PRIA DINGIN UNTUK ECA

Setelah diusir halus oleh mantan kekasih dan calon istri nya, Eldhin sekarang menghampiri security untuk mengobrol santai.

Sampai disana, Eldhin menawarkan rokok sebagai tanda pertemanan, security yang peka menerima tawaran baik itu, sampai akhirnya beliau membalas menawarkan seduhan kopi dari pos penjaga.

Barulah disitu mereka mengobrol basa-basi tentang perusahaan yang di naungi, termasuk CEO wanita muda yang meneruskan usaha dari orang tua nya tersebut.

"Saya sudah mengabdi disini hampir 8 tahun mas" Kata Satpam yang bernama Mansyur— pria paruh baya berusia empat puluh tahunan

"Lama juga ya" Kata Eldhin tanpa ekspresi apa-apa, dia masih sulit untuk berhadapan dengan orang yang baru dikenal, dia rupanya ingin belajar berkomunikasi dengan lawan bicara. Kebiasaan nya yang kikuk membuat dia pasif bicara.

"Dulu saya sempat syok, tentang meninggal nya Pak Roby, beliau itu direktur utama perusahaan ini, sebelum akhirnya pindah tangan ke anak nya." Kata Pak Mansyur

"Eca?" Kata Eldhin singkat.

"Iya, Eca dulu kesulitan untuk mengembangkan perusahaan, kalau tidak kita-kita yang membantu, perusahaan akan bangkrut, sampai kemarin data perusahaan kena hack hingga rugi besar, beruntung ada orang baik yang menolong, Eca sempat down lagi kemarin, tapi berkat orang itu dia bangkit lagi"

"Kalau tidak ada orang itu, pasti saya tidak akan kerja disini lagi, saya bingung nyari kerja dimana, cari kerja susah mas" Kata Satpam itu panjang lebar. Beliau tidak tau orang yang di maksud sekarang ada disamping dirinya.

Sampai akhirnya mereka mengobrol tentang hal lain yang seputar jalan raya dan sekitarnya.

Balik lagi ke arah Eca. ada kekurangan dan kelebihan yang di miliki oleh Aulia

Kekurangan nya dia tanpa membawa Indentitas seperti KTP, selembar daftar riwayat hidup, dan ijazah pendidikan akhir, sampai buat dia bingung untuk mencari informasi tentang latar belakang orang yang di bawa oleh Eldhin.

Tapi untuk kelebihan, dia jago berbahasa inggris saat Eca mengetes dia bahasa inggris, karena perusahaan Eca sering kedatangan pengusaha luar negeri untuk kerja sama.

Bahkan speaking public bahasa Indonesia nya pun lancar, tidak ada celah untuk medok sedikit pun.

"Perihal berkas lamaran kerja termasuk ijazah saya hilang saat rumah saya kebakaran, mohon maaf bu" Kata Aulia.

"Hmm... Oh iya kamu ada anak kan? Kemana anak mu?" Tanya Eca dengan tatapan tegas.

"Saya tinggal di kos dekat kantor Bu" Jawab Aulia dengan sopan.

Eca menoleh singkat, lalu merobek kertas dan menyerahkan kertas itu bersama pulpen yang dia bawa.

"Catat nomor ponsel kamu, biar nanti saya hubungi kamu lewat wa" Kata Eca.

"Punten Bu, saya tidak punya apa-apa termasuk ponsel Bu" Kata Aulia.

Eca kembali menoleh, lalu dia bangkit dari tempat duduk "Sebentar" Katanya.

"Baik" Jawab Aulia dengan senyuman.

Eca pergi ke luar kantor, tujuan nya ingin menghampiri Eldhin, disaat sudah di belakang punggung, dia bersembunyi untuk menguping pembicaraan tentang nya.

"Eca dulu ada suami, mantan suaminya meninggal karena bunuh diri, Bu Eca itu dijodohkan paksa oleh kedua orang tuanya karena ayah nya Eca merasa kasihan kepada hidup nya Niko, pasca kecelakaan mobil yang melibatkan kematian kedua orang tua Niko"

"Niko itu mantan suami Eca ya?" Tanya Eldhin penasaran.

"Iya betul mas" Jawab Pak Mansyur.

"Dengan dorongan dari pihak keluarga, menjadikan Eca wanita karir yang menurut saya itu keren sih, banyak pria yang ingin menikahi nya, tapi Eca menolak karena tidak ada yang mampu menembus masuk lebih dalam ke hati Eca" Sambung Pak Mansyur.

"Oh gitu, oke makasih ya pak" Jawab singkat Eldhin. Dia bangkit dan balik badan melihat ada Eca yang sedang melotot tajam.

Tanpa berlama-lama, Eca membawa Eldhin untuk masuk ke dalam kantornya.

"Aduh mampus bakal sewot nih ibu Bos" Keluh dalam hati satpam itu.

Sampai kembali di dalam Eca tidak memperdulikan obrolan dari Eldhin bersama Pak Mansyur barusan, yang dia prioritaskan adalah kontak dari Aulia.

"Gimana saya hubungi dia kalau tidak membawa apa-apa, kamu ini gimana sih mas!" Omel Eca, Sewot sekali rasanya dengan Eldhin.

"Gampang diatur, lagi pula saya tahu tempat kos nya" Jawab Eldhin dengan tatapan datar.

"Yaudah sana antar dia pulang, nanti saya bakal panggil dia lewat kamu kalau saya benar-benar membutuhkan sekertaris" Kata Eca dengan nada tegas.

**

Hari perhari sudah dilalui, bulan perbulan sudah di lalui, Aulia sudah ditetapkan sebagai sekretaris Eca yang akan membantu dirinya ngurus perusahaan menggantikan Fatimah.

Fatimah sendiri diturunkan jabatan nya sebagai staff, karena dia selalu blunder mengolah data dari Eca.

Tepatnya hari ini.

Eca akan mengadakan acara pernikahan kedua kalinya, untuk Eldhin sendiri ini ini first wedding nya.

Kini mereka duduk saling bersebelahan dengan kain putih diatas kepala mereka, Pakaian putih yang serasi juga melengkapi Ijab Kabul nya.

Setelah membaca doa pembuka dan gladi ijab kabul, penghulu itu langsung menanyakan kesiapan kepada Eldhin.

"Apakah saudara Eldhin sudah siap untuk ucapan ijab kabul ini?" Tanyanya.

Eldhin mengangguk kepala, beri tanda dia sudah siap. Sedangkan Eca entah antara senang atau sedih dia hanya tersenyum.

"Mas Niko maaf" Kata dalam hati Eca yang kini sedang menjerit. Menyebut nama suami nya yang telah tiada.

Lanjut ke penghulu yang sedang mengawali akad nikah dengan khutbah singkat nya, lalu beliau mengulurkan tangan ke arah Eldhin, Eldhin menjawab uluran tangan tersebut.

"Bismillahirrahmanirrahim, wahai Muhammad Eldhin Ramadhan bin Syarif Hidayatullah, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, dengan tunangan engkau Eca Permatasari binti almarhumah Susilowati, yang telah mewakilkan walinya kepada saya. Dengan engkau membayar uang mas kawin sebanyak dua juta rupiahnya, dan perhiasan emas lima gram dibayar tunai" Kata Penghulu sambil memberi gertakan tangan untuk Eldhin jawab.

"Saya terima nikah dan kawinnya Eca Permatasari binti almarhumah Susilowati untuk diri saya, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Dengan satu tarikan nafas Eldhin mampu mengucapkan Ijab Kabul nya.

"Gimana para saksi?" Tanya penghulu.

"SAH!!"

"SAH!!"

"Alhamdulillah"

Setelah ijab kabul, Eca mencium punggung pergelangan tangan suami nya dengan durasi cukup lama, dan Eldhin mengelus kepala belakang Eca dengan kasih sayang, dilanjut oleh Eldhin mencium kening istrinya. lalu bergumam memberi doa sumpah hidup semati untuk menjaga Eca.

Selanjutnya mereka di arahkan untuk menanda tangani buku nikah, dilanjut sesi foto bersama sambil mengangkat buku nikah bersama cincin di jari manis mereka.

"Senyum.... satu... Dua..."

CEKRIK!!"

Tamu undangan sudah mulai bermunculan, banyak dari kolega bisnis CEO muda itu memberi selamat kepada Eca, Eldhin juga dari berbagai teman youtuber nya tak kalah meriahnya. mereka datang dan memberi selamat.

Tak lama lama pelepasan burung merpati putih untuk Eldhin sebagai tanda melepas masa lajang telah di lakukan, lalu pelemparan boneka untuk para tamu undangan, dan juga sesi joget bersama di atas panggung.

Pesta yang di usung sangat meriah. dekorasi serta makanan nya pun terlihat mewah. Hingga acara pernikahan itu pun tersudahi ketika hari sudah mulai petang.

Eldhin menghela nafas berat karena kesana kesini menjamu tamu yang datang, begitu juga dengan Eca yang sibuk memuaskan hasrat tamu yang sebagian besar adalah teman sekolah bahkan teman kerja nya.