Kisah seorang putri mahkota yang di buang sesaat di lahirkan karena ada yang bilang jika putri mahkota itu adalah monster.
Setelah di buang ia di temukan oleh seorang jendral besar yang tidak memiliki anak
dan di beri nama Guangyi Jia Li
Dia hidup dengan limpahan kasih sayang yang justru keberadaan Jia adalah sebuah anugra, ia terlahir untuk menjadi seorang ratu yang akan memimpin perdamaian dunia.
ikuti kelanjutan kisahnya, yuk baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Harimau
Sudah satu minggu perpisahan Jia dengan Shan yuan, dan Meraka belum bertemu lagi karena Shan yuan sedang mencari lokasi tempat manusia iblis itu berada Meraka haya berkirim pesan saja.
Jia memaklumi itu dia juga tidak terlalu memikirkan nya, bagi Jia jika benar Shan yuan datang berarti memang Shan yuan adalah jodohnya tapi jika tidak ya berarti belum waktunya.
Hari ini Jia akan membuat obat obatan bersama mei, tapi ia akan pergi ke hutan bersama paman Duan ayah dari Suan, Suan sendiri sedang sibuk mengurus banyak hal, karena di desa tidak jauh dari kekaisaran terjadi wabah penyakit walau tidak menular tetapi hampir keseluruhan memiliki sakit yang sama.
Karena itulah Jia ingin membantu dengan membuat obat bersama paman Duan.
"Jia'er jangan jauh jauh, kita disini saja sepertinya disini banyak tanaman obat itu" ucap paman Duan
"Baiklah paman, Jia'er juga hanya butuh beberapa tanaman saja" jawab Jia
"Baiklah paman di sebelah sini kalian lakukan yang ingin kalian lakukan setelah itu kita pulang" ucap paman Duan lagi
"Baik paman kami mengerti" ucap Jia dan mei, setelah itu Jia dan mei pergi kesini lain
"Mei apa kau merasakan sesuatu, aku merasa ada sebuah energi kuat di sekitar sini" ucap Jia
"Benar nona, aku juga merasakannya tapi apa ya" ucap mei
"Sebentar aku akan cari" ucap Jia menggunakan mata dewi emasnya
Setelah beberapa saat Jia mencari akhirnya ia melihat sesuatu,
"Mei aku melihat ada sesuatu disana" tunjuk Jia
"Ayo kita lihat nona" ajak mei
"Ya, paman Jia'er kesebelah sana ya," ucap Jia pada paman Duan
"Iya tapi jangan jauh jauh Jia'er" ucap paman Duan yang khawatir
"Baik paman, Jia tidak jauh" jawab Jia lalu berlari mendekati apa yang ia lihat tadi, dan benar saja saat ia sampai disana mereka menemukan seekor Harimau besar yang terluka.
"Mei ini dari bangsa nenek moyang mu kan?" tanya Jia,
"Apa iya nona, saya kucing dia harimau" jawab mei
"Iya ini kucing besar dan kau kucing kecil hehehe" ucap jia sembari tertawa kecil
"Nona aku bukan kucing kecil" ucap Mei dengan memajukan bibirnya.
"Baiklah kau kucing imut dan pintar ku serta yang paling aku sayang" ucap Jia sembari memeluk mei, mei menjadi sangat senang.
"Kalian datang ingin membantu ku atau ingin mempertontonkan kedekatan kalian, apa kalian tidak lihat aku sedang terluka, tidak punya perasaan sekali" ucap singa itu tiba tiba
"Oh kau bisa bicara kucing besar, aku kira kau tidak butuh pertolongan gadis kecil sepertiku, karena dari tadi kau terlihat sombong" jawab Jia
"Tapi baiklah karena baku gadis yang cantik baik hati dan tidak sombong aku akan membantumu, tapi kenapa kau bisa terluka makhluk terkuat sepertimu juga bisa terluka ya" ucap Jia
"Kau cerewet sekali nona, rasa sakitku sampai kepala" ucap Harimau itu.
"Sudah selesai sekarang berdirilah" ucap Jia
"Nona kau belum mengobati ku bagaimana sudah selesai" ucap harimau itu kesal
"He... Kakek moyang kau meragukan nona ku, cepat berdiri lalu lihat sendiri atau ku pukul bok*ng tua mu itu" ucap mei kesal
"Apa kau bilang Kakek moyang, aku ini masih muda kau panggil kakek moyang, dasar gadis bau" ucap harimau itu sembari berdiri lalu ia tertegun saat ia sadar bahwa ia sudah bisa berdiri dan saat ia melihat kaki dan perutnya tidak ada luka sedikitpun.
"Ini.... Ini tidak mungkin luka ku hilang, kemana perginya, apa aku bermimpi" tanya harimau itu shock
"Bagaimana, benar kan nona ku tidak berbohong, kakek buyut nona ku ini adalah gadis spesial jadi hal ini sangat kecil baginya" ucap mei bangga
"Nona maafkan aku, terima kasih sudah membantuku" ucap harimau itu memberi hormat
"Ya sama sama, baiklah jika begitu aku pergi dulu ya kau bisa kembali ketempat mu aku juga mau pergi" ucap Jia sembari mengusap kepala harimau itu lalu berbalik pergi tapi dengan cepat di kejar oleh harimau itu.
"Nona tunggu... Nona aku tidak bisa kembali ketempat ku bolehkah aku ikut nona menjadi makhluk kontrak nona saja, aku tidak akan pergi sebelum nona menerima ku" ucap harimau itu memelas.
"Tapi bagaimana bisa kau si raja hutan ingin jadi makhluk kontrak ku bukanya tidak pantas" jawab Jia
"Tidak usah pedulikan itu nona aku mohon nona terima lah aku, aku ingin bersamamu" ucap harimau itu memaksa
"Nona terima saja dari pada dia menangis bikin malu bangsa kucing saja" ucap mei
"Diam kau, dasar keturunan cerewet" ucap harimau itu
"Baik baik" ucap Jia lalu mereka melakukan kontrak darah, saat selesai bersamaan paman Duan datang kesana.
"Jia'er menjauhlah, biar paman yang melawan harimau ini" ucap paman Duan panik
"Jangan paman dia temanku, dia tidak akan menyerang ku, jadi tenang lah" ucap Jia yang mencegah serangan dari paman Duan
"Apa temanmu, bagaimana bisa nak" ucap paman yang masih khawatir
"Aku tidak akan menyerang tuan ku, nona aku akan merubah tubuhku menjadi hiasan di baju nona jadi aku bisa ikut nona kemanapun nona pergi" ucap harimau itu lalu merubah tubuhnya menjadi sebuah hiasan dan menempel erat di baju Jia.
Paman Duan masih shock melihat itudan mendengar harimau itu berbicara.
"Paman tenang lah ayo kita pulang, sepertinya paman sudah lelah, mei ayo kita pulang" ucap Jia
"Baiklah ayo kita pulang nak, kau ini memang selalu mengejutkan paman dari kecil hingga sekarang" ucap paman Duan Jia hanya tersenyum lalu mereka pulang.
Sesampainya di rumah Jia sudah di tunggu oleh ibunya,
"Jia'er kenapa lama sekali, ibu menunggu mu" tanya ibu Han
"Maaf ibu Jia tadi sedang ke hutan bersama paman Duan, ada apa ibu kenapa ibu terlihat resah" tanya Jia
"Nak ibu baru dapat kabar dari ayah mu jika orang orang dari Kekaisaran Dazhong sudah dekat kota dan sebentar lagi mereka sampai di istana awan" jawab ibu Han
"Oh lalu kenapa ibu resah?" tanya Jia heran
"Tidak tau ibu hanya takut kau di ambil mereka, atau mereka memberi masalah untuk mu nak" jawab ibu
"Tenanglah bu, Jia baik baik saja. Sekuat apa mereka ingin mengambil jika tidak akan bisa, dulu mungkin Jia hanya pasrah karena Jia masih bayi tapi sekarang tidak lagi, jadi ibu tenanglah" jawab Jia menenangkan sang ibu, ibu langsung memeluk Jia dengan sayang
"Baiklah ibu percaya padamu sayang, ketakutan terbesar ibu mereka akan membuat mu terluka" ucap ibu Han
"Terima kasih Bu, Jia sayang ibu Jia janji akan menjaga diri Jia dan mereka tidak akan bisa menyentuh apa lagi sampai membuat masalah pada Jia" ucap Jia menenangkan sang ibu
Bersambung
lanjut thor