Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)
Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.
Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.
Bagaimana kisah mereka, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Cerita Lucas
Lucas mengangkat sebelah alisnya menatap Maxime dengan tatapan tidak percaya. Lalu pria itu terkekeh pelan sebelum menjawab ucapan Maxime.
"Jadi kedatanganmu ke sini hanya untuk itu?," jawab Lucas.
Maxime mengangguk pelan."Iya...aku harus tahu yang sebenarnya terjadi puluhan tahun yang lalu dari kedua belah pihak," ucap Maxime.
"Jika aku mengatakannya apakah kau akan mempercayaiku?," tanya Lucas dengan tatapan penuh selidik.
"Akan aku pertimbangkan," jawab Maxime membuat tawa Lucas seketika pecah. Ia sungguh tidak menyangka jika musuhnya selama ini datang ke tempatnya hanya untuk bertanya apa yang terjadi di masa lalu.
Lucas kemudian tersenyum miring, ia yakin sekali terjadi sesuatu diantara Maxime dengan Armand."Apakah itu artinya kau tidak mempercayai Kakek Armandmu itu lagi?," tanya Lucas yang masih belum mau menjawab pertanyaan Maxime.
"Apakah kau bersedia mengatakan yang sebenarnya atau tidak, Lucas?," tanya Maxime yang tidak sabaran. Ia merasa Lucas berusaha untuk mempermainkannya.
"Hahahaha...Maxime. Kau benar benar memiliki keberanian yang cukup tinggi. Kau nekad mendatangi markas musuhmu hanya dengan tangan kosong. Apakah kau tidak takut jika mati konyol disini?," tanya Lucas disela tawanya.
Maxime menggeleng pelan."Tidak. Aku tahu kau tidak akan melakukannya padaku," jawab Maxime membuat Lucas menghentikan tawanya.
"Kau benar-benar memiliki kepercayaan diri yang tinggi anak muda. Aku salut untuk itu. Dan aku seperti melihat Lemos pada dirimu," angguk Lucas.
"Baiklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya terjadi puluhan tahun yang lalu. Kau harus menyimak baik-baik Maxime," ujar Lucas yang tampak menghela nafas bertanya. Ada sedikit beban berat yang saat ini serta ia pikul.
"Aku akan mendengarkannya, Lucas," jawab Maxime yang benar-benar tidak sabaran mendengar cerita Lucas.
Lucas tampak merenung sesaat sebelum memulai ceritanya. Ia berpikir darimana ia harus memulai ceritanya."Max... sebenarnya aku dan Lemos dulunya bersahabat. Kita tumbuh bersama sejak kecil karena ibu kami dulunya juga bersahabat. Persahabatan kami berlangsung cukup lama hingga kami duduk di bangku SMA. Dan setelahnya kami terpisah, Aku melanjutkan pendidikanku di negara yang ada di Asia atas perintah Ayahku saat itu yang ingin aku mengenal budaya negara asal Ayahku. Dan Grandpamu tetap melanjutkan pendidikannya disini," ucap Lucas sejenak menghentikan ceritanya.
"Lalu?," tanya Maxime yang semakin penasaran dengan kelanjutan cerita Lucas.
"Tahun berlalu aku dan Grandpamu hilang kontak karena kesibukan kami masing-masing. Dan saat aku menyelesaikan pendidikanku, aku juga tidak langsung pulang ke sini karena aku menikahi wanita Asia. Dan aku kembali ke negara ini setelah mendiang istriku dan anakku meninggalkan dunia. Dan saat aku kembali ke negara ini aku tidak langsung bertemu dengan Lemos. Aku diminta ayahku saat itu bergabung dengan kelompok Mafia yang ia pimpin dan itu membuatku begitu sibuk sehingga melupakan Lemos," jawab Lucas menjeda ceritanya. Ia tampak menghela nafas beratnya.
"Beberapa bulan aku kembali tinggal di negara ini, aku tidak sengaja kembali bertemu dengan Lemos di sebuah acara penghargaan bergengsi saat itu. Dan Lemos saat itu mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha sukses saat itu. Dan dalam pertemuan kami itu, Lemos memperkenalkan Armand padaku yang menjadi sahabat Grandpamu saat itu. Dan setelah pertemuan itu hubungan kami kembali dekat. Bahkan Lemos seringkali mendatangi kediamanku hanya untuk sekedar bercerita tentang keluarganya. Dan kau tahu Max, Grandpamu sangat bangga memiliki cucu sepertimu," ucap Lucas yang terlihat menghela nafas beratnya.
"Tapi... persahabatan kami harus mulai merenggang karena sesuatu hal. Lemos ternyata juga pimpinan dari Mafia dan Armand saat itu adalah orang kepercayaannya. Awal hubungan kami merenggang karena Lemos memerintahkan Armand untuk merebut pengiriman senjata yang aku kirim ke sebuah negara konflik saat itu. Dan mulai dari sanalah aku dan Lemos mulai bermusuhan," jawab Lucas.
"Dan karena itu kau membunuh Grandpaku?," tanya Maxime kini dengan tatapan tajamnya.
Lucas menggeleng pelan."Tidak. Aku tidak pernah membunuh Grandpamu, Maxime. Meski kami bermusuhan tapi jauh dari dalam lubuk hatiku aku tidak akan setega itu membunuh sahabatku sendiri," jawab Lucas.
"Lalu kenapa Kakek Armand mengatakan jika kau sudah menghabisi Grandpaku dihadapannya?," tanya Maxime.
"Memangnya Lemos benar-benar meninggal, Max?. Jika ia dimana makamnya?," ujar Lucas kembali bertanya.
"Jangan berkelit lagi Lucas. Katakan yang sebenarnya, jika memang kau yang sudah menghabisi nyawa Grandpaku!," teriak Maxime.
"Max... tenanglah!, jangan gegabah. Ingat saat ini kita sedang berada di Markas pria ini," bisik Damian mencoba menenangkan sahabatnya. Sejak tadi ia diam menyimak semuanya dan ia bisa menyimpulkan jika Lucas tidaklah berbohong.
"Dam...mana mungkin aku bisa tenang. Ini mengenai Grandpaku, Dam," jawab Maxime.
"Armand tidaklah sebaik yang kalian kira. Maka berhati-hatilah dengannya," ucap Lucas tiba-tiba membuat Maxime dan Damian langsung menatap pria itu dengan tatapan bingung.
"Jangan mencoba memprovokasiku, Lucas," jawab Maxime.
"Aku berkata yang sebenarnya Maxime. Dia berusaha untuk menghabisiku itu karena aku tahu semua rahasia kelamnya," jawab Lucas.
"Apa maksudmu?," tanya Maxime.
Lucas sejenak terdiam sebelum melanjutkan ceritanya menimbang apakah keputusannya untuk mengatakan yang sebenarnya pada Maxime sekarang adalah benar.
"Lucas," seru Maxime.
"Lemos belum meninggal Max," jawab Lemos.
"Apa??," pekik Maxime dan Damian bersamaan.
Lucas tampak mengangguk pelan."Iya. Tapi aku tidak tahu dimana keberadaannya saat ini. Dan sepertinya Kakek Armandmu tahu semuanya," ujar Lucas.
"Jadi--
"Ya... Armand ingin menjadi pimpinan dari kelompok yang dipimpin Lemos hingga ia mengkhianati Grandpamu saat Lemos melakukan penyerangan padaku saat itu. Ia membuat seolah-olah Lemos aku yang menghabisi Lemos. Dan aku yakin Max, Lemos masih hidup karena aku tidak pernah menemukan makamnya," ucap Lucas.
"Jadi--
Lucas mengangguk pelan." Armand tidak sebaik yang kalian kira. Dan Revan adalah cucu kandungnya akan ia jadikan pimpinan berikutnya," jawab Lucas
Deg
"Re-van cucu kandung Kakek Armand?," gumam Damian yang terkejut dengan apa yang ia dengar.
"Kalian tidak tahu?," tanya Lucas menatap Maxime dan Damian bergantian.
Damian menggeleng cepat."Tidak," jawab Damian.
"Sekarang kalian sudah tahu bukan siapa Armand. Maka berhati-hatilah!," ucap Lucas.
***
"Brengsek...kita ditipu mentah-mentah oleh pria tua itu Max, aku tidak menyangka jika Kakek Armand selama ini menjadikan kita alat untuk belas dendamnya pada Lucas," umpat Damian saat mereka dalam perjalanan pulang.
Sementara Maxime tampak diam saja fokus pada jalanan yang ia lewati. Ia tengah berusaha mencerna cerita Lucas dan menimbang kebenarannya.
"Dan Grandpamu, dia tidak meninggal Max, lalu dimana dia sekarang?," tanya Damian.
"Apakah menurutmu cerita Lucas tadi benar, Dam?," tanya Maxime. Ia takut jika Lucas hanya memprovokasinya agar menentang Kakek Armand.
"Menurutku benar Max, aku tidak melihat kebohongan dimatanya," jawab Damian.
"Max... sebaik kau kembali bergabung dengan Kakek Armand untuk menyelidiki dimana Kakek Lemos saat ini berada," ujar Damian.
"Tidak Dam, aku sudah punya rencana sendiri untuk itu. Aku akan membuktikan jika ucapan Lucas itu benar. Dan aku tidak akan mengampuni orang yang sudah mengkhianatiku. Aku saja bisa tega pada Saudari Nenekku sendiri kenapa tidak dengan Kakek angkatku sendiri," jawab Maxime tersenyum smirk.
...----------------...
bagaimana busuk nya kake Arman
sll nunggu upnya makin penasaran gimana hubungan amelia & maximie