Di pagi hari yang cerah tepatnya di sebuah rumah sederhana terlihat seorang gadis yang bernama Alina Astriani atau kerap di panggil Alin.
Saat ini Alin sedang bersembunyi di balik selimutnya. Dia enggan membuka mata dari tidur yang sangat nyenyak. Hingga terdengar suara keributan yang membuatnya harus bangun dari tidurnya.
"Ih, siapa, sih, yang ribut pagi-pagi di rumah orang gini, ganggu aja orang lagi mimpi indah juga," ucapnya kesal. Lalu Alin pun keluar dari kamarnya menuju arah suara keributan tersebut yang ada di ruang tengah rumahnya.
"Cepat kasih tau pada kami di mana kau sembunyikan anakmu!" teriak seorang pria yang mengenakan jas sambil mencengkram kerah baju seorang pria paruh baya.
"Nggak akan. Saya nggak akan menyerahkan anak saya. Apapun yang akan kalian lakukan, saya tidak peduli!"
Karena merasa kesal pria berjas tersebut mendorong pria paruh baya itu ke lantai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Tak lama kemudian, terlihat seorang pria yang bernama Leo berjalan mendekati MC, membuat Putri dan Alin terkejut.
"Selamat malam! Saya berterima kasih karena kalian sudah mau memenuhi undangan dari saya!" Pria yang bernama Leo itu memberikan pidato singkatnya untuk menyapa para tamunya yang sudah datang.
"Mari kita nikmati pesta malam ini, terima kasih." Setelah memberikan pidatonya, Leo lalu berjalan ke arah Andre dan Al.
Melihat Leo yang berjalan ke arah mereka, membuat Alin semakin menundukkan wajahnya.
"Pak Al, Pak Andre, saya senang sekali bisa melihat kalian hadir di pesta kecil saya," ungkap Leo dengan tersenyum ramah pada dua teman bisnisnya itu.
"Kami juga, Pak, senang bisa bekerja sama dengan Anda," ungkap Al sambil membalas uluran tangan Leo.
"Sama-sama, Pak. Kalau gitu saya permisi dulu, silahkan nikmati pestanya."
Saat Leo akan melewati Alin, dia pun berhenti tepat di depannya. Leo menatap Alin cukup lama lalu melanjutkan langkahnya.
"Huh!" Alin menghembuskan napas lega ketika Leo sudah pergi dari hadapannya.
"Mari kita nikmati malam ini dengan dansa romantis," ucap MC lagi. Kemudian acara dansa pun di mulai
Semua orang pun mulai berdansa bersama pasangan masing-masiing.
"Ayo!" Raja mengulurkan tangannya pada Alin, mengajaknya berdansa.
"Aku nggak bisa dansa, Bang," tolak Alin jujur.
"Nggak apa-apa, aku juga nggak bisa. kita ngikutin yang lain aja." Alin pun pasrah dan menerima tawaran Raja untuk berdansa bersamanya.
Raja dan Alin pun mulai berdansa. Al yang melihatnya merasa ada yang bergejolak dalam hatinya.
Bella yang melihat Al yang terus memperhatikan Alin itu sangat kesal. Dengan sengaja saat berdansa dia mendorong Alin ke dalam kolam renang yang ada di dekat mereka.
Byur!
"Alin!" pekik Raja, Andre, dan Putri yang melihat Alin jatuh ke dalam kolam renang.
"Kamu mau ngapain?" Bella langsung memplototi Al saat melihatnya melepaskan jasnya.
"Awas, ya, kalau kamu berani bantu pembantu itu," ancam Bella.
"Tapi---"
Byur!
Ucapan Al terhenti saat seseorang melompat ke dalam kolam untuk membantu Alin. Orang itu pun berhasil menyelesaikan Alin dan menggendongnya dari dalam kolam dan mendudukkannya di tepi kolam renang.
Putri, Raja, dan Andre yang khawatir segera menghampiri Alin yang terbatuk-batuk.
"Alin, kamu nggak papa, kan?" tanya Putri khawatir.
"Aku nggak apa-apa, Put," jawab Alin dengan yakin. Kini seluruh tubuhnya basah dan dress yang dia kenakan sangat transparan sehingga memperlihatkan lekukan tubuhnya.
"Terima kasih Pak Leo, karena sudah menolong pacar saya," ucap Raja yang melepaskan jasnya lalu memakaikannya ke tubuh Alin yang basah kuyup. Ya, orang yang membantu Alin adalah Leo.
"Pacar?" beo Leo yang menatap Alin dengan wajah terkejutnya. Sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepalanya.
"Iya, Pak, dia pacar saya," jawab Raja.
"Sebaiknya antar Alin pulang, Bang, kayaknya dia kedinginan," ucap Putri sambil membantu Alin berdiri.
"Nggak papa, Put, aku bisa pulang sendiri," tolak Alin.
"Nggak, aku bakalan antar kamu pulang. Ayo." Alin mengangguk pasrah, kemudian Raja pun langsung membawa Alin keluar dari pesta tersebut dan mengantarkannya pulang.
Sementara itu Leo terus memperhatikan Alin dan Raja, tangannya mengepal kuat. Tak ada yang tau jika saat ini ia tengah menyimpan sebuah amarah yang besar.
"Sekali lagi terima kasih atas bantuannya Pak Leo," ucap Andre yang langsung menyadarkan Leo dari lamunannya.
"Tidak masalah Pak Andre. Kalau begitu saya permisi dulu, silakan dilanjutkan dansanya."
Leo lalu pergi meninggalkan Andre dan Putri yang kembali berdansa. Namun, dia menghentikan langkahnya tepat di depan Al dan Bella, lalu melirik Bella dengan tatapan yang tajam kemudian pergi.
"Ih, dasar aneh," batin Bella setelah kepergian Leo.
***
Setelah mengantarkan Alin pulang, Raja pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan rumah Al. Setelah kepergian Raja, Alin pun langsung membersihkan tubuhnya kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Sejenak Alin memejamkan mata, mengingat kembali kejadian di pesta di rumah Leo. Seketika itu ingatannya langsung kembali ke masa lampau di mana ia dulu pernah menjalin kasih dengan seorang pemuda yang begitu sangat dia cintai. Alin lalu mengambil selembar foto dari bawah bantalnya dan menatapnya lekat.
"Kenapa kamu datang lagi setelah semuanya terlambat? Sekarang aku udah bukan milik kamu lagi, Kak," gumam Alin mengusap foto tersebut lalu memeluknya sampai dia pun tertidur.
Ting! Tong!
Tepat pukul dua dini hari seseorang membunyikan bel rumah, Alin yang mendengar itu pun segera bangun dari tidurnya dan berlari menuju pintu utama karena sudah pasti yang membunyikan bel adalah Al yang baru pulang.
"Pak Al!" Alin dibuat tercengang setelah membuka pintu dan melihat Al dalam keadaan mabuk yang dipapah oleh anak buahnya.
"Di pesta Tuan Al minum sangat banyak sehingga membuat dia jadi mabuk," jelas anak buah Al pada Alin.
"Biar saya yang bawa Pak Al ke kamarnya, kalian boleh pergi," ucap Alin. Lalu anak buah itu pun menyerahkan Al kepada Alin lalu mereka pun pergi.
"Ayo, Pak, mari saya antar ke kamar Bapak," ujar Alin yang ingin memapah Al. Namun, Al mendorongnya cukup keras hingga membuat kepala Alin terbentur meja kaca sampai mengeluarkan darah.
"Gue nggak butuh bantuan lo, gue bisa jalan sendiri!" bentak Al yang sempoyongan.
Alin yang tak memperdulikan luka di kepalanya kembali membantu Al hingga akhirnya dia pun bisa membawa Al ke kamarnya lalu membaringkannya di tempat tidur pria itu.
"Sayang, jangan pergi," racau Al menahan tangan Alin yang akan keluar dari kamarnya.
"Pak, lepasin!" Alin berusaha melepaskan genggaman tangan Al darinya karena pria yang tengah tak sadarkan diri karena alkohol itu mencengkram tangannya cukup kuat hingga membuat Alin kesakitan.
Al yang tak sadar pun langsung menarik Alin hingga terjatuh di atas tubuhnya.
"Mari kita bersenang-senang malam ini, Bella," racau Al lagi yang kali ini memanggil Alin dengan nama Bella.
oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏