Selena diusir dari rumah karena dia lebih memilih menjadi penulis novel online daripada mengurus perusahaan keluarganya. Kedua orang tuanya tidak setuju dia menulis novel karena hampir seluruh novel yang dia tulis adalah novel dewasa.
Dia kira hidupnya akan tenang setelah menyewa apartemen sendiri tapi ternyata tidak. Dia justru diganggu oleh komentar negatif secara terus menerus. Merasa jengkel, Selena melacak keberadaan pemilik komentar negatif itu dan ternyata berada di sebuah perusahaan film.
Selena berpura-pura menjadi cleaning service dan bekerja di perusahaan itu. Dia curiga pada Regan, CEO di perusahaan itu. Berniat mengganggu Regan tapi dia justru yang merasa kesal dengan tingkah Regan yang sangat menyebalkan.
Apakah memang Regan yang menulis komentar negatif di novel Selena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
"Bagus juga pilihannya si duda." Selena tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun sifon berwarna peach dengan panjang di bawah lutut itu sangat pas di tubuhnya.
"Kainnya bagus dan jatuh dengan sempurna. Pasti sangat mahal. Benar-benar sugar daddy." Selena tersenyum kecil. Dia mulai memoles wajahnya dengan make up. Tentu saja dia sudah sangat handal dalam merias wajahnya.
Kemudian dia mengambil jepit rambut bentuk pita dan mengikat sedikit rambutnya di samping. "Sempurna. Malam ini aku akan bertemu dengan idolaku, jadi harus terlihat cantik." Selena menyemprot minyak wangi di tubuhnya. Setelah itu, dia memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam tas lalu berjalan menuju pintu keluar dengan memakai sepatu heels yang serasi dengan gaunnya.
Baru saja Selena membuka pintu, Regan sudah menunggunya. Selena tersenyum kaku dan mengalihkan pandangannya. Semakin si duda perhatian, rasanya semakin mengerikan.
Regan terdiam beberapa saat melihat penampilan Selena. Kedua matanya terus menatap Selena tak berkedip. Hingga akhirnya dia tersadar dan memasang wajah dinginnya. "Lama sekali. Aku sudah menunggu kamu di bawah tapi tidak muncul-muncul."
"Pak Regan saja yang terlalu terburu-buru." Selena berjalan mendahului Regan menuju lift.
Regan mengikuti langkah Selena dan masuk ke dalam lift. Mereka segera turun ke lantai dasar. "Setelah sampai di sana, terserah kamu mau apa karena aku akan berbicara dengan tamu penting lainnya dan kamu jangan mengganggu. Aku tidak mau mereka mengira kalau aku sudah punya pasangan."
Selena hanya mencibir sambil membuang mukanya. Lagian siapa yang mau digosipkan dengan duda. Terlalu percaya diri sekali. Anak kedua dari Tuan Shaka dan putri satu-satunya, jelas bisa mendapatkan pria yang lebih-lebih dari si duda.
"Aku mengajak kamu, agar kamu tahu bagaimana rasanya gala premiere itu, setidaknya agar kamu mempunyai motivasi menulis ke depannya," lanjut Regan.
"Dan bisa menerima tawaran kerjasama. Iya kan?" potong Selena.
"Iya." Regan memasukkan kedua tangannya di saku dan berjalan menuju tempat parkir dimana mobilnya berada.
Sedangkan Selena masih saja mendumel sambil mengikuti langkah Regan jauh di belakangnya.
Regan menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara motor yang melaju kencang. Dia memutar tubuhnya dan melihat Selena yang berjalan sambil melamun.
"Selena!" Regan segera berlari dan menarik tubuh Selena ke dalam pelukannya untuk menghindarinya laju motor itu. Untunglah belum terlambat.
Pengendara motor itu melaju kencang tanpa menoleh sedikitpun.
Selena sangat terkejut. Dia mengusap dadanya yang berdetak sangat kencang. "Terima kasih."
"Hati-hati. Kalau berjalan jangan melamun." Perlahan Regan melepas pelukannya. Dia menatap Selena yang masih tegang.
"Iya, aku juga tidak menyangka. Sepertinya motor itu sengaja akan menabrakku."
Regan menggandeng tangan Selena agar tetap berada di sampingnya. "Aku akan meminta keamanan di apartemen ini diperketat lagi."
Selena hanya terdiam. Benarkah nyawanya sekarang terancam. Apa yang membuat peneror itu ingin sekali melukainya?
Regan membuka pintu mobilnya untuk Selena. "Ada air mineral, kamu minum biar lebih tenang." Regan mengambil air mineral di belakang lalu membuka penutup sealnya dan dia berikan pada Selena.
Selena hanya menganggukkan kepalanya dan segera meminum air mineral itu.
Regan segera masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi. Setelah memasang sabuk pengaman, dia melajukan mobilnya meninggalkan tempat parkir apartemen. Sesekali dia melirik Selena yang hanya terdiam sambil melamun. Pasti dia sangat ketakutan. Sebenarnya siapa peneror itu?
Selena menatap jalanan yang mereka lalui. Ya, dia memang sangat ketakutan. Apa aku bilang sama Papa saja agar peneror itu tertangkap. Tapi kalau aku lapor sama Papa, aku akan benar-benar disuruh berhenti menulis.
"Aku bingung!" Selena tiba-tiba berteriak yang membuat Regan terkejut.
"Ada apa?" tanya Regan.
Selena menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa." Dia mengalihkan pikirannya dengan melihat ponsel. Hingga akhirnya mobil itu berhenti di depan bioskop mewah tempat pemutar film perdana di acara gala premiere.
Mata Selena berbinar menatap karpet yang tergelar menuju pintu masuk bioskop itu. Beberapa awak media juga telah memenuhi di sisi kanan serta kiri.
Saat Regan turun dari mobil, seluruh kamera menyorotnya dan beberapa wartawan mendekat melontarkan berbagai pertanyaan terkait film perdana yang ditayangkan.
Selena turun dari mobil itu dan hanya berdiri di belakang Regan. Wah, kalau novelku berhasil dijadikan film, apa aku juga akan diwawancarai seperti itu?
"Pak Regan sekarang datang dengan pasangan?"
Regan menoleh Selena yang bediri di belakangnya. Dia tersenyum kecil. "Bukan, dia fans pemain di film ini."
"Maaf, kami kira pasangan Anda. Sudah 8 tahun menduda apa tidak ada rencana untuk menikah lagi?"
Regan menggelengkan kepalanya. "Untuk saat ini masih belum ada rencana. Permisi, pemutaran film akan segera dimulai." Regan berjalan masuk ke dalam bioskop.
Selena menatap kesal punggung yang ada di depannya. Awalnya aku bangga lihat kesuksesannya, tapi sekarang sudah gak respect lagi.
Selena mempercepat langkah kakinya dan mendahului Regan. Dia menunjukkan undangannya di pintu masuk lalu berjalan masuk tanpa menunggu Regan lagi.
Dia duduk di kursi VIP dan sangat dekat dengan para pemain. Dia mengambil ponselnya dan mengambil beberapa foto sambil tersenyum.
"Mau foto dengan mereka?" tanya Regan yang kini sudah duduk di sampingnya.
Selena terkejut dan memasukkan ponselnya. "Tidak! Norak sekali."
Regan hanya tertawa.
"Pak Regan, Nyonya datang," bisik Ivan.
Regan menoleh ke sisi kanan dan melihat mamanya yang datang bersama seorang wanita lalu duduk di sebelahnya.
"Mama tumben sekali datang," kata Regan.
Selena hanya melihat sekilas mamanya Regan dan juga wanita yang ada di sebelah mamanya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya berpura-pura melihat ke arah lain sambil menguping.
"Regan, kemarin lusa kamu menyuruh Ivan datang ke restoran menggantikan kamu kencan buta. Nadia, wanita yang pantas untuk kamu. Dia juga sudah dewasa dan wanita karir. Dia pasti sangat cocok dengan kamu."
Regan tersenyum kecil mendengar perkataan mamanya yang selalu saja membahas tentang perjodohan "Berapa kali aku bilang, aku tidak mau menikah lagi apalagi dengan wanita pilihan Mama."
"Regan, mau sampai kapan kamu hidup sendirian. Apa kamu tidak mau hidup bahagia bersama istri dan anak kamu. Siapa yang akan mewarisi perusahaan nanti jika kamu terus menduda seperti ini." Bu Rosa berpindah tempat duduk dan menyuruh Nadia agar duduk di sebelah Regan.
"Kak Regan," kata Nadia. Dia tersenyum menatap Regan. "Bukan Tante Rosa yang memilihku tapi aku yang memilih Kak Regan."
Mendengar hal itu, Selena hampir tak bisa menahan tawanya. Dia menutup bibirnya dengan tangan agar suara tawanya tak terdengar.
Regan menoleh Selena yang bahunya bergetar. Dia tersenyum kecil lalu menarik satu tangan Selena dan menggenggamnya. "Baik, aku juga sudah menentukan pilihan. Wanita ini pilihanku."
adududu sepeda baru....
waduh....ada yang cemburu....
wkwkwkwkwkwk....
mantap... Selena diperebutkan kakak beradik.... ahay.
gimana ya besok reaksi Selena ketika dia tau.... nggak sabar nungguin besok....