Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang Dikutuk
Ini titik terendah bagi seorang Orion Ivander Damian. Dia-
Dia merasakan rasa bersalah yang kian menggerogoti hati nya. Rasa bersalah itu kian hari semakin bertambah. Rasa bersalah nya seperti membawa nya ke pusaran air yang membawa nya ke dasar untuk menelannya hidup-hidup.
Jika saja malam itu Orion tidak gelap mata. Jika saja malam itu Orion bisa mengendalikan emosi nya dan memberikan sedikit ruang untuk Kaluna, mungkin saat ini mereka masih bersama.
Orion terlalu gelap mata, ia seakan menutup mata dan telinga nya. Rasa benci nya terhadap Kaluna semakin menjadi-jadi setelah ia bertemu dengan Ayena. Wanita yang ia bawa ke rumah.
Wanita yang telah berhasil membuat raut cemburu di wajah Kaluna. Ayena, kakak dari mendiang wanita yang pernah ia cintai, Ayesha. Ayesha.. Kekasih Orion meninggal karena kecelakaan tunggal yang dialami nya.
Ayesha meninggal tepat di hari pernikahan mereka. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia bagi mereka harus berubah menjadi hari terburuk bagi Orion.
Seharusnya kecelakaan itu tidak pernah terjadi jika saja supir yang membawa Ayesha tidak menabrak seorang gadis. Karena diserang rasa panik, sang supir tidak sadar jika di depannya ada mobil truk yang melaju kencang. Kecelakaan itu tidak dapat dihindari dan membuat mobil yang di naiki Ayesha tertabrak dan terlempar sejauh beberapa meter dan terjadilah ledakan yang menyebabkan Ayesha dan sang supir meninggal di tempat.
Orion bahkan masih ingat, bagaimana senyum cantik Ayesha yang mengenakan gaun putih pernikahan mereka. Bagaimana wajah bahagia gadis itu ketika tidak sabar menanti hari bahagia mereka. Kebahagiaan itu hanya singgah sebentar. Sebelum kecelakaan itu terjadi dan merenggut wanita yang ia kasihi.
Jika dipikirkan, ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Kaluna bukan? Anak itu sebenarnya juga korban di sini. Kaluna juga mengalami luka yang tak kalah parah nya.
Luka sobek di pelipis nya masih berbekas. Tubuhnya di penuhi oleh memar dan luka bakar tingkat dua yang menyebar di lengan dan bahunya. Pergelangan kaki kanan nya patah. Dan beberapa tulang rusuknya yang retak akibat benturan keras yang ia alami.
Belum lagi kulit wajah yang sempat terkena serpihan kaca yang tidak bisa hilang begitu saja. Dokter bahkan memperingatkan nya bahwa penglihatan nya mungkin akan bermasalah dan tidak akan sejelas dulu karena akibat trauma di kepalanya.
Tapi luka fisik yang ia alami tidak akan pernah sebanding dengan luka yang dialami keluarga Ayesha bukan? Jelas luka yang dialami Kaluna tidak seberapa dan tidak ada apa-apanya dibandingkan Ayesha yang harus kehilangan nyawa nya.
Ingat, sekali lagi ini akan tetap menjadi kesalahan Kaluna. Kaluna lah penyebab nya. Tetap anak itu yang bersalah apa pun alasannya. Semua orang tidak akan peduli dengan fakta kebenaran nya.
Mereka lebih memilih menutup mata, dan mengatakan jika luka mereka lebih parah karena telah kehilangan seseorang yang di sayang. Padahal ini kecelakaan yang tidak di sengaja bukan? Kecelakaan ini juga terjadi karena kelalaian sang supir.
Tapi semua orang tidak akan peduli tentang itu. Dunia terkadang memang sedikit egois. Dan Kaluna benci itu. Kenapa tidak ada yang membela dirinya? Kenapa semua orang ikut menyalahkan dirinya? Kaluna juga korban di sini.
Tatapan kebencian itu, Kaluna mengingat nya. Bahkan kata-kata yang terucap dari mulut nya pun Kaluna masih mengingat nya. Bagaimana dia menyebut Kaluna seorang pembunuh. Bagaimana ia mengatakan Kaluna pembawa sial. Kata-kata itu begitu menyakitkan bagi Kaluna.
Kaluna hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia menggigit bibirnya sampai berdarah. Ia juga tidak ingin kecelakaan itu terjadi. Ini juga bukan kemauan diri nya. Tapi kenapa semua orang malah menyalahkan dirinya.
Kaluna juga korban di sini. Bedanya dia selamat dan gadis itu tidak. Kaluna bahkan harus menanggung semua kebencian yang seharusnya tidak ia terima. Setiap malam, Kaluna hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Kenapa hidupnya harus se menyedihkan ini?
Apakah Tuhan sangat membenci nya? Kenapa sakit yang ia rasakan datang nya bertubi-tubi begini? Sakit. Kaluna juga sakit. Kenapa tidak ada yang menanyakan kabar nya? Kenapa semua orang harus menyalahkan dirinya?
Orion bahkan mengutuk dirinya sendiri, kenapa dulu ia sempat mengagumi Kaluna? Gadis itu terlihat munafik dari yang ia lihat dari luar. Orion bahkan sempat tertipu dengan wajah polos nan lugu nya. Bahkan sejak pertemuan itu, Orion selalu menantikan pertemuan berikutnya dengan Kaluna.
Sampai terjatuh dalam wajah lembut Kaluna, Orion bahkan punya pikiran untuk membatalkan pernikahan nya dengan Ayesha. Tapi ia sadar, jika ini hanya kagum sesaat. Perasaan nya terhadap Kaluna hanya sebatas rasa kagum tidak lebih.
Wanita yang ia cintai tetap Ayesha. Kembali lagi, seperti nya takdir memang suka terhadap Orion. Disaat ia ingin mulai melangkah ke jenjang yang lebih serius, takdir seolah-olah sedang mengejek dirinya. Orion tidak boleh bahagia secepat ini.
Takdir merenggut nyawa wanita tercinta nya dengan cara yang kejam. Dimana letak kesalahan Orion? Ia hanya ingin hidup bahagia dengan wanita yang ia cintai, Ayesha. Kenapa tidak diizinkan?
Orion sangat membenci Kaluna. Ia bersumpah akan membalas perbuatan gadis itu. Gadis itu harus mendapatkan balasan yang lebih parah dari yang Orion rasakan karena kehilangan Ayesha.
Orion berjanji akan membuat gadis itu menderita. Rasa sakitnya harus terbalas. Dan Kaluna harus membayar nya. Kaluna tidak boleh bahagia. Kaluna harus lupa bagaimana caranya untuk tersenyum. Sakit yang Kaluna rasakan sekarang tidak sebanding.
Tangannya mengepal erat sampai kulit itu memutih. Orion tidak peduli, Kaluna harus menderita bagaimana pun caranya.
"Kaluna.." nada itu terdengar dingin. Tatapan mata itu begitu dingin dan tajam. Siap untuk menerkam siapa saja yang dilihat nya. Rahang nya mulai mengeras. Tekadnya sudah bulat, Kaluna tidak boleh bahagia. Ia harus lupa bagaimana bahagia itu.
"Sumpah demi apapun, saya membenci kamu. Matilah didalam penderitaan tak berujung. Menangis lah di setiap malam yang kamu lalui. Jangan pernah berpikir untuk bahagia, Kaluna. Kebahagiaan terlalu mahal untuk pembunuh seperti kamu."
JDARRRR!!!
Seakan langit ikut mendukung dan menjadi saksi dari sumpah serapah Orion. Ternyata takdir kali ini lebih memihak kepada Orion. Setelah ini ternyata ucapan nya terkabul. Kaluna benar-benar tidak bisa hidup tenang.
Anak itu selalu menangis di setiap malamnya. Rasa bersalah kian membesar. Setiap ia mencoba untuk mengingat semua kejadian itu, semakin sakit kepala yang ia rasakan. Setiap ia mulai lupa, ia akan selalu mencatat nya di buku nya.
Kecelakaan. Ayesha. Orion. Kata-kata kasar Orion. Orion membenci dirinya. Orion tidak menyukai Kaluna. Kaluna pembunuh Ayesha.
Kaluna menulis nya sambil meneteskan air mata nya. Bahu nya mulai bergetar. Tangan itu tetap menulis.
Kaluna bukan pembunuh Ayesha. Kaluna hanya korban. Kaluna tidak tahu apa-apa. Orion.. Tolong berhenti membenci Kaluna. Kaluna juga sakit. Berhenti menyakiti Kaluna. Itu sakit.
Mas Rion.. Tolong maafkan Kaluna. Kaluna selalu berdo'a semoga bisa cepat untuk bertemu dengan Mbak Ayesha. Kaluna ingin meminta maaf padanya.
Mas.. Kepala Luna sakit kamu jambak. Akhir-akhir ini kepala Luna sering pusing.
Mas Rion.. Selamat! Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah. Selamat ulang tahun, Mas. Kado Luna untuk kamu kehadiran seorang malaikat kecil yang akan menjadi penyempurna rumah tangga kita.
Halooo ayah, tunggu Dedek sebentar lagi ya ^•^ Dedek dan Buna sayang ayah ^•^