NovelToon NovelToon
KEPENTOK PERAWAT ANTIK

KEPENTOK PERAWAT ANTIK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis
Popularitas:43M
Nilai: 4.1
Nama Author: Ichageul

Karenina, gadis cantik yang periang dan supel. Dia hidup sebatang kara setelah kehilangan seluruh keluarganya saat musibah tsunami Aceh. Setelah berpindah dari satu rumah singgah ke rumah singgah lainnya. Karenina diboyong ke Bandung dan kemudian tinggal di panti asuhan.

Setelah dewasa, dia memutuskan keluar dan hidup mandiri, bekerja sebagai perawat khusus home care. Dia membantu pasien yang mengalami kelumpuhan atau penderita stroke dengan kemampuan terapinya.

Abimanyu, pria berusia 28 tahun yang memiliki temperamen keras. Dia memiliki masa lalu kelam, dikhianati oleh orang yang begitu dicintainya.

Demi membangkitkan semangat Abimanyu yang terpuruk akibat kecelakaan dan kelumpuhan yang dialaminya. Keluarganya menyewa tenaga Karenina sebagai perawat sekaligus therapist Abimanyu.

Sanggupkah Karenina menjalankan tugasnya di tengah perangai Abimanyu yang menyebalkan? Apakah akan ada kisah cinta perawat dengan pasien?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Another Taruhan

Hari ini Nina memulai terapinya. Dia mendorong kursi roda Abi menuju tempat terapi. Setelah mengunci kursi roda. Nina mengambil peralatannya, kemudian duduk bersila di depan kursi roda. Dia akan mengecek saraf-saraf Abi. Perlahan dia menekan telapak kaki lelaki itu menggunakan stick terapi. Wajah Abi tampak datar-datar saja. Nina terus menekan beberapa titik di kakinya. Sesekali Nina memperhatikan wajah Abi. Tak ada reaksi di kakinya, begitu pula wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun.

Nina tahu lelaki ini sedang berusaha menahannya. Dia tak hilang akal. Nina menuju dapur, mengambil beberapa potong es batu lalu kembali. Dia menggulir-gulirkan es batu ke telapak kaki Abi. Seketika sensasi dingin bercampur geli dirasakan oleh Abi. Nina tersenyum, usahanya berhasil. Abi menatap kesal padanya.

Selesai merefleksi, Nina membantu Abi berdiri. Kemudian membawanya ke trek latihan. Abi berpegangan pada besi penyangga yang ada di kanan dan kiri kemudian mulai melangkahkan kakinya.

Baru beberapa langkah berjalan, peluh langsung membasahi keningnya. Kakinya benar-benar terasa berat untuk digerakkan. Untuk satu langkah kaki saja, membutuhkan tenaga yang cukup besar. Sesekali Nina menyeka keringat Abi.

“Istirahat dulu pak Abi.” saran Nina.

“Pak.. pak.. pak.. ganti panggilannya! Aku ngga suka!!”

“Ya udah, abang.”

“Kamu pikir aku tukang bakso!”

“Kak Abi.”

“Aku bukan kakak kamu!”

Duh gusti ni orang minta dipites kali ya.

“Iya mas Abi. Ayo minum dulu.”

Mendengar Nina memanggilnya dengan sebutan mas, suara protes tak terdengar lagi dari mulutnya. Gadis itu tersenyum lega. Abi meneguk air di botol. Jakunnya tampak turun naik, peluh yang menetes di dahinya membuatnya terlihat seksi. Nina menelan salivanya melihat pemandangan menggoda di depannya. Abi menyeka bibirnya yang basah terkena air.

Oh My God seksi bener nih cowo. Ya ampun itu bibirnya pengen gue caplok rasanya. Astaghfirullahaladziim.. nyebut.. nyebut Nina, jangan sampe elo yang baper..

Abi memberikan botol minuman pada Nina. Setelah mengambil botol dari Abi, Nina kembali mengelap peluh lelaki di hadapannya. Dada Abi sedikit berdesir saat berdekatan dengan Nina. Dia menikmati aroma parfum perempuan ini. Ditambah rambut Nina yang dicepol memperlihatkan leher jenjangnya, membuatnya bertambah seksi. Abi berusaha menahan nafasnya saat leher Nina berada di dekatnya.

Nih cewe pake parfum apa sih, enak banget wanginya. Duh itu lehernya putih banget. Kayanya enak bikin kiss mark di situ.

“Ehem!!” Abi berdehem mencoba menghilangkan rasa groginya atas pikiran mesumnya barusan.

“Kenapa mas? Mau minum lagi?”

“Ngga! Ayo latihan lagi.”

Abi mulai melangkahkan kakinya lagi. Dengan susah payah akhirnya dia bisa berjalan sampai ke ujung. Habis sudah tenaganya. Dengan cekatan Nina mengambil kursi roda kemudian membantu Abi duduk.

“Hari ini cukup dulu mas. Besok kita lanjut lagi. Nanti sore pijat refleksi lagi, untuk merangsang saraf-saraf kaki mas.”

Abi hanya mengangguk. Kemudian Nina mendorong kursi roda keluar dari ruangan terapi. Saat berada di kolam renang, Nina berhenti sebentar.

“Mas, mau di sini dulu atau mau langsung ke kamar?”

“Ngapain di sini?”

“Mungkin mas mau merendam kaki dulu di kolam?”

“Hmm.. boleh.”

Nina mengunci kursi roda. Dia membantu Abi berdiri, dia memeluk pinggang Abi dan melingkarkan tangan Abi ke bahunya untuk membantunya berjalan. Seketika jantungnya berdebar kencang berada sedekat ini dengan lelaki jutek itu.

Nih jantung ngga kompromi banget sih. Tenang.. tenang..

Abi melirik pada Nina, wajah gadis itu tampak memerah. Abi tersenyum kecil. Kemudian dia mengeratkan rangkulannya di bahu Nina. Wajah Nina bertambah merah. Abi tertawa dalam hati. Sesampainya di dekat kolam, perlahan Nina membantu Abi duduk dan mencelupkan kakinya ke dalam kolam.

☘️☘️☘️

Sudah lima hari terapi berjalan. Namun perkembangan Abi cukup lambat. Nina geram karena sepertinya Abi tidak bersungguh-sungguh melakukan terapinya. Dia seperti mengulur waktu untuk kesembuhannya.

Seperti biasa selesai terapi, Nina selalu membawa Abi ke kolam. Tapi kali ini Abi tidak mau merendam kakinya. Dia hanya ingin menikmati semilir angin untuk menghilangkan lelahnya. Nina datang membawa segelas es jeruk lalu memberikannya pada Abi. Selesai meneguk habis minumannya dia meletakkan gelas di atas meja.

Melihat Abi bersantai. Nina memulai aksinya. Dia berjalan di pinggir kolam. Tiba-tiba kakinya terpeleset dan,

“Aaaaa..!!!”

BYUR!

Seketika tubuh Nina masuk ke dalam kolam. Kepala Nina timbul tenggelam di dalam kolam. Abi terkejut dan bangkit dari kursi rodanya. Dengan susah payah dia berjalan menuju kolam. Abi menyeret kakinya sekuat tenaga, sampai akhirnya dia sampai di dekat kolam. Tapi dia tidak melihat tubuh Nina. Abi mulai panik.

“Nina! Nina!” panggilnya.

Juna dan Sekar yang mendengar teriakan Abi bergegas menuju kolam. Tiba-tiba Nina muncul ke permukaan mengejutkan Abi. Dengan santainya dia naik. Abi hanya melongo melihat gadis itu.

“Heh!! Seneng ya bikin orang panik!!” bentak Abi.

“Ck.. ck.. mas Abi cepet banget sampenya. Kenapa pas terapi jalannya lelet kaya keong?”

“Apa maksud kamu?”

“Maksudku, mas Abi jangan main curang. Kita fairplay aja mas. Mas mau mengulur waktu kan biar aku kalah taruhan?”

Abi hanya diam. Dia tak menyangka Nina menyadari ulahnya. Juna hanya tersenyum melihat tingkah keduanya. Dia yakin sebentar lagi fisik dan mental Abi akan cepat pulih. Melihat Juna, Nina memanggilnya.

“Kak Juna sini kak.”

Juna dan Sekar menghampiri Nina.

“Kak, aku mau buat taruhan lain sama mas Abi.”

“Taruhan apa lagi?!” ketus Abi.

“Kak Juna bisa tolong dibuka kaosnya sebentar?”

Juna bingung dengan permintaan Nina, begitu pula dengan Sekar dan Abi. Nina mengedipkan matanya pada Juna. Akhirnya Juna mengabulkan permintaan Nina. Dia membuka kaosnya. Seketika nampaklah dadanya yang bidang plus roti sobek menghiasi perutnya. Nina menelan salivanya melihat tubuh Juna. Sangat berbeda dengan Fares.

“Se, bisa minta tolong buka kaosnya mas Abi,” pinta Nina.

Dengan cepat Sekar membuka kaos kakak keduanya ini. Walau mendapat protes dari Abi, tapi Sekar tak peduli. Dia penasaran apa rencana Nina kali ini.

“Mas Abi, lihat badan kak Juna baik-baik. Dadanya bidang, tubuhnya berisi plus perut six packnya benar-benar membuat kak Juna kelihatan gagah. Tapi coba lihat mas Abi. Badan ceking kaya gitu, ngga menarik.”

Sekar dan Juna cekikikan mendengar ledekan Nina. Gadis itu tidak tahu kalau dulu sebelum kecelakaan, tubuh Abi sama seperti Juna.

“Maksud kamu apa?!” Abi geram.

“Gimana kalau kita taruhan lagi?”

“Taruhan apa?”

“Bisa ngga mas Abi memiliki tubuh seperti kak Juna dalam waktu tiga bulan? Kalau mas Abi gagal, maka aku ngga perlu bayar denda sepuluh kali lipat gaji walau waktu terapi lebih dari 3 bulan.”

“Kalau aku menang?”

“Mas Abi boleh minta apapun padaku.”

Abi melihat pada Juna kemudian tersenyum licik. Juna hanya menepak jidatnya. Kali ini Nina benar-benar salah langkah.

“Deal!! Kak, besok panggil Dodit buat ngelatih aku lagi. Dan kamu nona, bersiaplah mengabulkan semua keinginanku.”

Abi mengangkat sebelah alisnya. Kemudian dia menjalankan kursi rodanya meninggalkan Nina yang tak mempedulikan ancaman Abi.

“Ya ampun kak Nina, kenapa minta hal kaya gitu? Ngebentuk body kaya kak Juna itu hal gampang buat kak Abi. Dulu badan kak Abi tuh sama kaya kak Juna.”

“Iya Nin, kayanya kamu salah langkah sekarang. Kalau dia yang menang gimana?” Timpal Juna seraya memakai lagi kaosnya.

“Tujuanku bukan menang taruhan kak. Tapi mengembalikan mas Abi seperti dulu. Lihat, karena ingin memenangkan taruhan dariku, dia jadi bersemangat kan? Dengan exercise, kondisi fisik mas Abi akan semakin baik. Kalau kondisi fisiknya baik, maka kondisi mentalnya juga akan ikut membaik.”

Juna memandang takjub pada gadis ini. Dia tahu bagaimana cara memompa semangat bersaing Abi yang telah lama hilang.

“Tapi nanti kalau kak Abi yang menang terus dia minta yang aneh-aneh gimana kak?”

“Tenang aja, aku yakin mas Abi ngga akan minta yang aneh-aneh. Kalau pun itu terjadi, kalian berdua mau membantuku kan?”

“Iya, kita pasti bantu,” Juna meyakinkan.

Setelah itu Juna kembali ke ruang kerjanya. Sebelum itu dia mengusap puncak kepala Nina. Dia benar-benar kagum akan sosok Nina. Sekar pun hendak kembali ke kamarnya. Saat melewati Nina, Sekar berbisik di telinga Nina.

“Semoga aja kak Abi ngga minta dicium sama kak Nina. Kalau dia minta itu siap-siap aja. Kak Abi itu best kisser.”

Tubuh Nina menegang mendengar ucapan Sekar. Dia sungguh tidak memprediksi ke arah itu. Sekar terkekeh melihat wajah tegang Nina. Dalam hati dia berharap Nina bisa berjodoh dengan Abi.

☘️☘️☘️

**Nah kalau taruhan yang ini siapa yang bakal menang? Abi atau Nina?

Mamake lagi ikut kompetisi Are you a writer season 6. Jadi minta dukungannya dan doanya juga😘😘😘**

1
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
huuft....menyebalkan wanita model bgne...
anonim
Rian..Rian....sdh tahu kan sekarang kalau Anya sdh punya suami
anonim
wow...Sandi tiati ama desahannya Syakira. Bisa diamuk Risma ntar
anonim
bakal seru neehhh
Risma dan Sandi bakal malu semalu-malunya
anonim
dah pak Cakra...ikhlaskan Anya segera dinikah Irvin dari pada tersiksa setiap saat digodain makhluk astral kasihan kan Anya
anonim
Kenan...Kenan.....tidak disangsikan lagi kau putra Abimantu Hikmat yg pintar bermain kata. Rasain betapa dongkol and keki Sandi dan Risma menghadapai Kenan yang sedang bersandiwara tentang siapa seorang Kenan berikut orangtuanya, dengan ngomong begitu meyakinkan.
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
berhati mulia ternyata Abi..
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Blewah segat rasa nya klo di minu. setelaj nuka puasa....bunda sgt suka blewah...
anonim
Kenan semangat berjuang mendapatkan Zahra
anonim
Jijan...Jihan....kapuoookkk lu
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
ich...prewedding koq di tmpy bgtu bikin zport jantung ajah..
Ayu
cuantiks
anonim
Jihan nih cari penyakit ajah
anonim
duuuuhhhh Kenan ayak2 wae
Ayu
sungguh terlalu
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Dulu. bunda msih muda ya rajin minum jamu biar keset kt org tua bunda....😍
anonim
wadooooooooohhhhhh
anonim
Nina mengangkat tubuh Nina, Thor...🤭
Nara...siap tidak siap Kenzie siap menggempurmu ya...wkwkwk
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
jafi deg deg seeer....ngapain ya mrka.
.?
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
bahagia pool pasti Rindu....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!