Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Tuan Estelle berusaha terlihat percaya diri meski suaranya terdengar goyah "kami hanya ingin keadilan bagi putri kami elara telah menyakiti anak kami dengan begitu parah hingga nyawanya hampir melayang".
Nyonya Estelle menambahkan dengan nada penuh kepalsuan " benar...jika bukan karena dokter yang sigap kami mungkin sudah kehilangan anak kami!"
Alistair tertawa kecil sinis "keberanian kalian benar-benar luar biasa jadi menurut kalian istriku harus meminta maaf atas semua ini?"
Keduanya segera mengangguk yakin bahwa mereka mulai menguasai pembicaraan "tentu saja.. itu satu-satunya cara agar semuanya bisa diselesaikan dengan damai" kata tuan Estelle dengan nada penuh kepura-puraan.
Namun senyum tipis Alistair membekukan darah mereka "baiklah aku bisa meminta istriku untuk meminta maaf bahkan bersujud di hadapan putri kalian tapi, ada satu syarat."
Tuan dan Nyonya Estelle saling berpandangan, bingung sekaligus berharap "apa syaratnya?" tanya Nyonya Estelle penuh antusias.
Alistair bersandar lebih dalam di kursi rodanya "putri kalian harus menjadi yatim piatu terlebih dahulu kalian harus mati bukankah itu adil? Jika kalian ingin istriku menderita seperti putri kalian maka kalian harus merasakan penderitaan yang sama seperti yang dialami Elara ketika kalian memperlakukannya seperti anak yang tidak diinginkan"
Wajah kedua pasangan itu memucat seketika kaki mereka terasa lemas dan tubuh mereka jatuh terduduk di atas lantai marmer yang dingin.
"T-tunggu… Itu hanya candaan Alistair," ucap Nyonya Estelle dengan suara gemetar mencoba menyelamatkan situasi.
Alistair mengangkat tangannya memberi isyarat pada Marcus dan Daniel "jika kalian bingung bagaimana caranya mati aku bisa membantu pilih saja salah satu pengawalku mereka semua memiliki senjata tinggal berdiri diam dan mereka akan mengurus sisanya"
Tuan dan Nyonya Estelle mulai gemetar wajah mereka pucat pasi seperti telah kehilangan seluruh darah di tubuhnya tangan mereka saling menggenggam mencoba mencari kekuatan.
"Tidak… tidak perlu sejauh itu alistair kami hanya bercanda tidak ada maksud buruk" kata Tuan Estelle dengan tergagap.
"Benarkah...? Karena yang kudengar putri kalian bahkan mencoba membunuh istriku di gunung beberapa hari yang lalu apakah itu juga candaan?" Alistair menyipitkan matanya mengamati reaksi mereka.
Nyonya Estelle mencoba membela diri "arabelle hanya anak-anak wajar jika dia berkata atau bertindak sembrono sebagai orang dewasa kita harus memakluminya".
Namun, jawaban itu justru membuat Alistair semakin kesal "anak-anak? jadi kalian ingin aku memaafkan seseorang yang nyaris membunuh istriku hanya karena dia masih 'anak-anak'? maaf...tapi aku tidak sebaik itu aku lebih suka disebut kekanak-kanakan daripada membiarkan siapapun yang menyentuh istriku hidup lebih lama".
Daniel yang berdiri di dekat Alistair akhirnya angkat bicara "tuan dan Nyonya Estelle saya ingat dengan jelas bagaimana putri kalian memperlakukan nyonya Elara dia menyebutnya pembawa sial mengatakan bahwa kehadirannya di dunia hanya untuk melayani keluarga Estelle dan bahkan meminta Nyonya menyerahkan Tuan Alistair kepadanya kami menyaksikan semuanya"
Daniel yang biasanya lebih pendiam menambahkan api dengan nada dingin "kami bahkan hampir melempar nona arabelle ke dalam hutan agar dia mati kedinginan tapi nyonya Elara menghentikan kami dia ingin membalas dendam secara perlahan di masa depan tuan alistair..saya pikir ini saatnya kita melanjutkan rencana itu".
Tuan dan nyonya Estelle semakin terpojok mereka akhirnya menyerah dan memutuskan untuk buru-buru pergi dengan hinaan menempel di wajah mereka
"Sampaikan salam kami kepada elara" ucap Nyonya Estelle dengan tergesa-gesa sambil menyeret suaminya pergi.
Setelah mereka pergi alistair memberikan instruksi kepada Marcus untuk menyelidiki lebih dalam tentang masa lalu istrinya.
Dia ingin memastikan bahwa kejahatan keluarga Estelle tidak hanya menjadi rumor tetapi fakta yang bisa digunakan untuk membungkam mereka selamanya.
"Temukan pelayan atau siapa saja yang tahu bagaimana mereka memperlakukan istriku aku ingin bukti untuk menghancurkan mereka jika mereka berani mengusik elara lagi" kata alistair dengan dingin.
Marcus mengangguk "baik.. tuan saya akan segera mencarinya".
Setelah semuanya selesai, Alistair kembali ke kamar istrinya melihat Elara yang masih terlelap dengan tenang dia merasa lega dia tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyentuh istrinya lagi tidak peduli apa pun yang terjadi.
*
*
Setelah mendapatkan informasi bahwa James mantan kepala pelayan keluarga Estelle telah datang untuk memberikan kesaksian Alistair memutuskan untuk mendengar langsung bagaimana kehidupan masa kecil Elara.
Dia membawa James ke sebuah bungalow yang jauh dari kamar Elara untuk memastikan pembicaraan ini tidak sampai ke telinga istrinya.
Saat James duduk ia tampak gelisah meskipun waktu telah berlalu kenangan pahit tentang masa lalu Elara seakan-akan kembali menghantuinya.
"Mulai dari awal ceritakan semuanya" ujar Alistair dingin matanya menatap tajam ke arah James.
James menghela napas panjang sebelum memulai ceritanya.
"Nona elara kecil pertama kali dibawa ke rumah keluarga Estelle ketika ia masih berusia tiga bulan awalnya, mereka memperlakukannya dengan baik susu formula, makanan bergizi, dan semua kebutuhan bayinya terpenuhi namun, semuanya berubah ketika dia mulai tumbuh."
James berhenti sejenak, meneguk teh yang disediakan oleh pelayan dan Daniel yang diam-diam mendengar cerita ini dari balik pintu "pada usia satu tahun perlakuan mereka mulai berubah awalnya hanya berupa cacian kecil seperti menyebutnya anak pembawa sial tapi seiring waktu mereka mulai menyakiti fisiknya"
Alistair mengepalkan tinjunya di atas meja tetapi dia tetap diam dia tahu bahwa meledak sekarang tidak akan mengubah apa pun.
"Ketika Elara berusia tiga tahun seorang guru les yang datang untuk putri keluarga Estelle menyadari bahwa Elara memiliki kecerdasan luar biasa dia bisa membaca dengan lancar, dan daya tangkapnya begitu cepat bahkan, pada usia dua setengah tahun dia sudah mulai menulis dengan sempurna guru tersebut sangat kagum dan memperkenalkannya kepada kepala sekolah sebuah institusi bergengsi"
James tersenyum pahit "dengan beasiswa penuh elara kecil diterima di sekolah dasar di usia yang sangat muda namun, ini justru menjadi awal dari penderitaannya"
"Ketika kepala sekolah mencoba memberi tahu keluarga Estelle bahwa mereka memiliki seorang anak yang jenius putri kesayangan mereka marah besar dia merasa malu dan terhina karena Elara lebih pintar darinya itu membuatnya iri hingga memanipulasi orang tuanya untuk menghukum Elara"
James berhenti sejenak air mata mulai menggenang di pelupuk matanya "hari itu salju turun dengan sangat lebat keluarga Estelle menyuruh Elara kecil yang baru berusia empat tahun berdiri di luar rumah sebagai hukuman dia hanya mengenakan baju tipis tanpa sepatu di tengah suhu yang membekukan."
"Tak ada seorang pun yang berani membantunya Sebagai kepala pelayan, saya mencoba memohon agar mereka membiarkan Elara masuk ke dalam, tetapi saya justru diancam akan dipecat akhirnya, saya hanya bisa menyelimutinya dengan mantel tua yang saya sembunyikan berharap itu cukup untuk melindunginya dari dingin tapi dia tetap harus berdiri di sana selama berjam-jam."
James mengusap wajahnya, air matanya mulai jatuh. "Saya ingat saat itu saya mendekatinya diam-diam tubuhnya menggigil hebat bibirnya membiru tapi dia hanya menatap saya dan berkata aku baik-baik saja james aku akan kuat gadis kecil itu sudah tahu penderitaannya tidak akan berakhir."
Alistair akhirnya berdiri dari kursinya, wajahnya gelap oleh kemarahan "dan mereka hanya membiarkannya seperti itu?" tanyanya dengan suara serak, mencoba menahan emosinya.
James mengangguk pelan "itu hanya salah satu dari banyak hal buruk yang mereka lakukan mungkin Tuhan menyelamatkan saya dari dosa besar dengan membuat saya dipecat sebelum saya nekat membunuh mereka."
Alistair berjalan mondar-mandir di ruangan itu, pikirannya dipenuhi oleh kemarahan dan rasa bersalah dia tidak menyangka bahwa istrinya telah mengalami penderitaan yang begitu besar. "Marcus pastikan semua cerita ini terdokumentasi aku tidak hanya akan memastikan keluarga Estelle membayar atas perbuatan mereka tapi aku juga akan menghancurkan mereka secara menyeluruh."
Marcus mengangguk dengan tenang "saya akan mengatur semuanya, tuan"
Di sisi lain, Bastian yang mendengar cerita ini tampak terkejut dan penuh rasa simpati "kakak ipar benar-benar luar biasa" ujarnya pelan hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri "bisa bertahan melalui semua itu dan tetap menjadi wanita hebat seperti sekarang... Aku bahkan tidak bisa membayangkan"
James tersenyum kecil "elara kecil selalu kuat bahkan saat semua orang di sekitarnya menjatuhkannya, dia tetap berdiri tegak"
Alistair mengangguk dalam hati dia berjanji bahwa mulai hari ini tak seorang pun lagi yang akan menyakiti Elara "aku akan melindunginya" gumamnya "apapun yang terjadi."