"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUDAK NAFSU NYAI GANDARI
"Ryuka, kau pergilah ke sana!" ucap aditama.
Ryuka memicingkan matanya.
"aku?"
"iya kamu pernah melawannya kan? kau pasti bisa!" aditama meyankinkan.
"bagaimana caranya? aku hampir mati berhadapan dengannya!"
"kau bisa mengalihkan perhatian siluman itu. dia pasti akan tertarik pada mu dan perhatiannya akan terpecahkan"
"lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Pura-pura mengikuti permainannya"
Ryuka mengerti. meski sedikit ragu, tapi ia harus menberanikan diri. demi menyelamatkan Egi dan semua pemuda desa kembangan.
"apa harus mengorbankan Ryuka? kalau dia terluka bagaimana?" jimin merasa khawatir.
"ini jalan satu satu. aku percaya Ryuka bisa!" sekali lagi aditama meyakinkan.
"aku akan lakukan semampuku!" ucap Ryuka.
Wanita berkebaya pitih bersiap menyayat leher supardhi. sambil membaca mantra perlahan ia menggoreskan pisau pada leher supardhi.
byakk!!
Ryuka menyebutkan diri ke dalam air. wanita itu menoleh. sementara supardhi baru tersadar
ia kebingungan sekaligua kaget melihat dirinya tiba-tiba berada di bawah air terjun
supardhi yang merasakan perih di lehernya seketika berteriak histeris ketika menyadari ada darah yang menetes. begitu pula saat ia melihat wanita di sebelahnya yang membawa pisau. sontak dia mendorong wanita itu hingga terjatuh karena kaget.
supardhi berlari ke tepi sungai sambil memegangi lehernya yang terluka.
"tolong... tolonggg!!!"
Prakas Bhayangkara segera bangkit dari duduknya. di letakkannya Roro Arimbi yang masih terbaring lemas itu di tepi sungai. perhatiannya tertuju pada Ryuka yang tengah berendam di dalam air.
"kejar laki-laki itu, dan tahan dia di sini. kita akan lanjutkan ritual nanti!" ucap Prakas Bhayangkara
wanita itu bangkit dan mengejar supardhi yang sudah berada di atas.
Prakas Bhayangkara menghampiri Ryuka. Ryuka pura-pura tidak melihat mereka.
Ryuka pura-pura kaget ketika Prakas Bhayangkara berada tepat di hadapannya.
Prakas Bhayangkara mengulurkan tangannya pada Ryuka. Ryuka tersenyum dan menggapainya. ia pura-pura terhipnotis oleh pesona nya.
Prakas Bhayangkara membawa Ryuka menembus air terjun
sementara supardhi tengah berlari ketakutan . ia tersandung baru dan terjatuh.
"kowe ora bakal bisa mlayu!"
(kamu tidak akan bisa lari)
bughh!!!
"arghhh!"
wanita itu memutar kepalanya 180 derajat .
Wajahnya berubah menyeramkan. giginya runcing dan bertaring. matanya melotot hampir keluar.
supardhi gemetar sampai tak sanggup bergerak . apa lagi rasa perih di lehernya kian meradang.
Jimin menghampiri supardhi dan menenangkan nya.
"jangan takut, kang! kamu pasti selamat!"
jimin membantu membalut luka di leher supardhi
aditama bertarung dengan wanita itu. wanita itu terbang dan menyerang aditama. aditama memegang batu cahaya hijau. cahaya hijau keluar dari batu permata dan menyambar wanita itu. wanita itu terhempas hingga membentur pohon.
Dnegan gerakan cepat aditama menyerangnya dengan pukulan bertubi-tubi. hingga saat wanita itu sudah tak berdaya, ia mencabut tusuk konde di rambut wanita itu dan menusuk kedua matanya secara bergantian.
"aaaaaa.... !" jeritan panjang memekik telinga.
wanita itu perlahan melebur menjadi asap dan hilang tertiup angin.
"m-makhluk aoa itu sebenarnya? kenapa bisa aku tiba-tiba ada di sini ? dan kalian?"
"jangan banyak bicara, aku akan menyembuhkan lukamu!"
aditama menyayat telapak tangannya dan meneteskan darahnya pada luka supardhi. seketika lukany menutup.
supardhi nampak terheran dan kebingungan.
"simpan pertanyaanmu! kita harus cepat selamatkan Ryuka!"
Aditama berlari menuju air terjun. jimin dan supardhi mengikutinya.
Aditama menghampiri Roro Arimbi. Roro Arimbi yang masih lemah tak dapat berbuat apa-apa. namun ia masih dapat melihatnya.
Aditaka membuka mulut Roro Arimbi dan meneteskan darahnya ke dalam mulut Roro Arimbi.
"akan ku akhiri semua penderitaan ini, Roro Arimbi! ucap aditama.
tubuh Roro Arimbi bergetar hebat. ingin berteriak namun tak mampu. hanya dapat bergelimpangan hingga terjatuh ke dalam aliran sungai. hingga tubuhnya terbawa arus.
"dia hanyut! bagaimana ini?" supardhi nampak panik
"biarkan saja"
aditama membuka air terjun menggunakan pancaran cahaya dari batu permata. ketika air terbuka, mereka bertiga segera masuk ke dalam gua.
Gua di dalam tebing dengan genangan air di bawahnya itu nampak luas. cahaya kelap kelip dari hewan kecil yang berterbangan cukup menerangi keadaan sekitar.
di dalam gua itu terdapat banyak lorong. mereka menyusuri setiap lorong untuk mencari keberadaan Ryuka.
"bagaimana jika siluman itu menyakiti Ryuka?" tanya jimin.
"jangan khawatir. aku percaya dia bisa menaklukkan siluman itu" ucap aditama
supardhi yang tidak tahu apa-apa hanya mendengarkan dan mengikuti mereka.
sementara itu, Ryuka berada di sebuah ruangan di dalam gua. ia terpaksa mengikuti permainan Prakas Bhayangkara.
meski ia merasa jijik ketika Prakas Bhayangkara menciumi dan meraba seluruh bagian tubuhnya. ia mencoba tenang dan berpikir untuk mencari kelemahan siluman itu.
Prakas Bhayangkara bangkit dari atas tubuh Ryuka san melepas seluruh pakaiannya. hingga nampak semua bagian tubuhnya yang perkasa.
Ryuka hampir saja berteriak, namun ia berhasil menahan suaranya.
kemudian Prakas Bhayangkara kembali menindih tubuh Ryuka dan merobek bajunya.
"aaaa!" Ryuka kaget dan berteriak.
"apa kau menikmati permainanku, cah ayu?"
"i-iya!" jawab Ryuka gugup.
'kenapa adigama belum juga datang' pikirannya mulai kacau.
teriakan Ryuka tadi menggema di dinding gua, hingga terdengar oleh aditama. mereka bertiga mencari asal suaraa.
batu permata di kalung Ryuka memancarkan cahaya. hingga membuat Prakas Bhayangkara merasa terusik dan menghentikan aksinya yang sedang menciumi leher rRyuka hingga ke bawah.
perhatiannya tertuju pada kalung itu. begitu ia menyentuh liontin kalung itu, pancaran cahaya putih keluar berputar di atasnya.
cahaya putih membentuk bayangan seseorang wanita yang transparan. Ryuka dapat melihatnya. wanita yang rambutnya di gelung ke atas dan membawa keris.
wanita itu melesat ke arah Prakas Bhayangkara dengan menodongkan sebilah keris kepadanya. Prakas Bhayangkara menghindar dan melompat.
Bayangan wanita itu terus berputar. Prakas Bhayangkara berubah wujud menjadi sosok harimau putih.
Ryuka bangkit dan memegangi bajunya yang koyak di bagian dada. ia hendak berlari, namun Prakas Bhayangkara menerkamnya.
"argghhh!"
Ryuka gak berdaya ketika tubuh mungilnya di tindih oleh seekor Harimau berukuran besar.
"aaarhhhhhhggg!!"
Suara geraman harimau menggelegar.
bayangan wanita itu melesat ke arah Prakas Bhayangkara. seketika Prakas Bhayangkara melompat untuk menghindar. hingga bayanagn wanita itu masuk kembali ke liontin kalung Ryuka.
Ryuka sampai terseret menerima dorongan dari sosok bayangan yang masuk ke dalam batu permata.
Aditama, jimin, dan supardhi sampai di depan lorong penghubung ruangan itu. aditama menghentikan langkah mereka.
"kalian tunggu di sini! biar aku hadapi siluman itu!"
Aditama masuk k dalam dan mendapati Ryuka yang terbaring di atas genangan air setinggi mata kaki .
"ampun, gusti pangeran Prakas Bhayangkara. hamba lancang masuk ke tempat ini karena hamba di utus Nyai Gandari untuk memastikan apakah kanjeng putri Roro Arimbi sudah dapat di pulihkan. namun hamba tidak menemukan keberadaan kanjeng putri serta gusti pangeran di bawah air terjun" ucap aditama.
Prakas Bhayangkara kembali ke wujud manusia tampa meninggalkan ekor panjang di bawah pinggangnya.
Prakas Bhayangkara memakai kembali pakaiannya dan keluar gua. mencari keberadaan Roro Arimbi dan demit wanita berkebaya putih.
"Roro Arimbiiiiiii !!! "teriaknya lantang
aditama menghampiri Ryuka yang masih menutupi dadanya.
"pakai ini!" aditama melepas kain jarik yang melingkar di pinggangnya dan memeberikan pa da Ryuka.
Ryuka mengikat kain itu melingkari dada. ia sedikit lega. meski jantungnya masih terasa berdegup begitu kencang.
"kalian cepatlah pulang! aku akan mengikuti Prakas Bhayangkara untuk mencari keberadaan jasad Roro Arimbi, serta mengalihkan perhatiannya Agar tidak menyerang kalian!"
"apa dia sudah mati?" tanya Ryuka.
"setidaknya dia sedNg melawan darahku yang menyerang aliran darah silumannya. karena dia dalam keadaan lemah, dia akan mudah di kalahkan hanya dengan meminumkan darahku!" jelas aditama.
di perjalanan pulang...
"apa ada yang terluka, Ryuka?" tanya jimin.
jimin sedari tadi memperhatikan kain jarik yang melilit di dada Ryuka.
"tidak ada!" jawab Ryuka.
"kalian ini tidak sengaja atau memang sengaja datang ke sini?" tanya supardhi
"kami sengaja ingin menyelamatkan kang pandai
tapi sampean harus janji... " kata Ryuka.
"janji apa?"
"janji untuk merahasiakan kejadian yang baru saja kita alami. karena jika kang pardhi cerita, warga akan geger dan pasti Nyai Gandari akan membuat semua orang celaka!"
"baiklah,Terima kasih kalian sudah menolongku. kalau tidak, mungkin aku sudah mati dan maayatku di temukan di tepi sungai!"
di rumah Nyai Gandari....
"nyai, aditama sudah kembali dengan membawa kanjeng putri!" ucap seorang pelayan.
Nyai Gandari keluar dari kamarnya. berjalan dengan di bantu kedua pelayan. tubuhnya yang lemah dan membungkuk itu membuatnya merasa tidak nyaman.
"aditama! apa yang terjadi? kenapa kau membawa Roro Arimbi pulang? apa ritualnya sudah selesai?"
"maafkan hamba, nyai! Roro Arimbi tidak dapat di selamatkan. ada seseorang yang mengacaukan penumbalan malam oni" jawab aditama dengan memasang wajah pilu.
Nyai Gandari mengepalkan tangannya.
" tapi jangan khawatir nyai, gusti pangeran Prakas Bhayangkara berpersan kepada hamba, bahwa tubuh nyai akan kembali seperti semula!"
"benarkah?"
"iya,nyai.dengan meminum darah gadis perawan pada bulan purnama yang akan datang!"
"arrrrh... bulan purnama masih cukup lama! aku tidak bisa bersabar!"
"bersabarlah, nyai... hamba akan selalu menemani nyai!"
"senyum Nyai Gandari mengembang di bibirnya. wajah keriputnya nampak berseri-seri.
temani aku, aditama!"
Aditama mengangguk.
"pelayan! urus jasad Roro Arimbi! panggil Abdi laki-laki untuk membawanya ke ruang bawah tanah!"
"baik, nyai!"
aditama mengikuti Nyai Gandari ke kamarnya.
"kau memang Abdi ku yang paling setia dan mengerti keinginanku!"
tanpa merasa risih sedikit pun. aditama melayani Nyai Gandari dalam wujudnya sebagai nenek tua dengan kulit keriputnya.
10 tahun yang lalu.....
kala itu aditama baru berusia tiga belas tahun, ia nekat masuk ke rumah Nyai Gandari karena mencari kakak perempuannya.
Suatu malam ia melihat kakanya berjalan mengikuti seorang wanita berkebaya outih dan menghilang di tengah alas jati. kemudian ia melihat bayangan kakaknya verada di rumah Nyai Gandari, berkat kekuatan batu permata di kalungnya.
Aditama adalah anak yang pemberani sejak kecil. ia sudah terlatih dengan ilmu bela diri yang di ajarkan oleh bapaknya.
aditama menyusup masuk ke dalam rumah Nyai Gandari. sampai akhirnya ia di tangkap dan di siksa. lalu ia merayu kepada Nyai Gandari bahwa ia akan mengabdi kepadanya.
dengan wajah tampannya, membuat Nyai Gandari memulai terpedaya dan menjadikan budak nafsu untuk memenuhi hasrat seksualnya.
selama berada di sana, aditama menunjukkan sikap bakti setianya pada Nyai Gandari. membuat Nyai Gandari semakin mempercayai nya dan memeberikan perhatian khusus padanya.
aditama juga di latih ilmu kanuragan dan ajian tenaga dalam. membuat dirinya semakin kuat dan dapat dengan mudah mengendalikan batu permata yang ia milikki.
tampa di ketahui Nyai Gandari. tujuan aditama yang sebenarnya adalah ingin mencari kelemahan Nyai Gandari.
terpaksa deh...nikah sm org jahat