Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak tahan lagi
Dalam benak Glam bertanya-tanya, mau di bawa ke mana dirinya ini? Gadis cantik bermanik biru dan berkulit pucat itu menggeleng pelan. Tidak perlu memikirkannya, yang terpenting sudah bebas dari cengkraman Nyonya Besar. Kurang lebih kalimat itu yang terucap di dalam hatinya. Ya, walaupun ia sedikit cemas karena takut di perlakukan buruk oleh dua pria yang belum ia kenal, tapi Glam berusaha berpikir positif.
Sambil menahan pipis. Glam menikmati perjalanannya, menatap jalanan kota Italia pada malam itu yang terlihat begitu indah. Selama 15 tahun di Kota tersebut, ia sama sekali belum pernah keluar dari kastil. Nyonya Besar menjaganya ketat, tidak pernah memperbolehkan dirinya keluar dari pintu gerbang meski hanya satu langkah saja.
"Pohon natal." Glam bergumam di dalam hati dengan pandangan mata berkaca-kaca. Terlebih lagi ketika melihat beberapa anak kecil berjalan di tepi jalan tersenyum ceria dan penuh kebahagiaan bersama kedua orang tua. Pemandangan itu membuat hati Glam bergetar hebat sekaligus sangat nyeri. "Mommy, Daddy." Ia teringat kedua orang tuanya. Bahkan ia berusaha keras menahan air matanya.
Ingin rasanya Glam meminta Nero untuk menghentikan mobil sejenak di dekat pohon natal besar yang berdiri kokoh di pusat kota Italia. Tapi, sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi mengingat pria itu sangat dingin dan melarangnya berbicara. Akhirnya keinginan Glam hanya memendam rasa inginnya itu.
"Natal ke 15 tanpanya," kata Gloria seraya menatap pohon natal yang sudah di hias indah di tengah ruangan dengan pandangan sendu.
"Mommy suka dengan pohon natalnya?" Ele menghampiri ibunya yang berdiri tak jauh dari pohon natal. "Aku yang menghias pohon natal ini. Merry christmas, Mommy." Ele memeluk ibunya dari samping, lalu melabukan kecupan manja di pipi kiri sang Mommy.
"Terima kasih, Ele," kata Gloria tersenyum kecil, lalu melepaskan pelukan putrinya, beralih menangkup wajah Ele lalu menatapnya dengan lekat. Ele berparas cantik, memiliki manik mata sama seperti Glamour, sangat indah.
Ele tersenyum seraya mengangguk berulang kali.
"Katakan kepada Mommy, tahun baru kau ingin liburan ke mana?" tanya Gloria pada putrinya dengan nada lembut.
"Aku tidak ingin liburan. Aku hanya ingin berada di rumah bersama Mommy," jawab Ele kembali memeluk ibunya seraya memejamkan mata erat.
"Kau yakin dengan keputusanmu? Tidak menyesal?" Gloria kembali bertanya tapi Ele menjawab dengan anggukan mantap.
Mobil yang di kendari Nero telah sampai di halaman rumah mewah Damon.
"Kita di mana?" Glam bertanya seraya menatap sekitar.
"Turun!" Hanya satu kata itu yang diucapkan Nero.
Bibir Glam mencebik, seraya membuka pintu mobil dengan kesal.
"Nero, kau sudah menyiapkan semuanya yang aku minta?" Damon bertanya kepada asistennya dengan suara dingin dan tegas.
"Sudah, Bos." Nero menjawab di sertai dengan anggukan kepala. Meski di dalam hati bingung dengan permintaan tuannya, tapi ia tetap menjalankan perintah, dari pada ia harus kehilangan kepala nantinya.
"Tuan-Tuan, bolehkah aku tahu di mana toiletnya?" tanya Glam sembari menggerakan kedua kakinya tidak beraturan.
"Di sana!" Nero menjawab sembari menunjuk ke dalam rumah dengan ujung dagunya.
Glam menoleh ke arah pintu mewah itu. "Ah, terima kasih." Tidak membutuhkan waktu lama, Glam segera berlari tunggang langgang menuju pintu karena ia sudah tidak tahan lagi menahan pipisnya. Tapi karena terburu-buru, kakinya tersandung, terlebih lagi ia memakai high heels.
Brug!!!
"Ahh, sakit!!!" rengek Glam ketika tubuhnya menubruk lantai di halaman rumah itu.
"Astaga, gadis itu!" Nero geleng-geleng kepala melihat tingkah Glam.
Sedangkan Damon hanya menatap datar tanpa ekspresi, namun dalam hati ia gemas dengan tingkah Glam yang sangat ceroboh.
Gemas karena kesal ya, bukan gemas karena suka. Wkwkwkwk
Kasihan bgt ya km Glam,gara² obsesi tinggi Mak Lampir Toro yg sangat benci sama ibumu
Sampai km harus di pisahkan dengan keluargamu
Semoga lekas ada kebahagiaan buat km ya Glam😊
Karena q yakin kalo keluarga mu pasti akan menyelamatkan mu