WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 17 - PELAMPIASAN
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
"Baiklah, saya rasa kita mulai saya Albert." kata Yoseph. Albert menghela nafas kasar sambil melihat kearah Sean yang mulai bosan akan situasi.
"Sean, kenalkan ini Om Yoseph, Tante Yolanda, dan gadis cantik disebelah mereka ini Vanda. Yoseph dan Daddy adalah teman satu SMA. Kita sudah bersahabat lama." ujar Albert.
Sean menganggukkan kepalanya mengerti sambil tersenyum tipis kearah teman Daddy-nya itu. "Selamat malam om, Tante dan Vanda. Saya Sean."
Vanda yang namnya disebut langsung tersenyum lebar sambil menunduk. Ia sangat malu, Sean menyebutkan namanya. Entah mengapa saat Sean menyebutkan namanya hatinya berdesir dan jantungnya berdetak kencang.
"Kau sangat tampan Sean, benar-benar berkharisma." ujar Yolanda tulus. Tak bisa dipungkiri bahwa tidak ada orang yang bisa menghindari pesona Sean. Pria tertampan di negaranya.
"Tentu saja Yolan, dia anakku." sahut Rinda dengan bangganya.
"Sean. Dad berencana akan menjodohkan-mu dengan Vanda. Dan Daddy harap kamu bisa menerima Vanda. Perlu diingatkan sekali lagi bahwa ini bukan pernikahan politik. Tapi ini janji dad dan om Yoseph yang berencana menjodohkan anak kita ketika mereka besar nanti." ujarnya.
Sean termenung. Apa katanya barusan? dijodohkan? hahahaha, yang benar saja. Jika dijodohkan dengan gadis manis, polos, dan tulus, maka dengan senang hati ia akan menerimanya. Tapi dengan wanita manja seperti Vanda, Sean sungguh tak sudi menyentuhnya.
"Maaf dad, aku tak bisa." jawab Sean yang berdiri meninggalkan mereka yang sangat kecewa dengan jawaban Sean.
Baru 2 langkah Sean pergi, tiba-tiba suara ibunya menginterupsinya. "Maaf sayang tidak bisa, kalian sudah kami tunangkan sejak dulu. Mau tidak mau kalian akan menikah 1 Minggu lagi."
Vanda yang mulanya cemberut kita langsung sumringah setelah mendengar itu dari calon mertuanya. "Terserah." jawab Sean acuh setelah itu pergi meninggalkan mereka.
"Kau tenang saja, kalian akan menikah dalam sebulan ini." ujar Rinda dengan senyum simpulnya.
"Terima kasih mom, aku mengandalkan-mu." jawab Vanya sambil tersenyum licik.
---------------------------------------------
Sean menggenggam erat setir mobilnya, hingga membuat kuku-kukunya putih. Berkali-kali ia menghela nafas panjang. "Sial*n!!" teriaknya lantang didalam mobil.
Ia kesal, ia benci, ia muak dengan drama keluarganya selama ini. "Tau begini mending gak usah sok-sokan ngangkat gue jadi anaknya." batinnya.
Sean butuh pelampiasan, ia butuh hiburan. Ia ingin menyalurkan hasratnya. Mau pergi ke club? Tapi yang ada disana hanyalah bau rokok, alkohol, dan juga para jal*ng yang membuatnya jijik.
Tapi bagaimana ia butuh sesuatu untuk mengembalikan mood yang yang benar-benar rusak.
Ah....jal*ng ya? Berbicara jal*ng Sean jadi ingat bahwa ia memiliki boneka hidup yang bisa ia mainkan. Dengan cepat ia meraih telfon-nya dan mendial tangan kanannya, Alden.
"Halo, biarkan wanita itu menemaniku malam ini. Jika ia tak mau ancam dia. Kau jemputlah dia kerumahnya, bawa dia ke mansion pribadiku. Dia harus sampai sebelum aku sampai rumah. Suruh maid menyiapkan pakaian untuknya. Kau mengerti maksudku kan Alden?"
"Baik tuan, saya mengerti. Segera saya akan ke rumah nona Tasya."
Tut....Tut...
Sean mematikan telponnya dan wajah tampannya kini menampilkan senyum devil. Baiklah malam ini mungkin Sean akan bersenang-senang.
---------------------------------------------
Setelah 37 menit perjalanan akhirnya Sean sampai di mansion mewahnya. Dengan senyum yang dari tadi hinggap diwajahnya. Sean berjalan memasuki mansionnya, ia tak memperdulikan salam hormat dari beberapa maidnya.
Saat sudah sampai di depan pintu kamarnya, ada Alden yang berdiri didepannya. "Nona sudah ada didalam tuan."
Sean melebarkan senyumnya. "Kerja bagus Alden, sekarang pulanglah dan beristirahatlah."
Alden mengangguk singkat dan mengucapkan terima kasih lalu segera pergi meninggalkan tuannya yang masih mematung didepan pintu kamarnya.
Tak lama setelah itu Sean membuka pintu kamarnya. Terlihat seorang wanita yang cantik dengan kulit seputih susu yang menggunakan pakaian yang sangat minim.
Tasya sangat terlihat menggoda menggunakan pakaian linger*e nya yang berwarna hitam itu.
Sejenak Sean merasakan jantungnya yang berdetak dengan gilannya. Mata elangnya tak henti-hentinya memandang tubuh Tasya yang hanya memakai pakaian yang 'sangat tipis itu."
"Ap..apa yang tuan...hiks..inginkan?" tanya Tasya takut.
Sean berjalan mendekat kearah Tasya, hingga kepala Tasya bertubrukan dengan dada bidang milik Sean. "Puaskan aku, jika tidak kau akan tau akibatnya."
Sean menarik dagu Tasya hingga pandangan mereka bertemu. Lalu secepat kilat Sean menempelkan bibir mereka, awalnya hanya bersentuhan, kini Sean mulai menggerakkan bibirnya. Tasya pun hanya diam tak berani melawan Sean.
Tasya takut sangat takut, entah mengapa Sean melakukan semua ini padanya. Apa Tasya ada salah pada Sean?
Lamunan Tasya buyar ketika tubuh indahnya diangkat oleh Sean dan dijatuhkan diatas ranjang. Sean sudah berada diatas tubuh Tasya.
Mereka berdua saling menghangatkan satu sama lain. Sean sangat menikmatinya. Ingat hanya Sean, sedangkan Tasya terus menerus menangis.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.