Cintanya Ketos Galak

Cup~

Deg

Seketika Eve berhenti memberontak, tubuhnya mendadak kaku, kedua bola matanya membulat besar.

"Huh!" Joe menghembuskan nafas lega, dia menatap wajah Eve yang bengong kaget dengan apa yang baru saja dia lakukan. Joe pun menggunakan kesempatan untuk memasangkan sabuk pengaman ke tubuh Eve, kemudian menutup pintu.

Joe menghidupkan mobil, kemudian melaju pergi meninggalkan pekarangan sekolah.

Setelah lebih jauh dari dari sekolah barulah Eve tersadar dan langsung liat ke belakang.

"Astaga, Lo ngapain bawa gue!!!" Teriaknya histeris.

"Udah diem, atau gue beneran perkosa Lo!" Ancam Joe yang langsung membuat Eve terdiam sambil memeluk dirinya sendiri.

"Gila ni cowok" makinya pelan, dia tidak berani berkutik lagi. Pria ini benar benar nekat, bahkan dia berani mengambil first kiss Eve.

Benar, first kiss. Eve belum pernah berciuman dengan siapapun, bahkan dirinya belum pernah pacaran. Dengan seenaknya Joe mengambil itu darinya.

"Huh, sial banget hidup gue. First kiss gue hilang dan itu gak romantis." Batin Eve.

Selama perjalanan Eve diam saja, begitu juga dengan Joe. Tidak ada satu orang pun yang memulai pembicaraan.

Bukan hanya Eve yang terkejut, Joe juga syok dengan apa yang dirinya lakukan. Dia juga belum pernah pacaran dan juga masih ori. Meskipun singkat, tapi itu sungguh sangat mengejutkan batin.

Tampang boleh fake boy, tapi diri tetap harus di jaga yah Joe😁

Eve mulai ke mode rumahnya. Kalem dan dingin.

"Lo kenapa bawa gue, gue jadi batal menemui Bu angle." Ketus Eve dengan ekspresi datar.

"Ngapain Lo menemui Bu angle?"

"Bukan urusan Lo!" ketusnya.

"Cih "

Eve menoleh ketika mendengar Joe berdecak

"Ledek gue Lo?"

"Lucu aja, Lo menemui Bu angle hanya untuk meminta melakukan Visum kan?" tebak Joe menoleh sebentar pada Eve kemudian kembali menatap jalanan.

Eve tidak menjawab, dia hanya menatap Joe menunggu kelanjutan ucapannya.

"Sekolah tidak jadi melakukan visum, Jia sudah membersihkan tubuhnya. Di bagian lukanya juga tidak terdapat sidik jari lagi. " Jelas Joe.

Eve menjadi geram mendengarnya, tampak dari raut wajahnya yang sedang menahan amarah.

Eve kembali menatap ke depan, kedua tangannya terlipat di depan dada.

Suasana kembali hening, hanya hembusan nafas mereka saja yang terdengar samar.

Dahi Eve mengerut ketika melihat jalan yang di ambil Joe tidak menuju ke rumahnya.

"Mau bawa gue kemana Lo?"

"Kan gue udah bilang, gue mau perkosa Lo" jawab Joe enteng.

"Gak usah aneh aneh yah. Turunin gue sekarang!!!" Titah Eve penuh penekanan.

Joe tidak perduli, dia tetap melanjutkan mobilnya dan mengabaikan gadis itu.

Tak berapa lama mereka pun sampai di rumah sakit.

Eve malah kaget, tidak mungkin Joe memperkosa dirinya di rumah sakit.

"Siapa yang sakit?" tanya Eve dengan nada mulai panik. Berbagai kemungkinan mulai masuk ke dalam benaknya.

Joe membuka sabuk pengamannya, sebelum ia keluar Joe menoleh dulu pada Eve yang juga menatap pada dirinya.

"Soal fitnah jie, mungkin masih bisa di elakkan. Dan sekolah akan menutupi kasusnya. Karena Lo gak terbukti bersalah, Lo juga akan bebas, mungkin hanya ledekan teman teman yang berpikir Lo sejahat itu sama Jia. Tapi, ada yang jauh lebih penting lagi." Jelas Joe dan membuat Eve penasaran di akhir kalimat pria itu.

"Apa?" tanya Eve penasaran.

"Orang yang ngambil foto kita dan menyebarnya di sekolah."

Eve baru sadar, kenapa dirinya tidak terpikir soal siapa yang sudah menyebar fotonya.

"Ayo turun, kita harus mengecek cctv rumah sakit ini untuk melihat siapa dalang dari kekacauan ini." Tutur Joe.

"Sudah jelas Jia, siapa lagi?"

Joe mengurungkan niatnya keluar dari mobil. Dia kembali menatap Eve kemudian,

Pletak!

Sebuah jitakan mendarat di kening Eve. Sehingga si empunya berteriak.

"Ak sakit bego!" hardik nya.

"Lo si bego, jika Jia yang melakukan nya. Emang Lo pikir dia akan membiarkan foto itu terjadi?"

Eh iya juga, Eve mulai berpikir jika jia tidak akan membiarkan Eve dan Joe dekat.

"Ini pasti ada orang lain yang melakukan nya." Tambah Joe.

Mereka pun masuk ke dalam rumah sakit, Eve berjalan di belakang Joe. Mereka pergi menemui kepala security dan melakukan perbincangan.

Setelah penjelasan yang mendalam, akhirnya kepala security mau bekerjasama dengan Joe. Mereka melihat rekaman cctv 1 hari yang lalu.

"Eh siapa itu??" Ujar Eve, mereka melihat ada seseorang yang memakai Hoodie hitam, topi hitam serta memakai masker. Orang itu terlihat mengintip di kaca pintu ruang rawat Eve.

"Siapa dia?" tanya Eve menatap dengan teliti, dia meminta mejeda rekaman dan meminta di zoom.

Karena orang itu berjalan menunduk dan memakai topi, dan juga kaca mata. Sehingga wajahnya tidak terlihat.

"Sangat mencurigakan!" Ungkap Joe.

Joe meminta kepala security mengecek semua cctv rumah sakit, sampai ke area halaman depan dan belakang, mengikuti kemana orang itu pergi. Siapa tahu dia membuka topi dan maskernya ketika berada jauh dari lantai tempat Eve di rawat.

"Mohon di telusuri pak" pinta Joe.

"Tapi itu memakan waktu yang lama" jawab bapak security.

Joe mengusap kepalanya, terus dia menghubungi bundanya untuk meminta bantuan.

Setah selesai menelfon bundanya, Joe kembali berbicara dengan kepala security itu. Entah apa yang mereka bicarakan Eve tidak tahu, tiba tiba security itu mau menuruti permintaan Joe tapi dia juga meminta waktu selama 1 hari untuk mengeceknya.

"Baiklah, terimakasih atas kerjasama nya" ucap Joe menjabat tangannya kepala security itu.

"Sama sama dek"

Joe menarik lengan Eve keluar dari ruangan itu. Mereka kembali ke parkiran. Eve yang masih belum puas dan tidak tahu kelanjutan tindakan Joe ini menghentikan langkahnya.

"Kenapa Lo keluar, kan belum di cek semua cctv nya!" protes Eve.

"Lo gak denger bapak itu bilang butuh waktu lama?"

"Yah kan bisa di tunggu." Balas Eve lagi.

"Katanya butuh waktu 2 hari bego!"

"Udah ah masuk!" titah Joe.

Eve tidak mau masuk, dia malah berjalan menuju ke gerbang rumah sakit dan langsung menghentikan taxi yang lewat di depannya.

"Taxi!" panggil Eve melambaikan tangan.

Joe yang sudah masuk ke dalam mobil kaget, Eve tak kunjung masuk dan ketika dia keluar Eve sudah masuk ke dalam taxi.

"Ehh, Lo mau kemana???"

"Eve!!!"

Joe tidak keburu menyusul Eve, mobil taxi sudah melaju cepat.

"Astaga, tu bocah benar benar susah di hadapin!" geramnya.

Joe kembali ke mobilnya dan menyusul kemana arah taxi itu. Joe hanya memastikan Eve benar benar pulang ke rumah atau tidak.

Sedangkan Eve, dia tersenyum puas setelah berhasil lepas dari pria pemaksa yang sangat menyebalkan itu.