Mantan Agen Rahasia Vs Mantan Mafia

Jambi, 6 Desember 2024

Hades menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan Olin yang tampak kaget sekaligus bingung memegang map tersebut.

"Itu adalah informasi orang-orang yang diminta Harry padaku untuk diselidiki, dan dari sinilah aku tahu jika Hiro adalah putramu, Baby! Aku bahagia karena Harry sudah berteman dengan calon saudaranya dan aku ingin memperkenalkan dirimu secara resmi pada Harry serta mengumumkan hubungan kita," jawab Hades dengan tatapan yang dalam dan penuh makna.

"Apa???" pekik Olin secara reflek dan menutup mulutnya dengan tangan karena merasa terlalu berisik.

Hades mengubah duduknya bersandar di kepala ranjang dengan membuang kasar napasnya. Dirinya menyesal membuat Olin kaget dengan kenyataan itu, padahal jika saja ia tahu apa isi kepala Olin sudah pasti ia akan muntah darah.

Olin kaget bukan karena pria itu tahu hubungannya dengan sang anak atau orang-orang yang ingin mencelakai anaknya, tetapi ia kaget dengan perkataan Hades yang ingin memperkenalkan dirinya secara resmi pada Harry yang baru beberapa minggu ini dekat dengan nya layaknya seorang anak.

"Oh my god! Apa yang harus gue lakuin sekarang? Tuh Duda layaknya serius banget mau ngenalin gue sama Harry dan Hiro secara resmi? Berarti hubungan ini bakalan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi dong? Tapi kan kita baru aja kenal? Eh, baru kenal aja udah main di kamar!" batin Olin sambil menggigit bibirnya karena gugup dan cemas secara bersamaan.

"Jangan gigit bibir mu seperti itu, Baby! Biarkan itu jadi tugasku menggigit bibirmu," ucap Hades yang terdengar mesum ditelinga Olin.

"Ck, itu memang maunya kamu!" decak Olin mendelik kesal.

Hades terkekeh dan meraih tubuh Olin dalam pelukannya sehingga pipi Olin menempel pada kulit dada Hades yang hangat. Tangan Olin juga menyentuh dada keras tersebut dan mengusap lembut perut rata Hades yang kotak-kotak. Jemari Olin yang nakal mengusap dada dan perut Hades membuat darah pria itu panas dan terbakar. Sentuhan tersebut membuatnya seperti terkena aliran listrik ribuan volt yang langsung mengalir ke otak.

"Sayang," ucap Hades dengan suara berat dan serak.

Olin mendongak sehingga mata keduanya saling bertatapan. Ada kabut hasrat yang besar di mata Hades yang mana terlihat jelas dimata Olin. Olin bukannya anak kemaren sore yang tidak tahu apa arti tatapan tersebut. Salahkan saja tangannya yang nakal dan gampang tergoda dengan perut seksi seperti milik Hades.

Tanpa satu katapun yang keluar dari mulut keduanya, dua benda kenyal pun beradu dengan begitu lembut, penuh cinta, rasa sayang dan nyaman. Hades menekan tengkuk Olin guna memperdalam ciumannya, ia menggigit kecil bibir bawah Olin sehingga Olin membuka mulutnya. Hades memasukkan lidahnya dan memakan habis isi mulut Olin dengan tangan yang menganggur mulai menelusup ke dalam blouse, mengusap punggung mulus Olin, yang mana sentuhan telapak tangannya itu semakin membuat tubuh Olin menegang dan panas.

Ciuman itupun merambat turun ke leher dan Hades kembali mengendus-endus leher putih Olin, bahkan menjilatnya seperti es krim sehingga membuat Olin semakin terbakar gairah.

"Aahhhh," suara merdu itupun lolos keluar dari bibir mungil Olin yang mana membuat Hades semakin bersemangat bertindak lebih jauh karena mengerti jika itu adalah titik sensitif bagi Olin untuk menaikkan gairah wanitanya.

Elusan yang awalnya di punggung merambat naik keatas dan dengan sebelah tangan membuka pengait melon kembar milik Olin.

"Aaahhh, Hades!" de sah Olin saat tangan besar Hades menyentuh melon kembarnya dari depan.

"Besar, Baby! Tanganku tidak mampu menangkupnya, dan aku suka yang seperti ini!" bisik Hades dengan berat karena gairahnya juga sudah terbakar.

Muka Olin memerah mendengar bisikan vulgar Hades. Hades menaikkan blouse Olin keatas hingga lolos dari kepalanya. Ia juga melepaskan langsung penutup melon kembar sehingga matanya menatap bagian atas tubuh Olin dengan mata berbinar penuh kagum.

"Jangan dilihat seperti itu!" cicit Olin menutup kedua melonnya dengan tangannya.

"No, Baby! Jangan tutupi karena ini sangat cantik dan indah!" ucap Hades dengan menjauhkan tangan Olin dari dadanya sehingga matanya pun dengan bebas melihat pemandangan yang begitu indah itu.

Mata mereka beradu dengan berbagai macam ungkapan perasaan keduanya yang seakan-akan mereka berbicara melalui isyarat mata.

"Aku menginginkan mu, Baby. Bolehkah aku mengambilnya?" ucap Hades meminta izin.

Olin mengangguk pelan dan membuat senyuman Bule duda itu mengembang sempurna.

"Mulai detik ini kau akan menjadi milikku selamanya, Baby!" ucapnya lagi dengan menatap dalam Olin seraya mendekatkan kembali bibirnya dengan melu mat lembut bibir tipis Olin.

Olin memejamkan matanya, menikmati sentuhan Hades pada bibirnya yang mulai terasa kebas. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi semakin dalam dan menuntut. Olin membalas serangan Hades sehingga keduanya saling bahu membahu memberikan kenikmatan pada pasangan masing-masing.

Pagi yang baru menunjukkan pukul sembilan berubah menjadi panas didalam kamar tersebut. Kedua anak manusia yang sudah terbakar api gairah saling memuaskan sehingga terdengar pekikan, jeritan, desa han, rinti han, lengu han Olin mendominasi kamar tersebut.

Tidak hanya itu saja, gera man Hades juga terdengar beriringan dengan desa han Olin saat pria itu dengan liar memacu tubuh Olin sehingga lagi-lagi pekikan Olin terdengar bersahutan.

"Hades! Aku sudah tidak kuat!!!" jerit Olin saat Hades semakin brutal menghentakkan tubuhnya dengan posisi doggy style.

"Tahan sebentar, Baby! Aku sebentar lagi sampai!" balas Hades dengan gerakan sambil bergerak lebih cepat dengan tangan yang satu memegang pinggul Olin dan yang satunya memegang melon kembar dari belakang.

Lima belas menit kemudian keduanya sama menjerit kencang saat keduanya mencapai pelepasan yang mana ini pelepasan keempat yang di rasakan Olin.

"Oh, Baby! Kau sungguh sangat nikmat dan sempit!" bisik Hades dengan membalik tubuh polos keduanya dan menaikkan tubuh mungil Olin keatas tubuhnya. Sehingga Olin berbaring tengkurap diatas tubuh Hades dengan kedua kulit mereka saling menempel. Bahkan senjata tempurnya sengaja tidak ia keluarkan dari gua sempit milik Olin.

Olin yang sudah sangat lelah tidak memikirkan apa-apa lagi selain memejamkan kedua matanya. Terdengar suara dengkuran halus Olin yang mana membuat Hades tersebut lembut.

"Cup! Tidurlah yang nyenyak, Baby! Terimakasih dan aku mencintaimu!" ucap Hades dengan lembut sambil memberikan kecupan di kening wanitanya.

Olin yang sudah tertidur tidak menjawab dan Hades ikutan memejamkan matanya sambil mengusap punggung polos Olin.

🌺🌺🌺

Suki Tatsuya tersenyum lega karena saat ini kondisi tubuhnya sudah berangsur pulih meskipun bekas luka bakar di tubuhnya masih ada dan tidak bisa dihilangkan jika bukan dengan operasi plastik.

"Tuan, Kita akan kembali ke Jepang dua hari lagi dan untuk sementara biarkan saja urusan tentang anak itu karena urusan di Jepang lebih penting untuk saat ini! Begitu pesan yang diberikan Tuan Muda pada Anda," ucap salah satu orang yang diutus Takeshi untuk mencari keberadaan Suki.

"Aku mengerti! Aku juga perlu memulihkan diri. Oh, ya, apa kau tahu siapa orang-orang yang waktu itu akan membawaku?" sahut Suki paham dan bertanya lagi tentang insiden beberapa waktu lalu.

"Saya tidak tahu, Tuan! Kami tidak bisa bergerak bebas di negara ini karena keterbatasan waktu dan kita tidak bisa bertindak sembarangan tanpa ada orang dalam yang menjamin tindakan kita," jawab orang itu lagi dengan jujur.

"Ya sudah, aku hanya bertanya karena penasaran saja!" sahut Suki memutuskan pembicaraan tentang hal itu.

Pria itu mengangguk pelan dan meninggalkan Suki yang masih duduk merenung memikirkan berbagai macam dugaan dan prasangka di benaknya.

"Hm, aku masih penasaran siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dengan menangkap diriku? Apa ini ada hubungannya dengan orang yang waktu itu menyelamatkan anak itu? Apa hubungan anak itu dengan mereka? Jika saja Tuan Takeshi tidak bergerak cepat, mungkin saat ini aku tidak ada di sini dan entah masih hidup atau tidak," batinnya dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Bersambung...