NovelToon NovelToon
Istri Siriku, Sayang!

Istri Siriku, Sayang!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rose Mia

Narendra sang pengusaha sukses terjebak dalam situasi yang mengharuskan dirinya untuk bertanggung jawab untuk menikahi Arania, putri dari korban yang ia tabrak hingga akhirnya meninggal. Karena rasa bersalahnya kepada Ayah Arania akhirnya Rendra bersedia menikahinya sesuai wasiat Ayah Arania sebelum meninggal. Akan tetapi kini dilema membayangi hidupnya karena sebenarnya statusnya telah menikah dengan Gladis. Maka dari itu Rendra menikahi Arania secara siri.

Akankah kehidupan pernikahan mereka akan bahagia? Mari kita ikuti ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan

Setelah mengambil mobil di bengkel yang berada di kota. Tanpa mengulur waktu lagi, mereka segera meninggalkan kota kecil yang berada di provinsi Jawa Barat itu menuju ke ibukota Jakarta.

Arania yang duduk di sebelah Rendra yang sedang mengemudi tampak canggung dengan kedekatan ini. Pasalnya, gadis itu belum pernah sekalipun berdekatan dengan lawan jenis secara intens dalam waktu yang cukup lama, kecuali saat bersama dengan sang Ayah.

Dadanya berdegup hebat dalam kebisuannya. Jemarinya yang terasa dingin ia remas sendiri dengan kaku. Wajah yang pias dalam kegugupan ia sembunyikan lewat lontaran pandangnya yang jauh ke luar jendela samping pintu mobil. Arania berusaha sekuat tenaga melawan hal aneh ini yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Sedangkan yang saat ini sedang mengendalikan laju kemudinya yang terfokus pada jalanan, hanya bisa memerhatikan sikap gadis itu lewat sudut mata elangnya saja. Kemudian titik fokusnya kembali terpusat pada jalanan beriringan dengan pemikiran yang terngiang di lubuk hatinya.

'Entah sampai kapan aku bisa mempertahankan gadis ini dalam hidup ku.' Ujar hatinya. Helaan nafas beratnya bergema di ruangan yang hening di dalam mobil itu.

"Jika kamu mengantuk, tidur saja. Nanti saya bangunkan saat kita istirahat di rest area." Suara Rendra yang sangat jelas memecah kesunyian. Gadis itu menarik arah pandangnya untuk menoleh pada pria disampingnya yang sedang mengajaknya bicara.

"Baik, Tuan." Jawab Arania patuh.

Rendra seketika menarik pedal bangku mobil agar sedikit miring.

"Hey.." ucap Arania terkejut saat tiba-tiba posisinya berubah menjadi sedikit berbaring. Gadis itu cepat-cepat menegakkan kembali sikap duduknya.

"Kenapa? Kaget ya? Maaf saya refleks saja tadi. Tidurlah posisi bangku seperti ini paling nyaman untuk tidur." Uajr Rendra pada gadis desa itu. Walaupun demikian Rendra tidak pernah memandangnya dengan rendah. Rendra adalah orang baik dan berwawasan luas. Ia bisa dengan mudah memaklumi hal-hal yang mungkin dirasa aneh oleh orang yang belum terbiasa melakukan sesuatu.

"Maaf, Tuan. Sebelumnya aku tidak pernah naik mobil semewah ini. Jadi... Aku sedikit kaget tadi." Ucap Arania dengan polosnya.

"Nanti kamu akan terbiasa."

Rendra mengulas senyum tipis, walaupun demikian Arania dapat menangkap senyuman itu. Gadis itu juga membalas senyuman Rendra dengan rasa kikuk.

Arania mulai mencari posisi ternyamannya untuk merebahkan tubuhnya dan tidur.

"Ah ya, Arania. Ada sesuatu yang akan saya sampaikan padamu." Ucapan itu menarik atensi gadis yang baru saja memejamkan matanya, namun masih pada kesadarannya. Arania kembali bangkit dan duduk seraya menghadap Rendra. Siap mendengar apa yang akan suaminya katakan.

"Entah kapan saya bisa benar-benar bisa menerima sepenuhnya mengenai status kita ini. Bagi saya, ini memang sangat berat karena berpoligami itu diluar rencana kehidupan pernikahan saya. Pernikahan kita ini sangat mendadak. Namun saya berusaha untuk ikhlas menerimanya. Mungkin memang sudah takdir saya untuk memiliki dua orang istri. Namun saya mesti banyak belajar tentang ini. Saya akan berusaha adil padamu meskipun saya tak yakin mengenai hal ini, karena kita harus sembunyi-sembunyi untuk saat ini." Ujar Rendra dengan serius.

"Aku tidak mengapa, Tuan. Bahkan kapanpun Anda akan menceraikan ku, aku siap. Jangan bebani diri Anda karena kehadiran ku. Aku tidak mau jadi beban siapapun. Aku ingin menjalani kehidupan yang tenang, walaupun aku harus bekerja keras untuk itu. Tuan." Ucap gadis muda yang terlalu peka tentang kehidupan itu. Di usianya yang masih 18 tahun itu ia mampu berpikir lebih dewasa dibanding dengan usianya yang bisa dibilang labil.

"Arania, maafkan saya karena sudah membuat situasi yang begitu rumit untuk mu."

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya akan berusaha untuk tidak merepotkan. Saya akan patuh pada Anda demi kebaikan semua orang." Ujar Arania penuh pengertian.

"Terimakasih, Arania."

Sebenarnya Rendra tidak ingin menyakiti hati siapapun dengan status pernikahannya saat ini. Namun apa mau dikata kehendak takdir Yang Maha Kuasa yang menginginkan semua ini terjadi pada hidupnya. Ia harus hidup berpoligami.

Gadis itu merebahkan tubuhnya kembali di rebahan kursi, ia memalingkan wajahnya dari hadapan suaminya yang terus melajukan kendaraannya. Gadis itu memejamkan matanya untuk meredam beban yang berada dipikirannya saat ini.

'Ya Allah... Inikah jalanku yang sebenarnya.' Hati Arania merintih penuh kepiluan.

Wuusss...

Mobil terus melaju pada kecepatan tinggi. Malam yang semakin larut mengurangi intensitas kendaraan yang melintasi jalan tol.

'Sampai dimana tujuannya.. Apakah aku harus terus berjalan atau berhenti..'

Rendra sekilas melirik ke arah istri kecilnya yang disangkanya telah tertidur. Tangan kirinya memijit dahinya yang terasa sangat penat. "Huft..." Desah pria dewasa itu kemudian.

'Berilah aku kekuatan untuk berjalan di jalan ini, ya..Allah. Aamiin..'

Buliran air mata menetes lagi di pipi mulus Arania, sebelum lambat-laun kesadarannya terenggut oleh rasa kantuk yang menderanya. Gadis itupun tertidur.

**

"Arania, bangun!"

Sebuah guncangan lembut seseorang di lengan Arania menyentak kesadaran gadis itu dari tidurnya. Mata lentiknya yang terasa lengket berusaha ia uraikan untuk menajamkan penglihatan yang masih berkabut. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya guna memperjelas pandangannya.

Seketika ia sejenakengerutkan dahi, terkejut kenapa ia berada di mobil. Namun sesaat kemudian ingatannya kembali pulih.

"Arania, saya merasa lelah berkendara. Ayo kita istirahat dulu di sini. Kita akan makan malam dengan benar di restoran sekitar sini." Ujar Rendra. Kemudian di jawab dengan anggukkan kepala gadis berhijab itu.

Mereka keluar dari mobil kemudian menuju ke toilet untuk membersihkan diri mereka sebelum mencari tempat makan mereka.

"Ayo dimakan," ujar Rendra mempersilahkan Arania setelah saat ini berada di restoran. Gadis itu kemudian menyantap hidangan yang ia pesan tadi.

Rendra diam-diam memerhatikan gadis yang sedang menikmati makanannya itu. Pipinya menggembung saat penuh makanan di mulutnya. Itu terlihat sangat menarik perhatiannya.

Tiba-tiba ia mengulas senyum di bibirnya. Hal itu menarik perhatian Arania pada pria yang berada di depannya.

"Mengapa Anda tersenyum, Tuan? Apa ada yang lucu?" Tanya Arania sambil terus mengunyah makanannya.

Rendra menggelengkan kepalanya seraya menahan senyumnya yang saat ini hampir saja tertawa karena Arania berbicara sambil mengunyah. Itu pemandangan yang tak pernah ia lihat dari seorang wanita yang pernah berada di dekatnya saat makan bersamanya.

Karena gelengan suaminya, Arania melanjutkan makannya lagi dengan lahap tanpa memedulikan sang suami yang menurutnya tidak jelas.

"Apa kamu sangat lapar, Arania?"

"Iya.." ucapnya sambil terus mengunyah.

"Pantas." Jawab Rendra

"Pantas apanya?"

"Caramu makan lahap sekali."

Bluss...

Wajah imut itu tiba-tiba merona merah. Ia sangat malu pada Rendra. Rupanya penyebab tingkah suaminya yang tidak jelas itu dikarenakan oleh dirinya yang sedang menikmati makanan.

Setelah selesai makan mereka sejenak mengistirahatkan diri untuk menghirup udara segar di sebuah taman yang berada di rest area itu.

Malam ini cuaca sangat cerah, ditambah lampu-lampu taman yang indah memberikan kesan romantis pada suasana itu.

Arania dan Rendra duduk di bangku taman tersebut. Bersama orang-orang yang juga terlihat sedang beristirahat di sisi-sisi lain taman.

"Arania..." Panggil Rendra.

Gadis itu menatap pria tampan yang terlihat semakin menawan di bawah sinar rembulan yang menyinarinya. Arania sejenak terpana oleh ketampanan pria yang telah menikahinya ini. Kemudian ia menyadarkan kembali dirinya dari lamunan dan perhatiannya tertuju kembali kepada Rendra yang akan mengatakan sesuatu kepadanya.

"Sudah lebih dari tiga tahun saya dan Gladys menikah. Namun hingga saat ini kami belum juga dikaruniai seorang anak." Ucap Rendra. "Sebenarnya saya sangat berharap sekali memiliki keturunan darinya. Namun apalah daya karena kesibukannya sebagai seorang aktris dia masih ingin menundanya." Terlihat raut kekecewaan pada pria dewasa ini.

Arania hanya bisa merasakan rasa iba untuk lelaki ini. Dimana status sosial serta kemampuan finansialnya sudah kuat akan tetapi belum juga dikaruniai rejeki keturunan dari Yang Maha Kuasa.

Rendra kembali menghela nafas beratnya, kemudian...

"Apakah kamu bersedia memberikan anak untuk ku, Arania?"

1
JessicaArt
😍😍😍
JessicaArt
lanjut Thor...
JessicaArt
lanjut lagi Thor, penasaran.. 🔥✍️
Rose Mia: Bab selanjutnya telah diperbaharui. Silakan lanjutkan membaca ke bab berikutnya,,, terimakasih ☺️🫰
total 1 replies
JessicaArt
Lanjut...
Max >w<
Thor, kapan update selanjutnya?
Rose Mia: Insyaallah nanti siang ya kak,,, ☺️🫰
total 1 replies
JessicaArt
Saya suka cerita ini
JessicaArt
ceritanya seru Thor, lanjut... Semangat ✍️✍️✍️🔥
Rose Mia: silahkan membaca ke bab berikutnya, ,☺️🫰
total 1 replies
Rose Mia
Semangat nulisnya ❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!