Tahun ini adalah tahun pertama Layla kuliah, jadi orang tua Layla sangat khawatir kalau Layla akan mengalami masalah yang sama seperti saat Layla masih di sekolah menengah atas dan menengah pertama.
Layla adalah seorang gadis yang sangat nakal dan suka berkelahi, orang tua Layla sering diminta oleh guru untuk datang ke sekolah karena ulah Layla. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menjodohkan Layla dengan seorang dosen di kampus Layla. Secara kebetulan, dosen tersebut adalah anak dari teman dekat ayah Layla.
Layla tidak bisa berbuat apa-apa karena keputusan ayahnya sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Layla akhirnya menikah, setelah menikah dan Felix tidur di kamar terpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tomat _ merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Tertabrak..
" Hati hati ya sayang.. Felix mama titip Layla ya.. " ucap Moana sembari mencium kening Layla. Felix tersenyum lalu mengangguk.
" Jaga istrimu Felix! kalau Layla sampai terluka Mommy salah kan kamu!! " ucap Flora tajam. " Sayang.. Felix bukan lagi anak kecil " ucap Clint sembari memegang pundak sang istri.
" Hati hati di jalan ya menantu Daddy " ucap Clint sembari memeluk erat Layla. " Iya Dad " ucap Layla sembari tersenyum.
" Baiklah, kami berangkat dulu Mom, Dad, Ma, Pa " ucap Felix dan Layla lalu masuk ke dalam mobil.
" Apakah pesawat sudah siap Kenzo? " tanya Felix sembari melihat jam tangannya. " Sudah tuan " jawab Kenzo lalu menyalakan mobilnya, dan Melajukan mobilnya.
*
Diperjalanan Layla hanya melihat ke arah luar jendela. " Layla? mau mampir beli kue? " tanya Felix sembari menatap Layla.
Layla menoleh, " Boleh? " tanya Layla. " Apa maksudmu? tentu saja boleh " ucap Felix sembari terkekeh gemas.
" Kenzo, berhenti di toko kue yang berada di pinggir jalan itu " ucap Felix menunjuk ke arah toko kue. Kenzo mengangguk lalu segera memarkirkan mobilnya di seberang jalan.
" Biar aku antar " ucap Felix hendak turun, " Tidak usah, biar aku sendiri " ucap Layla lalu turun dari mobil.
Felix mengangguk lalu ikut turun dan menunggu di dekat mobil. Layla melihat ke kanan dan ke kiri untuk menyeberang, Lalu setelah itu masuk ke dalam toko kue.
" Selamat datang kak, mau pesan kue jenis apa? " tanya Seorang karyawan dengan ramah di sana. Layla tersenyum lalu segera memilih kue kue yang menurut Layla enak.
" Ini kak, terima kasih telah berbelanja disini.. " ucap Karyawan itu sembari tersenyum ramah. Layla mengangguk lalu segera mengambil paper bag itu dan berjalan keluar.
Layla membuka pintu lalu melihat Felix yang menunggu di seberang jalan, Layla menunjukkan paper bag yang berada di tangannya kepada Felix.
Felix dari jauh tersenyum lalu mengangguk. Layla menyeberang tanpa Melihat ke kanan dan ke kiri.
BRUKK!!
Truk kendaraan melindas di tengah jalan, Dan saat itu juga Tubuh Layla terpental.
" LAYLA!!! " teriak Felix dengan keras lalu segera berlari menghampiri Layla. Kenzo segera turun dan menyusul Felix.
" L-Layla!! " Teriak Felix sembari memangku Layla yang sudah berlumuran darah. " F-Felix.. " gumam Layla.
" Layla bertahan lah!! " ucap Felix lalu menggendong Layla dan langsung membawanya masuk ke dalam mobil.
" Kenzo!! cepat!! " ucap Felix dengan panik, Kenzo mengangguk lalu segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
*
*
Sesampainya di rumah sakit terdekat, Felix segera turun sembari menggendong Layla yang sudah tak sadarkan diri.
" S-Selamatkan istri saya!! " teriak Felix, Para perawat dan para dokter dengan panik menghampiri Felix sambil membawa brangkar.
Felix segera menaruh Layla di brangkar dengan panik. Para perawat segera membawa masuk Layla ke ruang operasi.
" M-Maaf tuan sebaiknya anda menunggu disini " ucap Perawat itu lalu menutup pintunya dengan rapat.
Felix meneteskan Air matanya lalu duduk di kursi dengan frustasi. " Pasti nyonya akan selamat tuan.. " ucap Kenzo dengan khawatir.
Para penjaga Felix datang laku menjaga di pintu operasi. " Harusnya aku ikut mengantar Layla.. ini semua salahku.. " ucap Felix dengan sedu.
Bel yang berada di ruang operasi menyala dengan suara yang nyaring, Felix menatap ke arah Bel itu dengan gelisah.
" Perintahkan, Evan, Leo kemari " ucap Felix sembari menatap Kenzo, Kenzo yang di tatap segera mengambil ponselnya dan menjauh dari sana untuk menghubungi Leo, dan Evano.
" Felix!! Kenapa ini semua bisa terjadi?! " ucap Flora yang berlari menghampiri Felix dengan panik. " M-Maaf mom.. aku tidak bisa menjaga Layla.. " ucap Felix.
Flora menghampiri Felix lalu memeluknya erat. " Astaga Layla.. " tangis Moana pecah di depan ruang operasi.
Flora menatap ke arah besannya lalu menghampiri nya dan memeluknya, " Kita doakan semoga Layla selamat.. " ucap Flora sembari memeluk sang besan.
Clint menatap Felix lalu duduk di sampingnya, " Kita doakan saja semoga istrimu selamat " ucap Clint sembari menenangkan Felix.
*
*
4 Jam berlalu pintu ruangan operasi terbuka dan muncul seorang dokter di sana, " Keluarga pasien? " ucap Dokter itu sembari membuka maskernya.
" Saya, Saya suaminya! " ucap Felix segera bangkit dari duduknya lalu menghampiri sang dokter. " Nyonya Layla mengalami luka yang sangat parah.. akibat luka itu Nyonya mengalami koma. Dan jika Nyonya Layla bangun kemungkinan Nyonya akan mengalami lupa ingatan, Keluarga pasien boleh masuk. Kalau begitu saya permisi " ucap dokter itu lalu berjalan pergi.
Felix dengan tergesa masuk ke dalam ruang Operasi, Felix terdiam ketika melihat banyak alat yang dipasangkan ke tubuh Istrinya.
Felix menghampiri sang istri lalu memeluknya dengan erat. " Maaf aku tidak menjagamu.. Aku memang suami yang bodoh " ucap Felix.
Flora, Clint, Moana masuk ke dalam Ruang operasi untuk melihat keadaan Layla. Moana meneteskan air matanya lalu memeluk Layla dengan erat.
" Sayang.. bangun yuk, Jangan lama lama tidurnya.. " ucap Moana sembari menangis sesegukan.
Flora menghampiri sang besan lalu mengusap lembut pundak Moana. " Tenanglah Moana.. Kita doakan yang terbaik untuk Layla " ucap Flora menahan tangisnya.
" Permisi.. Saya izin memindahkan Nyonya Layla ke kamar " ucap ketiga perawat itu. Felix menatap ke arah perawat itu. " Pindahkan ke kamar VVIP " ucap Felix.
Perawat itu mengangguk lalu segera membawa brangkar dan alat alat yang menempel ke tubuh Layla untuk di pindahkan.
Setelah memindahkan Layla ke kamar baru, dan telah mengontrol semua alatnya Perawat itu permisi pergi dari sana.
*
" Felix.. Mommy dan Daddy pulang terlebih dahulu untuk berganti pakaian, Besan mau ikut pulang? " tanya Flora ke arah Moana.
Moana menggeleng, " Saya disini saja, menemani Layla.. " ucap Moana. " Tidak apa ma, mama pulang lah terlebih dahulu disini ada Felix " ucap Felix.
Moana mengangguk mengerti, " Ayo besan kita pulang bersama " ucap Flora.
Setelah mereka pulang Felix memegang lengan Layla dengan erat. " Beristirahat lah.. Jangan tidur lama lama ya sayang?.. " gumam Felix dengan sedu.
" Permisi Tuan, saya sangat sedih ketika mendengar keadaan Nyonya Layla " ucap Seorang wanita yang baru saja datang sambil membawa beberapa buah.
Felix menoleh ke arah sumber suara tersebut dan ternyata itu adalah Leasea. " Bagaimana kau tau? " ucap Felix tajam.
" Aku diberitahu oleh Tante Flora.. " ucap Leasea sembari menaruh sekotak buah di meja dekat sofa.
" Maaf aku hanya bisa membawakan sedikit buah, dan aku tidak bisa lama lama disini. Saya permisi " ucap Leasea lalu berjalan pergi.
Felix menatap kembali ke arah Layla dengan khawatir, " Aku selalu menunggumu.. " bisik Felix.
" Permisi tuan, Penjaga sudah ku perintah kan berjaga di luar " ucap Kenzo yang baru saja datang.
" Kenzo saya ada tugas untukmu.. " ucap Felix sembari menatap Kenzo.
*
*
*
Bersambung...