Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan
Pak Hendra terharu, kemudian meminta maaf dengan semua yang terjadi, terutama tentang Arka yang selama ini membangkang perintahnya.
Namun ternyata justru Naura lah yang membimbing Arka menuju puncak karirnya saat ini.
Pak Hendra pun meminta maaf dengan semua yang telah terjadi, mengabaikan Arka selama ini.
Tak hanya Pak Hendra, Hendri pun memiliki pemikiran yang sama, hingga ia pun meminta maaf kepada Tuan Abimana, sang papa.
"Papa akan mengijinkan, tapi setelah itu tetap ke perusahaan, nanti menggantikan Naura!"
Pak Hendra tetap menginginkan Arka memimpin perusahaan Mahendra Grup, meski sebenarnya ada Arkan sebagai gantinya.
"Bukannya sama saja pah, jika yang memimpin Arkan!" Sahut Arka.
"Saat ini Arkan belum bisa sepenuhnya dilepas di sini, nanti biar dibimbing Om Hendri sebelum kalian bergantian." Sahut Pak Hendra.
Arka menghela nafas panjangnya, sebab ternyata meninggalkan Mahendra grup tidaklah mudah untuk saat ini.
Mama Diana yang sejak tadi memeluk menantunya sambil menitikkan air mata, sebab Naura memang sudah lama ia kenal, sehingga ia percaya jika Arka dan Naura sudah ditakdirkan hidup bersama.
"Lebih baik kalian beli rumah sendiri, daripada ngontrak seperti saat ini, kalau butuh sesuatu bilang mama." Ucap Mama Diana kepada Naura, dan Naura pun mengangguk.
"Rencana Arka juga seperti itu Ma." Sahut Naura.
Hingga waktu sudah menunjukkan jam makan siang, Kakek Abimana mengajak seluruh keluarganya menuju kesebuah restoran terdekat untuk makan siang.
Hendri yang sejak tadi diam, karena mantan istrinya kini masuk jeruji besi, ia tidak menyangka jika istrinya melakukan penggelapan dana, meski sudah tidak bergabung dengan Mahendra grup.
Keluarga besar Abimana Mahendra makan siang bersama, dan ini baru pertama kalinya dilakukan.
Aqueena yang baru datang pun turut serta bergabung, terlebih saat ini keluarga besarnya sedang berkumpul.
Sementara istri dari Hendar Mahendra dan kedua putrinya datang terlambat, meski begitu mereka disambut meriah. Hanya saja putra pertama dari Hendar Mahendra tidak bisa hadir karena masih ada tugas dan tidak bisa ditinggalkan.
***
Arka dan Naura kini sudah bersiap untuk berlibur, apalagi sudah mendapatkan ijin dari orang tua Arka.
Keduanya mendapatkan kebahagiaan tersendiri saat ini, meski ada banyak hal yang mengganjal dalam hatinya.
Terutama untuk Naura, karena masih saja belum bisa mengandung sesuai keinginan dari Kakek Abimana.
"Siap sayang!"
"Sudah!" Sahut Naura sambil mengikat seat belt miliknya.
Arka pun melajukan kendaraanya perlahan, kini tujuannya adalah bandara untuk pergi ke pulau Bali.
Yah, mereka berdua sepakat tidak ingin pergi jauh, apalagi ke luar negeri. Meski Arkan pernah menyarankan ke Jepang karena ada sahabatnya disana yang akan memandu ketika berlibur.
Namun Arka memilih pulau Bali, untuk berlibur selama satu minggu kedepan dan setelah itu masih banyak rencana lain untuk Arka dan Naura.
Sesampainya di Bali, arka dan Naura langsung meluncur ke Pantai Kuta, sebab hotel tempatnya menginap berada disana
Pukul tiga sore, Arka dan Naura sampai di hotel. Setelah check-in keduanya pun langsung menuju ke kamar.
Rasa lelah karena beberapa waktu duduk di pesawat dan kendaraan yang mengantar ke Kuta.
Naura sengaja langsung rebahan di dalam kamar, karena lelah perjalanan jauhnya.
"Mau makan sekarang atau nanti saja?" Tanya Arka yang baru keluar dari kamar mandi.
"Nanti aja Yang!" Sahut Naura kemudian bergeser agar Arka ikut rebahan di kasur.
"Cape ya?"
"Hmmm!"
"Pijitin?"
"Pijitin ujung-ujungnya yang lain, ya kan!"
Arka tersenyum, kemudian menaruh tangan kanannya, untuk kepala Naura, dan Arka pun langsung mendekap erat Naura.
"Jangan lupa!, misi kita!" Celetuk Arka sambil mencium kening Naura.
"Misi?, misi apaan?"
"Buat cuci untuk papa dan mama serta cicit untuk kakek dan nenek!" Sahut Arka.
Aduh...!
Naura mencubit perut Arka hingga mengaduh, kemudian keduanya tertawa cekikikan.
"Semoga lagi ga dapat!" Ucap Naura sambil melirik wajah Arka yang terlihat masam.
"Belum lah, kan baru beberapa hari yang lalu." Sahut Arka
Keduanya pun membicarakan tentang rencana-rencana kedepannya, terlebih saat ini yang sedang berada di pulau Bali.
Naura lambat-laun memejamkan mata, hingga terlelap dalam pelukan Arka.
Sementara Arkan yang masih bertahan, membelai rambut Naura, perlahan-lahan Arka pun mencium kening Naura kembali.
Tak lama kemudian Arka pun menyusul Naura di alam mimpi.
***
Malam harinya Arka mengajak Naura keluar hotel, sambil menikmati suasana Kuta, meski tidak ke pantai.
Arka mengajak Naura ke sebuah kafe untuk mencari makanan ringan pengganjal perut.
Semenjak tidur tadi Arka dan Naura belum makan sama sekali.
"Kamu yang pesen ya beb!" Ucap Arka sambil menyodorkan menu di meja kearah Naura.
Naura mengangguk kemudian memanggil pelayan untuk menunjukkan pesanannya.
Beberapa saat kemudian, pesanan Naura pun datang, kemudian Naura dan Arka menikmatinya.
Setelah selesai, Naura dan Arka pun meninggalkan kafe tersebut, Naura ingin menikmati suasana Kuta saat malam hari.
Keduanya menyusuri jalanan yang ramai oleh pengunjung, baik dari dalam negeri maupun pengunjung dari luar negeri.
"Mu sosis bakar!" Ucap Naura ketika melihat pedagang sosis bakar dipinggir jalan.
Arka mengiyakan, kemudian mendatangi pedagang sosis bakar, "Masih laper?" Tanya Arka masih menggandeng Naura, dan Naura mengangguk.
"Kan belum makan, tadi di cafe cuma untuk mengganjal perut." Sahut Naura sambil menunjuk sosis yang ia minta.
Naura juga memesankan untuk Arka, karena tidak mungkin dirinya yang makan sendiri.
"Dua ya pak!" Ucap Naura ke pedagang sosis bakar.
Setelah mendapatkan pesanannya, Naura dan Arka kembali berjalan-jalan, meski malam terasa dingin, namun Naura tampak antusias dan bersemangat.
Memang, Naura jarang sekali menikmati liburan seperti saat ini, sebab sedari dirawat Kakek Abimana, Naura lebih banyak diisi oleh kegiatan, terutama dapur dan bersekolah.
Namun setelah bekerja, dirinya lebih banyak fokus ke pekerjaan, sesekali jalan-jalan dengan Selvi sahabatnya.
Malam ini begitu cerah, terlihat bintang-bintang dilangit dan bulan separuh dan baru menampakkan diri.
Angin semilir dari pantai Kuta, membuat Naura mengeratkan genggaman tangannya ke tangan Arka.
Beruntung Naura memakai jaket, meski tidak tebal, namun bisa menghangatkan tubuhnya disamping Arka.
Arka mengajak Naura berjalan melalui pasir dipantai, di iringi deru ombak yang silih berganti.
"Duduk disana Yang, aku pingin menikmati sambil menatap bintang dilangit!" Ucap Naura sambil menarik tangan Arka menuju tumpukan pasir yang lebih tinggi.
"Pelan-pelan sayang!" Arka mengimbangi langkah Naura, meski ditarik Naura , Arka berusaha tetap tenang dan tidak terburu buru.
Naura pun merebahkan tubuhnya ditumpukan pasir, sementara Arka berada disampingnya, meski tidak turut merebahkan tubuhnya.
"Ahhhh!, indah sekali!" Celetuk Naura sambil menatap bintang dilangit.
Arka turut serta menatap bintang-bintang yang berhamburan di langit.
"Apa keinginanmu sayang?" Ucap tanya Arka.
Paha Arka kini dijadikan bantal oleh Naura, sehingga posisi Naura terlihat lebih nyaman.
"Aku berharap bisa bertemu dengan ibuku, meski aku tahu, itu tidaklah mungkin terjadi!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung...