Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Karena macet akibat sebuah kereta yang berhenti tepat di tengah rel karena kereta yang berada di stasiun masih dalam perbaikan, mobil yang di tumpangi Trisno, Rosa, Adam dan Aulia berhenti dan terjebak di tengah kemacetan,
[Tuan.]
“Bwuuung,” sebuah layar hologram muncul di depan wajah Adam, dia langsung menonton tayangannya.
******
Malam hari, setelah mereka sudah sampai ke rumah yang di sebutkan Trisno dan Rosa, yang berlokasi di dekat pantai taman impian, Adam, Aulia, Trisno dan Rosa duduk di ruang tengah.
“Boleh cerita kenapa kalian ke ibukota ?” tanya Trisno.
Adam dan Aulia saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka menceritakan kejadian yang menimpa mereka, dari mulai skandal video porno yang tersebar sampai mereka di nikahkan paksa kemudian di tempatkan di dalam pasar. “Bruaak,” Trisno menggebrak meja setelah mendengar cerita keduanya, sampai membuat Adam dan Aulia melompat karena kaget.
“Kurang ajar si Kuswoyo itu, dia pikir bisa seenak nya aja berbuat begitu,” ujar Trisno geram.
“Um...om kenal papa saya ?” tanya Aulia.
“Tentu saja kenal, saya dan kak Mutiara sepupuan, dari kecil kita di asuh bersama, dia teman kuliah kak Mutiara yang seusia dengan kak Indra, lebih muda 2 tahun dari kak Mutiara yang seusia kak Hendro,” jawab Trisno.
“Be..begitu,” ujar Aulia kaget.
Tiba tiba, “brak,” pintu di buka, seorang pria yang memakai pakaian safari hitam masuk ke dalam dan langsung berbisik di telinga Rosa. Wajah Rosa langsung berubah,
“Sayan...eh bos, ada yang menyusup kesini, kita harus pergi,” ujar Rosa.
“Haaah...ok, ayo kalian juga ikut,” balas Trisno.
“Me..menyusup ?” tanya Adam dan Aulia bingung.
“Biasa, karena kalah bisnis, mereka mau main langsung dengan cara melenyapkan kita, ayo cepat,” jawab Trisno sambil berdiri.
Akhirnya Adam dan Aulia ikut keluar dari ruangan, mereka melihat beberapa penjaga mengenakan pakaian safari memegang senapan mesin ringan dan menjaga mereka, setelah keluar dari rumah, mereka berjalan menelusuri trotoar untuk pergi ke pelabuhan di dalam taman impian yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
Setelah melewati dermaga kayu, mereka sampai di sebuah kapal yacht pribadi yang tidak terlalu besar namun bagus. Trisno, Rosan, Adam dan Aulia naik ke dalamnya. Namun ketika mereka baru naik, tiba tiba “blaaaar,” yacht pribadi milik Trino meledak berkeping keping membunuh semua yang di dalam termasuk Adam dan Aulia yang bersama mereka.
******
Tayangan pun berhenti dan layar hologram di depan wajahnya menghilang, kemudian “bwuung,” muncul layar hologram baru di depan wajah Adam.
********************************************************************
Mission :
- Arahkan Trisno agar tidak pergi ke rumah nya (0/1)
Reward :
- Uang 700.000.000,-
- Six sense : Reading target mind.
********************************************************************
Wajah Adam pun seketika menjadi pucat, dia menutup mulutnya dengan tangan kemudian menunduk, Aulia menyadari Adam tidak baik baik saja, dia langsung berbalik dan memegang tangan Adam,
“Kamu ga apa apa ?” tanya Aulia.
“Oh kenapa dia ? mabuk ya ?” tanya Trisno.
“Aku bawa obat anti mabuk, aku ambilkan air sebentar,” tambah Rosa.
“Enggak apa apa om, tante, tapi bisa ga kita pulang ke kosan aja dan ngobrol di sana ?” tanya Adam.
“Wah ga nyaman, di sana banyak orang kan, apalagi dinding di sana tipis,” ujar Trisno.
“Kalau gitu ada tempat lain ga om ? jangan kerumah yang om bilang,” ujar Adam.
Mendengar ucapan Adam, Aulia langsung sadar kalau Adam bukanlah mabuk kendaraan, dia langsung menoleh melihat Trisno dan Rosa.
“Um...om Trisno, tante Rosa, boleh ga turutin saja, kalau Adam bilang begitu, berarti tempat tujuan kita berbahaya,” ujar Aulia.
“Huh ?” tanya Adam di kepalanya.
[Tidak apa apa tuan, dengan bantuan istri anda, tuan Trisno mungkin akan percaya, kita coba saja.]
Wajah Trisno dan Rosa langsung kaget, kemudian keduanya menjulurkan tubuh mereka ke depan,
“Kamu serius Dam ?” tanya Trisno.
“Iya om, sebenarnya aku ga boleh cerita, tapi Aulia udah buka, jadi ya terpaksa ku ceritain,” jawab Adam.
Adam mencoba menceritakan apa yang dia lihat di tayangan masa depan yang di tampilkan sistem kepada Trisno, Aulia menambahkan kalau dia sudah di selamatkan oleh Adam karena penglihatan nya. Trisno dan Rosa saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka tertegun dan terlihat berdiskusi. Setelah itu, Trino menatap Adam di depannya dengan wajah serius.
“Kamu tidak bohong kan Dam, kamu tahu kan resiko nya kalau membohongi aku dan Rosa ?” tanya Trisno.
“Aku tidak bohong om,” jawab Adam tegas.
“Bagus, (melihat ke pengemudi) Jal, kita putar balik, ke hotel di sebrang saja,” ujar Trisno.
“Baik tuan,” balas sang pengemudi.
Setelah maju sedikit dan melihat ada putaran, mobil langsung memutar dan berjalan di jalan yang sepi menuju arah sebaliknya, ketika sampai di lampu merah, mobil belok ke kiri dan langsung masuk ke dalam hotel besar yang berada di kanan. Setelah turun dan masuk ke dalam lobby, Trisno dan Rosa mengajak Adam dan Aulia ke penthouse suit yang berada di lantai paling atas. “Ting,” lift terbuka, mereka sudah sampai di dalam penthouse.
Mata Adam dan Aulia langsung menjelajah memeriksa sekeliling penthouse dan mengagumi nya. Terlihat lampu kristal yang indah gaya eropa tergantung di tengah ruangan, di kanan setelah lift terlihat meja makan dan di kiri dapur yang nampak mewah dengan meja dari batu granit hitam berkilau. Sofa di ruang tengah pun terlihat mewah dan nampak sangat nyaman untuk di duduki.
“Selamat datang di rumah ku,” ujar Trisno.
“Hah ?” Adam dan Aulia kaget mendengarnya.
“Bos, ini kan cuman tempat pelarian,” ujar Rosa.
“Hahahaha benar benar, tapi ini juga salah satu rumah ku,” balas Trisno.
Trisno mengajak mereka duduk di sofa, kemudian Rosa berjalan ke bar yang berada di sebelah kanan ruang tengah untuk mengambil beberapa minuman dari dalam kulkas dan etalase nya. Dia kembali membawa nampan dari perak yang nampak indah kemudian menghidangkan minumannya di meja batu granit yang dingin.
“Berarti kamu bisa ke ibukota ini bukan karena kebetulan ya Dam ?” tanya Trisno.
“Iya om, sebenarnya kita lari dari sesuatu,” jawab Adam.
“Coba ceritakan, apa masalah kalian sampai kalian menikah dini dan akhirnya ke ibukota,” ujar Trisno.
Adam menoleh melihat Aulia yang juga sedang melihat dirinya, tangan mereka langsung saling menggenggam satu sama lain. Keduanya mulai menceritakan kepada Trisno dan Rosa apa yang terjadi, mulai dari di fitnah menjadi pemeran film porno yang di viralkan sampai terpaksa ke ibukota karena penglihatan Adam. “Bruaaak,” Trisno yang mendengarnya langsung menggebrak meja, namun Adam tidak melompat dan menangkap Aulia yang melompat ke pangkuannya.
“Hahaha...um...maaf om,” ujar Adam tertawa.
“Kenapa kamu tertawa ?” tanya Trisno bingung dengan wajah merah padam.
“Reaksi om sama seperti yang saya lihat ketika kita selesai bercerita,” jawab Adam.
“Oh begitu, tapi memang aku panas sama si Kuswoyo itu, kurang ajar dia, nebeng kekayaan istri saja belagu,” ujar Trisno geram.
“Bos, jangan emosi,” balas Rosa.
“Iya iya, sori,” ujar Trisno.
Mendengar nama ayahnya di sebut, Aulia yang duduk di pangkuan Adam, berdiri dan kembali duduk di tempatnya, Adam bisa melihat wajahnya sangat penasaran dan ingin bertanya namun takut,
“Tanya aja,” bisik Adam.
“I..iya,” balas Aulia berbisik. Langsung saja Aulia menatap Trisno di depannya, “om kenal papa saya ?” tanya Aulia.
“Hah jelas kenal, dia seangkatan dengan kak Indra di universitas, kak Mutiara sebenarnya kakak kelasnya, ketika mereka pacaran saja kak Hendro sudah menentangnya, karena tahu kalau si Kus itu hanya mengincar harta keluarga kak Mutiara, kurang ajar,” jawab Trisno emosi.
“Um...hubungan om sama mama saya dekat ya ?” tanya Aulia.
“Kita sepupuan dan di asuh bareng sampai sma, aku yang paling kecil, kak Mutiara seangkatan sama kak Hendro dan kak Indra seangkatan sama kak Basuki, kak Joko dan kak Intan,” jawab Trisno.
“Oh...begitu, papa ga pernah cerita soal keluarganya sama aku,” ujar Adam yang juga baru tahu.
“Jelas tidak mungkin kak Basuki bercerita sama kamu, mereka ingin kalian hidup normal dan tidak terlibat dengan bisnis keluarga, tapi nyatanya kalian malah kesini, berarti takdir susah di lawan kan,” ujar Trisno.
“Sekarang kita sudah mengerti apa alasan kalian berdua kesini, tidak perlu khawatir, kita di sini melindungi kalian,” tambah Rosa.
“Benar, aku di minta kak Hendro dan kak Indra yang masih di luar kota untuk melindungi kalian,” tambah Trisno.
“Bwuuung,” sebuah layar hologram muncul di hadapan Adam, dia melihat kalau misi sudah selesai dan dia menatap Trisno di depannya. Six sense barunya langsung aktif,
“Aku harus melindungi mereka, keduanya anak dari dua orang yang ku sayangi, awas si Kuswoyo itu, liat saja tanggal main nya,” isi pikiran Trisno yang nampak masih geram.
Adam tersenyum mendengar isi pikiran Trisno karena dia menjadi lega sebab Trisno bisa di percaya dan tanpa sadar dia menggenggam tangan Aulia di sebelahnya.