Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Menyusul
"Terima kasih ya sudah mau mengajak Tante makan bareng kamu, sungguh senang rasanya ada orang yang mau di ajak ngobrol," ucap Mami Rosa pada Eliza seraya mengusap punggung tangan Eliza yang ada di atas meja.
Eliza tersenyum tulus. "Sama-sama Tante. El juga sangat senang ada yang mau menemani El makan dan berbicara. Oh iya Tante, El gak bisa lama-lama di sini, soalnya mau berangkat kerja hari ini juga. Nanti kapan-kapan kita ketemu lagi ya Tante. Nanti El ajak Tante ke kedai kopi."
"Kedai kopi? Wow, Tante suka kopi. Nanti kita bisa ngopi bersama dan bisa cerita banyak lagi. Tante senang kenal sama kamu. Tante merasa memiliki anak perempuan, tidak seperti Alex yang selalu sibuk dengan kerjaannya." Mami Rosa terlihat murung tapi sedetik kemudian tersenyum menatap Eliza.
"Ternyata gadis ini sangat ramah sekali, dia juga sangat cantik dan juga terlihat pintar," gumam batin Mami Rosa dalam hati.
Eliza melirik pergelangan tangannya dan waktunya sudah sangat mepet. Dia harus pergi secepatnya sebelum penerbangan terlambat. Ya, Eliza berniat menyusul Alex.
"Tante, saya tidak bisa lama-lama disini. Takutnya saya kemalaman. Tempatnya lumayan jauh Tante." Eliza berdiri dari duduknya dan berpamitan secara sopan.
"Iya, Nak. Silahkan saja," ujar Mami Rosa mempersilahkan.
*****
Kota lain.
Alex datang bersama kenan dan salah satu desainer di bagian berlian andalan perusahaannya. Saat ini dia sedang mengadakan meeting dengan salah satu klien yang menggunakan jasa dia sebagai penjual perhiasan. Restoran di salah satu hotel bintang lima menjadi salah satu tempat pertemuan mereka dengan kliennya.
"Selamat siang Tuan, perkenalkan saya Alex dan ini adalah asisten saya Kenan serta Robert sebagai desainer kami." Alex berkata seraya menjabat tangan pria yang akan menjadi klien pertama yang akan memesan perhiasan kepadanya.
"Saya Hiro dan ini calon istri saya Alea. Senang bertemu dengan Anda Tuan Alexander." Pelanggan itu pun memperkenalkan dirinya dan memperkenalkan calon istrinya. Sesaat, wanita yang bernama Alea itu terpesona terpukau melihat ketampanan Alex. Alea juga mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Alex tapi, apa yang Alex katakan?
"Kenan, siapkan pembersih kuman!" pinta Alex pada asistennya dan Kenan dengan sigap mengambil cairan pembersih yang selalu Alex inginkan.
"Siap, Bos."
Hal itu di perhatikan oleh dua orang kliennya yang heran sekaligus menilainya aneh.
Alex menerima uluran jabatan tangan Alea tapi hanya sedetik saja dan segera melepaskannya lalu mengambil pembersih dari Kenan. Dia menyemprotkan pada tangannya dan di gosok-gosok.
"Maaf Tuan, Bos saya memang memiliki alergi jika bersentuhan dengan wanita selain dari istrinya sendiri dan keluarga. Jadi Anda berharap mak'lum," tutur Kenan menjelaskan perihal salah satu hal yang di miliki Alex agar tidak ada kesalahpahaman yang tercipta diantara mereka.
"Wow ini sungguh hal yang langka, tapi beruntung sekali yang menjadi istrimu dikarenakan tidak membuat kau gatal-gatal." Lalu pria bernama Hiro itu duduk.
"Tidak ada yang beruntung kecuali Eliza yang mampu kusentuh."
Alex kembali mengingat pergumulan mereka hingga terjadi sampai 3 ronde, dan darah Alex tiba-tiba berdesir ingin merasakan hal itu lagi. "Sialan."
Mereka kini sudah duduk disalah satu ruangan VVIP yang cukup nyaman dan private. Klien yang memesan perhiasan kepada Alex ini merupakan pasangan kekasih dan seorang anak orang kaya di kotanya. Mereka ingin memesan cincin pernikahan dari rancangan perusahan yang Alex kelola agar hasilnya memuaskan.
"Tuan, Nona, silahkan kalian pilih sendiri desain dan model perhiasan yang ingin kalian gunakan. Ini berbagai macam desain yang kami miliki, kalian bisa memilihnya sesuai selera yang kalian miliki. Kami juga sudah menyiapkan rekomendasi buat kalian. Anda juga bisa dengan bebas mengajukan model sesuai yang kalian inginkan dan kami siap membuatkan." Alex menunjukan satu buku berisi berbagai macam cincin untuk tunangan maupun pernikahan.
Penjelasan serta penuturan yang Alex tunjukan membuat Alea terus menatapnya seakan begitu terpesona pada wajah tampan nan gagah pria yang tengah menjelaskan.
"Oh ok, saya sangat kagum dengan semua yang Anda tunjukkan. Bagaimana sayang, kamu pilih yang mana modelnya?" tanya Hiro pada calon istrinya tetapi pria itu tidak mendapatkan respon dari Alea.
Alex yang sedang menunduk lalu mendongak memperhatikan pasangan calon pengantin ini. Namun, matanya merasa tidak suka saat Alea terus menatapnya dengan sorot mata penuh kekaguman.
"Alea!" Hiro kembali memanggil calon istrinya sedikit lebih keras sambil memegang pundak Alea. Baru lah wanita itu tersadar dari keterpesonaannya.
"Hah, iya, saya suka barangnya. Sangat tampan sekali."
Hiro dan Alex mengerutkan keningnya.
"Nona Anda lihat bukunya bukan melihat wajah Bos saya!" celetuk Kenan membuat Alea gelagapan.
"I-iya. Saya memang melihat bukan melihat pemiliknya. Ini, saya suka yang ini." Alea buru-buru memperhatikan gambar itu dan memilih desain serta model yang diinginkan.
******
Beberapa jam telah berlalu, Eliza sudah sampai di kota yang di mana saat ini Alex singgahi. Dia juga sudah sampai di hotel yang di maksud Celline.
Eliza turun dari mobil, pesona Eliza sungguh tidak diragukan lagi oleh orang orang. Dengan langkah yang anggun, Eliza masuk menyeret kopernya.
"Dengan Nona Eliza?" tanya salah satu pekerja yang ada di hotel itu langsung menyambut kedatangan Eliza.
Eliza di buat tidak mengerti dan heran kenapa ada yang menyambutnya, "Iya, saya sendiri."
"Kami di tugaskan seseorang untuk membantu Anda dalam segala hal selama Anda berada di sini."
"Seseorang? Siapa?" dia merasa istimewa sampai harus di sambut segala.
"Atasan kami. Biar saya yang membawa koper Anda, Nona." dan orang itu beralih mengambil koper Eliza laku menariknya, "Mari ikut saya, akan saya tunjukan kamar Anda, Nona."
"Hmmm baiklah, tapi bilang sama atasanmu terima kasih karena sudah menyambut saya," ucap Eliza begitu tulus sambil jalan beriringan dengan wanita itu.
*****
Karena lapar, Eliza ke restoran yang ada di hotel itu. Dia pun sudah duduk di salah satu meja dan mencari pelayan restoran. Namun, matanya malah menemukan objek yang sedang ia kejar.
"Alex, rupanya kamu disini." Eliza tersenyum menyeringai dan dia pun berdiri melangkahkan kaki penuh percaya diri secara anggun ke arah dimana Alex tengah duduk bersama orang yang sedang menjadi klien nya. Meski Alex ada di ruangan VVIP, tapi Eliza bisa melihatnya karena ruangan itu hanya terhalang oleh dinding kaca saja.
Eliza pun berdiri di dekat kacanya dan memperhatikan Alex. Dia melipatkan kedua tangannya di dada.
Kenan yang sedang berdiri di samping Alex merasa sudut matanya melihat seseorang berdiri di dekat kaca. Karena penasaran, Kenan menoleh dan terbelalak melihat Eliza di sana. Segera Kenan berbisik memberitahukan kepada Alex.
"Bos, ada Eliza sedang memperhatikanmu di samping kiri," bisiknya membuat Alex tertegun. Sontak Alex menengokkan kepalanya hingga mata dia melotot tak percaya ada Eliza di sana.
"Eliza! Ini mustahil!"