Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Di samudra lepas, sebuah kapal induk yang sangat besar sedang mengarungi samudra untuk mencari pesawat terbang, kapal laut dan kapal pesiar yang di laporkan hilang di titik tertentu yang berada tepat di tengah samudra. Di anjungan, seorang kapten sedang melihat ke kejauhan menggunakan teropong dari balik kaca, seorang tentara angkatan laut yang merupakan salah satu dari sekian banyak kru di kapal itu, berlari naik ke anjungan dan menemui sang kapten.
“Lapor kapten, kita sudah hampir sampai koordinat yang kita tuju,” ujar sang tentara sambil memberi hormat.
“Bagus, bersiap siap, sepertinya di depan ada badai,” balas kapten sambil menunjuk kumpulan awan hitam yang berada sangat jauh di depan.
“Siap kapten,” sang tentara kembali berlari keluar dari anjungan untuk memberitahu kru yang lain agar bersiap siap.
Sang kapten kembali menoleh ke jendela depan dan kembali menaikkan teropongnya. Beberapa saat kemudian, samudra mulai bergelombang dan ombak tinggi menghantam kapal induk yang semakin mendekat ke titik kordinat, kapal induk besar itu mulai bergoyang. Sang kapten melihat lagi ke depan dan wajahnya mendadak berubah, seorang ajudan yang berdiri di sebelahnya terlihat ketakutan,
“A..apa itu kapten ?” tanya sang ajudan.
‘Tidak tahu, cepat beritahu seluruh kru, bersiap untuk memutar balik, kita mundur,” teriak sang kapten.
“Tidak bisa kapten, kemudi kehilangan kendali,” teriak juru mudi di belakangnya.
Sang kapten menoleh, dia melihat kemudi berputar kencang dan tidak bisa di hentikan oleh sang juru mudi yang terpental ketika mencobanya, kapal melaju seperti di tarik sesuatu dari depan. Sang kapten berbalik melihat ke depan, terlihat sebuah bola yang sangat besar berwarna hitam bercahaya seperti matahari yang sedang mengalami gerhana sehingga semua permukaannya menjadi hitam dan berputar di tempat dengan kencang melayang di permukaan samudra menyebabkan awan hitam berkumpul dan menyebabkan samudra bergejolak.
“Be..benda apa itu ?” tanya sang kapten pucat.
“Ti..tidak mungkin,” gumam sang ajudan di sebelahnya.
“Ada apa, cepat katakan,” balas sang kapten panik.
“Benda hitam yang melayang di permukaan samudra itu.....tepat berada di koordinat tujuan kita....koordinat terakhir dimana seluruh pesawat terbang, kapal laut dan ferri yang menghilang mengirimkan sinyal terakhir mereka sebelum menghilang,” ujar sang ajudan sambil menoleh melihat wajah sang kapten dengan pucat.
“A..apa ? cepat hubungi pusat, walau kita tidak bisa mundur, kita bisa memberi tahu pusat apa yang terjadi di sini,” teriak sang kapten.
“Si..siap kapten,” sang ajudan langsung bergerak menelpon ruang komunikasi dan memerintahkan untuk mengirim pesan ke pusat.
Kapal induk kelas carrier besar yang memiliki helikoper, pesawat tempur dan pesawat pribadi di deknya itu di tarik benda berbentuk bola bercahaya dan berwarna hitam seperti gerhana matahari kemudian hilang begitu saja tanpa bekas sama sekali di tengah samudra.
******
Sementara itu, di rumah, Rio dan Sarah yang sudah selesai makan, merapikan meja makannya dan mencuci piring bersama sama, setelah selesai mereka duduk di sofa. Sarah langsung menaikkan kedua kakinya ke sofa dan bergeser merapat memeluk lengan Rio.
“Oi lo apa ga gerah ya dempetan terus kayak gini,” ujar Rio.
“Enggak tuh, gue seneng,” balas Sarah.
“Gue ga ngerti kenapa orang suka dempetan kayak gini,” balas Rio.
“Hehe gue ajarin, kita harus sering sering melakukan skin ship supaya lo terbiasa,” balas Sarah.
“Haaah...gue ga ngerti sama sekali maksud lo, terserah lo ajalah,” balas Rio.
“Crep,” Sarah menancapkan taringnya di lengan Rio dan mulai menghisap darah, Rio menoleh melihat Sarah yang terlihat nikmat menghisap darahnya,
“Kok rasanya kayak punya binatang peliharaan yang harus di kasih makan ya ? tapi kok gue ga risih sama dia dan perasaan apa ini, jantung gue berdegup tapi nyaman,” ujar Rio di dalam hati.
Karena bingung dan tidak mengerti, akhirnya dia maju sedikit dan tangannya terjulur ke meja untuk mengambil remote televisi. “Pip,” Rio menekan remotenya dan mulai menonton televisi,
“Phuaaah,” Sarah melepaskan taringnya dan kembali duduk merangkul lengan Rio yang baru saja di gigitnya.
“Enak gitu ?” tanya Rio.
“Ho oh, enak banget,” jawab Sarah.
“Cobain,”
Rio mencolek sisa darah di mulut Sarah dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya sendiri, “bleeh,” dia langsung meludah ke samping dan membersihkan mulutnya, Sarah menoleh melihatnya dan membersihkan mulutnya dengan menjilatinya menggunakan lidahnya yang sedikit lebih panjang dari manusia normal.
“Ga enak ya ?” tanya Sarah.
“Asin dan amis, ga enak,” jawab Rio.
“Siapa suruh, buat gue sih enak dan dingin,” balas Sarah.
“Gue ga mau coba lagi,” balas Rio sambil terus mengganti channel mencari acara yang ingin di tonton nya.
“Gonta ganti mulu,” ujar Sarah.
“Bingung mau nonton apa,” balas Rio.
“Hmm kita ngapain kek yuk,” balas Sarah.
“Mau ngapain emangnya ?” tanya Rio.
“Lo bisa naik motor ga ?” tanya Sarah.
“Bisa, nomor 42, baca aja,” jawab Rio.
Sarah menjulurkan tubuhnya dan mengambil buku milik Rio di meja, dia langsung mencari nomor yang di sebutkan Rio dan isinya keliling menggunakan motor atau mobil yang di setir sendiri.
“Gila, lo hapal ya ?” tanya Sarah.
“Gue udah baca buku itu berulang ulang, lagian kan gue juga yang nulis, jelas hapal lah,” jawab Rio.
“Di rumah gue ada motor punya bokap yang ga pernah di pake, mau naik itu aja ?” tanya Sarah.
“Ga usah, gue punya motor,” jawab Rio.
“Oh gitu, kalau ke sekolah lo naik motor ?” tanya Sarah.
“Kadang kadang kalo lagi pengen pergi, kebanyakan sih jalan kaki, deket,” jawab Rio.
“Iya sih deket, muter muter yu,” ajak Sarah.
“Ok, ayo,” balas Rio.
“Asiiiiik,” balas Sarah.
“Lepasin gue dong, gimana gue mau gerak kalau lo dekep begitu,” balas Rio.
“Oh iya ke enakan hehe,” balas Sarah sambil melepaskan pelukannya.
Keduanya berdiri dan berjalan ke garasi rumah Rio. Setelah di dalam, Rio membuka pintu garasinya dan memakai jaket hitamnya, dia memberikan sebuah jaket hitam cadangan dan helm kepada Sarah yang langsung memakai keduanya dengan semangat. Rio mendorong motor besarnya keluar di ikuti Sarah yang kemudian menutup kembali garasinya. Setelah di luar pagar dan setelah mengunci pagar, Rio menaiki motor dan memakai helmnya, dia menoleh melihat Sarah yang langsung melompat ke atas motor dan mendekap pinggangnya.
“Brum,” Rio menyalakan motornya dan menutup helmnya, dia mulai memacu motornya meninggalkan rumahnya bersama Sarah yang di bonceng olehnya dan memeluk erat pinggang nya. Sementara itu, di dalam rumah Rio, di kamar Rio yang berada di lantai dua, “brrt...brrt...brrt,” terdengar suara getar sebuah smartphone yang sedang di charge, ternyata ada sebuah telepon masuk ke dalam smartphone Rio yang sedang di charge dan layarnya menampilkan tulisan “Om.”