Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
.
.
.
Fay menangis dipelukan sang Daddy. Selama ini Daddy-nya sangat sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan keadaan Fay. Bagaimana Fay diperlakukan pun Gerald tidak tau.
"Inilah yang ingin kami bahas, Tuan," kata Ram.
Gerald menoleh kearah Ram, dan kemudian kembali melihat putrinya yang banyak bekas luka.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" ulang Gerald.
Lebih baik duduk dulu Dad," kata Aldebaran.
Gerald pun menurut saat Aldebaran menyuruhnya untuk duduk. Gerald masih belum mengerti dengan permasalahannya.
Oya, Gerald pertama kali melihat Aldebaran saat Gerald datang ke Indonesia untuk membahas kerjasama bersama Ram. Dan itu sudah sangat lama, yaitu 10 tahun yang lalu. Sejak Gerald tau kalau bocah kecil yang ia lihat adalah anak dari rekan bisnisnya, Gerald pun berencana untuk menjodohkan mereka. Tapi Ram menolaknya dengan cara halus.
Kembali ke topik...
Aldebaran memperlihatkan bukti perlakuan Kimberly kepada Fay, dan bukti lain tentang pembunuhan berencana yang dilakukan Kimberly kepada istrinya. Gerald mengepalkan tangannya kuat. Selama ini dia benar-benar merasa tertipu. Orang yang ia kira baik ternyata adalah seekor ular berbisa.
"Bagaimana tuan Gerald?" tanya Ram.
Gerald menatap Ram dan Aldebaran secara bergantian. Melihat tatapan itu, Ram pun faham.
"Tenang saja, masalah putrimu serahkan kepada kami, kami sudah menganggap nya sebagai putri kami sendiri," kata Ram.
Kemudian Fay menceritakan kejadian dari dia diculik dan disekap hingga dibawa ke negara ini. Gerald semakin marah, apalagi dalangnya adalah istrinya sendiri yang sangat ia percayai untuk menjadi ibu sambung pada putrinya.
"Maafkan Daddy, karena Daddy kamu jadi menderita. Kalau saja dulu Daddy menuruti perkataan mu, mungkin semua ini tidak akan terjadi," ucap Gerald sambil menangis.
Ia sangat menyesali keputusan nya untuk memperistri Kimberly. Padahal Fay sudah pernah bilang kalau Kimberly bukan orang baik. Tapi Gerald tidak percaya. Karena Claudia terlihat begitu baik dan keibuan saat didepan Gerald.
Gerald percaya karena Kimberly adalah teman baik istrinya. Gerald pikir kalau istrinya benar-benar kecelakaan. Ternyata itu hanya rekayasa dari Kimberly.
"Daddy tidak salah, tapi mereka yang salah," ucap Fay.
"Sudahlah, tidak perlu disesali. Sekarang yang terpenting, bagaimana caranya untuk menjebloskan wanita itu beserta anaknya kepenjara," ucap Ram.
"Soal itu biar menjadi urusanku, aku hanya perlu bukti tentang kejahatan mereka," jawab Gerald.
"Bagaimana, Nak? Apa kamu mau menjadi menantuku?" tanya Gerald to the point.
Fay sudah tertunduk, ia sangat malu saat Daddy-nya membahas tentang masalah itu.
"Jangan terlalu terburu-buru Dad, aku juga masih sangat muda, Fay juga masih muda. Bisa saja kedepannya akan berubah seiring waktu," jawab Aldebaran.
"Kami tidak memaksa, tapi tidak ada salahnya melakukan pendekatan agar lebih mengenal satu sama lain," kata Ram bijak.
"Benar, tidak ada salahnya pendekatan terlebih dahulu," Gerald menimpali.
Ars dan Aleta tidak mau ikut campur, keduanya hanya menjadi pendengar saja. Karena itu bukan urusan mereka.
Mereka semua berkumpul di sofa, bahkan Fay juga ikut berkumpul dengan mereka.
"Pulang nanti aku urus wanita itu. Aku tidak menyangka ternyata aku memelihara ular didalam rumahku," kata Gerald.
Gerald akan menitipkan putri untuk tinggal sementara bersama dengan Ram. Tentu saja mereka sangat senang. Apalagi gadis itu gadis baik-baik.
"Bagaimana kalau tinggal di rumahku saja," kata Aleta buka suara.
"Boleh," sahut Aldebaran dengan cepat.
"Kalau tinggal dirumah bersama kami, jantungku tidak akan bisa aman," batin Aldebaran.
"Tinggal bersama kami saja," kata Cahaya menimpali.
"Bun ...."
"Kenapa? Mau dinikahkan?" tanya Cahaya pada putranya.
Aldebaran tidak jadi ingin protes, mendengar kata menikah seolah-olah itu adalah momok yang paling menakutkan bagi dirinya.
"Ntar bucin baru tau rasa," gumam Aleta. Ars yang duduk didekat Aleta cuma tersenyum, karena ia mendengar gumaman tersebut.
"Bagaimana kalau kita makan siang dulu?" tanya Ram.
"Kebetulan aku juga sudah lapar, dari dalam pesawat belum makan apa-apa," kata Gerald menimpali.
Mereka pun keluar untuk makan, kecuali Aldebaran, karena ia harus menjaga Fay. Sebenarnya Fay menyuruh Aldebaran untuk ikut mereka, tapi Aldebaran juga tidak tega meninggalkan gadis itu sendiri.
Kini hanya tinggal mereka berdua saja, Aldebaran terpaksa memesan makanan dari luar untuk mereka makan.
"Mengapa kamu tidak ikut?" tanya Fay.
"Kalau aku ikut, kamu akan sendirian. Aku bertanggung jawab untuk menjagamu," jawab Aldebaran.
"Maafkan Daddy ku, karena terlalu memaksa kamu," kata Fay.
"Gak apa-apa, aku juga mengerti kok," kata Aldebaran.
"Al!" panggil Fay.
"Hmmm," jawab Aldebaran.
"Gak apa-apa," kata Fay.
Aldebaran tersenyum, senyum yang jarang sekali ia perlihatkan kepada perempuan lain.
"Ngomong saja, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Aldebaran.
"Apa aku tidak akan menyusahkan?" tanya Fay.
"Mengapa bertanya seperti itu? kami tidak merasa direpotkan kok," tanya Aldebaran balik.
"Aku hanya takut, nanti akan malah menyusahkan," jawab Fay.
"Jangan bicara seperti itu, sekarang kamu istirahat," ucap Aldebaran. Dengan perlahan ia membaringkan tubuh Fay ditempat tidur.
Entah angin apa yang membuat seorang Aldebaran berani mengecup kening Fay dengan lembut. Fay perlahan memejamkan matanya.
"Tidurlah, istirahat yang cukup," kata Aldebaran.
Aldebaran tidak sadar dengan perlakuannya seperti itu sudah membuat Fay merasa jantungnya tidak baik-baik saja. Aldebaran kembali ke sofa. Perlahan ia memegang dadanya yang terasa bergemuruh.
"Lancang kamu Al, berani-beraninya kamu mengecup keningnya?" batin Aldebaran.
"Itu bukan sifatmu yang sebenarnya," batinnya lagi.
Pesanan makanan pun datang, Aldebaran segera membuka pintu dan menerima pesanan tersebut.
Sementara Aleta kini sedang bersama Ars. Aleta mengendarai motornya, sementara Ars mengendarai mobil. Keduanya tidak ikut makan bersama kedua orang tuanya.
Aleta menghentikan motornya, dan Ars menghentikan mobilnya. Karena keduanya dihadang oleh dua buah mobil.
"Ada apa ini?" batin Aleta. Aleta segera turun dari motornya.
Ars juga keluar dari mobil dan dengan cepat menghampiri Aleta. Kemudian datang lagi sebuah mobil dari arah depan Aleta dan Ars.
"Siapa mereka?" tanya Ars.
"Kelompok mafia the Lion," jawab Aleta.
"Apa kita menyinggung mereka?" tanya Ars.
"Kamu pasti mengenal mobil yang baru datang itu," jawab Aleta.
Ars memperhatikan mobil tersebut dan seketika ia teringat pemilik mobil itu adalah Amora.
"Sudah tau, kan?" tanya Aleta.
"Hmmm, ternyata Amora. Gak kapok-kapoknya dia," jawab Ars.
Kemudian keluarlah Amora bersama ketua mafia yang bernama Lion itu. kemudian disertai bawahannya.
"Itu mereka sayang, aku ingin mereka menghilang dari muka bumi ini," ucap Amora mengompori.
"Kamu tenang saja sayang, serahkan semuanya padaku," kata Lion.
"Habisi dua orang itu," perintah Lion kepada bawahannya.
"Siap bos," jawab mereka serentak.
Mereka berjumlah 10 orang termasuk Lion dan Amora. Dan bawahan berarti 8 orang.
"Kamu siap?" tanya Aleta pada Ars.
Aleta benar-benar sudah mempersiapkan dirinya untuk melawan musuhnya.
.
Sesuai permintaan kalian. Malam Minggu aku kabulkan. Semoga kalian terhibur ya.
.
.
.