Naura sejak tadi jadi sangat pendiam setelah pulang dari rumah sang kakak.
Sehabis makan siang gadis kecil itu tetap diam tidak seperti biasanya yang selalu cerewet.
Kini rumah jadi terasa sepi dan membuat kedua orang tuanya bingung, terutama ibu Aruni.
Ibu Aruni justru menduga bahwa anak keduanya itu tengah sakit. Berulang kali ibu Aruni memeriksa suhu tubuh Naura.
"Tidak panas, sih. Tapi kenapa sejak tadi Naura diam terus, apa tenggorokan Naura sakit?" tanya ibu Aruni.
Ayah Gionino juga ada di sana dan siap mendengarkan jawaban sang anak, sejak tadi ayah Gionino sudah siaga jika mereka tiba-tiba pergi ke rumah sakit.
Ayah Gionino dan ibu Aruni tidak tahu bahwa sejak tadi Naura sedang bersusah payah menjaga rahasia yang dia simpan tentang mama Angca, jadi lebih pilih diam daripada harus membuka mulutnya.
"Tidak Bu, Naula baik-baik caja kok."
"Benarkah, tapi kenapa sejak tadi Naura diam terus. Apa terjadi sesuatu ketika menemui mas Adrian?"
"Papa Bu, bukan mas Adlian."
"Naura, ayah Naura itu ayah Gio, bukan mas Adrian," celetuk ayah Gio pula, yang selalu protes tentang hal ini.
Tapi anak perempuannya itu jelas tidak mau dengar. "Tapi temen-temen Naula ayahnya masih muda sepelti papa Adlian," balas Naura apa adanya, membuat ayah Gionino tak mampu berkata-kata.
"Serius Naura tidak sakit?" tanya ibu Aruni lagi.
"Iya Bu, Naula tidak sakit."
"Lalu kenapa Naura diam terus, Ayah dan ibu jadi khawatir," kata ayah Gionino.
"Tidak ada apa-apa Yah, Naula capek nomong telus, jadi diam."
"Ayah akan coba menghubungi mas Adrian, akan ayah tanyakan kenapa tiba-tiba Naura jadi pendiam begini," putus ayah Gio.
"Jangan! Naula benelan tidak apa-apa Yah." cegah Naura.
"Kalau begitu katakan ada apa sayang? Jangan membuat ibu khawatir," sahut ibu Aruni.
"Iya Naura, katakan ada apa, jangan bohong karena bohong itu dosa," tambah ayah Gionino.
'Aduh bagaimana ini, kalau doca Naula macuk nelaka dong,' batin Naura mulai was-was.
"Jika Naura jujur ayah justru akan sangat senang, Naura mau minta apa akan ayah turuti. Tapi jika Naura bohong ayah akan marah," kata Gionino dengan lebih tegas.
Membuat Naura makin gelisah. "Cebenalnya ..."
"Sebenarnya apa sayang?" tanya ibu Aruni, suaranya selalu terdengar menenangkan. Tapi membuat semua orang jadi merasa tidak tega padanya.
"Cebenalnya Naula punya lahacia dengan papa Adlian, ibu tidak boleh tau," ucap Naura lirih, nyaris terdengar seperti bisik-bisik.
"Tapi kalau ayah boleh tau kan?" tanya ayah Gio.
"Iya cih."
"Kalau begitu katakan."
Sudah lama gak update kak🙏