TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

Setelah video pembunuhan bayi Sofia dan kekejaman keluarga Nadine dan Alexander tersebar di dunia Maya. Membuat Sofia, keluarga Nadine dan keluarga Alexander menjadi buah bibir semua orang.

Saham perusahaan mereka juga semakin merosot karena berita menghebohkan itu. Orang-orang kini tidak hanya mencibir Sofia tapi mereka juga mencibir Alexander. Bahkan orang-orang merasa heran dengan Alexander yang membuang wanita secantik Nadine hanya untuk wanita sekelas Sofia.

"Arghghhhh, siapa yang udah nyebarin semua ini." Alexander murka, kini nama baiknya dan keluarganya hancur. Bahkan dia tidak berani keluar rumah karena ada sangat banyak wartawan baik di rumah mereka maupun di depan perusahaan mereka. Belum lagi, dia selalu di ejek oleh banyak orang. Alexander tidak terima dengan semua ejekan itu.

"Ini semua karena istri tercinta kamu itu, andai saja dulu kamu tidak menikahi wanita sialan itu. Keluarga kita tidak akan di permainkan seperti ini." Cibir ibu Widya.

"Bukannya dulu mama juga dukung aku sama Sofia ya, bahkan di saat dulu papa mau jodohin aku sama anak teman bisnisnya mama yang bantuin aku bujuk papa biar batalin rencana papa dan restuin aku sama Sofia." Tukas Alexander, dia jengkel dengan ibunya ini. Padahal dulu dia sangat mendukung dirinya dan Sofia kenapa sekarang justru ibunya ini melimpahkan semua kesalahan padanya saja.

"itu adalah salah satu kesalahan terbesar mama, merestui kamu dengan wanita seperti Sofia itu. Andai saja dulu mama tau kebusukan dia, nggak akan mama restui kamu sama wanita murahan itu. Nggak sudi mama punya mantu perempuan yang hobi obral tubuhnya kesemua orang seperti itu. Kamu juga, bukannya kamu udah kenal Sofia dari lama. kenapa bisa kamu tidak tau kelakuan menjijikan istri kamu itu, dan lagi mama nggak pernah nyangka Sofia sejahat itu. Bahkan anak kandungnya sendiri dia bunuh, mama jadi berpikir mungkin istri kamu itu juga punya gangguan mental makanya anak kandungnya sendiri sanggup dia lenyapkan. Sekarang tugas kamu, ceraikan wanita itu Alexander. Mama nggak sudi kalau dia masih jadi mantu mama. Jangan jadi bodoh hanya karena cinta, kamu kayak cowok yang udah kena pelet tau nggak. Padahal kamu udah tau kelakuan istri kamu yang kayak gitu masih aja di baiki. Masih aja di belain dan yang bikin mama heran kamu sampe sekarang belum juga cerai sama dia. Sebal mama mikirin kelakuan bodoh kamu itu."cecar Ibu Widya memandang nyalang Alexander. Ibu Widya amat kesal dengan kelakuan bodoh anaknya itu, rasanya dia di buat gondok dengan kebodohan Alexander yang sudah di atas rata-rata.

"Sofia juga lagi terpuruk saat ini ma, kasian kalau aku juga..

"Apa kamu bilang? terpuruk? bodoh kamu Alex, ini semua juga karena kelakuan menjijikan yang sudah dia lakukan. Mama heran bagaimana bisa kamu masih maafin dia setelah semua yang udah dia lakuin sama kamu dan keluarga kita. Kayaknya benar ini, kamu udah kena pelet perempuan itu." Potong ibu Widya memandang murka Alexander. Sepertinya dia harus merukia anaknya ini agar sadar. Ibu Widya ingin sekali membenturkan kepala Alexander agar sadar dari semua kebodohannya itu.

"ma jangan tuduh macam-macam sama Sofia, dia bukan perempuan kayak gitu."

"TERUS PEREMPUAN KAYAK GIMANA DIA ALEXANDER? PEREMPUAN YANG HOBI MENGOBRAL TUBUHNYA SENDIRI? BAGI MAMA ISTRI KAMU ITU TIDAK LEBIH DARI PEREMPUAN MURAHAN YANG TIDAK BISA LEPAS DARI BELAIAN LAKI-LAKI." Murka ibu Widya.

"Ma..

Plak

"diam kamu, karena perempuan nggak benar itu kamu melawan ibu kandung kamu sendiri. Sudah jelas-jelas perempuan itu bukan perempuan baik-baik masih aja kamu bela terus. Sudah gila kamu Alex, kamu semakin bodoh saja hanya karena cinta buta kamu itu." Hardik ibu Widya, dengan perasaan marah yang begitu besar ibu Widya pergi meninggalkan Alexander. Berdebat dengan Alexander ini bisa-bisa membuat dia struk. Jadi untuk kesehatan jantungnya lebih baik dia pergi saja, daripada stres memikirkan anak bodohnya itu.

Alexander memandang sendu punggung ibunya, sebenarnya dia juga ingin menceraikan Sofia. Hanya saja dia masih menunggu waktu yang tepat, Alexander juga sakit sudah di bohongi bertahun-tahun oleh Sofia. Tapi dia tidak sejahat itu meninggalkan Sofia begitu saja di tengah keterpurukan wanita itu. Alexander seakan lupa dengan perbuatan jahatnya pada Nadine dan kedua anak kandungnya. Sepertinya cinta memang sudah membutakan akal sehat Alexander.

°°°°°°°

Di sisi lain, mama Karen juga tengah mengamuk di rumahnya. Dia tidak terima dengan semua hujatan yang di layangkan untuknya. Media sosialnya kini penuh dengan ujaran kebencian orang-orang atas kejahatannya pada Nadine dulu.

Prangg

"arghhh"

Prangg

"Ini semua gara-gara kamu Nadine."

prang

"andai saja kamu tidak pernah lahir, saya tidak akan terus mengalami kesialan seperti ini.

Bruk

Karen terduduk di lantai, menangis bahkan berteriak seperti wanita gila. Kamar Karen bahkan sudah tidak berbentuk lagi, kaca meja riasnya pecah. Semua alat make-upnya berhamburan di lantai. Bahkan beberapa vas bunga dan gelas air minum juga pecah dan berserakan di lantai. Kamar itu seperti habis terkena angin topan saja.

"Astaga mama." Michael kaget saat melihat kondisi kamarnya yang berantakan tapi yang menjadi fokus utamanya adalah kondisi istrinya. Tangan istrinya terluka, rambut yang acak-acakan, pipi memar dan sudut bibir yang terluka. Apa yang terjadi dengan istrinya itu, siapa yang sudah melakukan kekerasan padanya.

Michael segera menghampiri Karen, dengan lembut di usapnya bahu istrinya itu.

"ma, kenapa mama kayak gini? siapa yang udah lakuin ini sama Mama?" Tanya Michael, hatinya sakit melihat kondisi istri yang amat di cintainya ini.

"Hiks hiks tadi pagi mama keluar buat joging dekat komplek. Terus ada banyak ibu-ibu yang nyerang mama karena video keluarga kita yang tersebar itu. Ini semua salah Nadine, karena anak itu semua orang menyalahkan mama.hiks" Ujar Karen menggebu-gebu.

"Ma, sampai kapan mama akan terus salahin Nadine untuk sesuatu yang tidak pernah dia lakukan!" Michael benar-benar merasa jenuh dengan kelakuan istrinya ini. Sudah bertahun-tahun tapi dia tidak berubah juga, masih saja menyalahkan Nadine atas apa yang tidak putrinya itu lakukan.

"Kita ke psikiater aja ya, mungkin dengan gitu mama..

"Papa mau bilang mama gila? iya?" bentak Karen sambil melempar Michael dengan beberapa barang yang ada di dekatnya.

Inilah yang membuat Michael kesal, istrinya ini tidak pernah mau di ajak untuk periksa padahal sudah jelas-jelas ada gangguan pada mentalnya. Michael ingin istrinya ini sedikit berubah, ia ingin istrinya ini memiliki sedikit penyesalan atas semua yang sudah dia lakukan pada putri semata wayang mereka. Tapi sepertinya itu sulit, karena Karen adalah wanita yang amat keras kepala.

Bersambung