NovelToon NovelToon
Bayang Dibalik Jejak

Bayang Dibalik Jejak

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:626
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"

Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.

Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PUNCAK DARI SEGALANYA

Elena berdiri di depan cermin yang retak, matanya menatap bayangan dirinya yang terpecah-pecah di dalamnya. Dia merasa seolah-olah dunia ini bukan hanya miliknya, tetapi juga milik semua dunia yang ada di luar sana—setiap cermin adalah sebuah dunia lain yang menunggu untuk dihancurkan atau diselamatkan. Pedangnya masih tergenggam erat di tangannya, terasa semakin berat, seolah-olah memanggilnya untuk membuat pilihan yang tak dapat dihindari.

“Liam,” bisiknya, matanya penuh dengan kebingungan dan kesakitan. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Semua ini… rasanya seperti mimpi buruk yang tak bisa aku bangunkan.”

Liam berdiri di sebelahnya, matanya dipenuhi dengan keheningan yang menggetarkan. “Kita telah melangkah terlalu jauh, Elena. Apa yang terjadi di sini bukan hanya tentang kita. Dunia ini, dan dunia yang terhubung dengannya, sudah terlalu rapuh. Apa pun yang kita pilih, itu akan mengubah segalanya.”

Elena menatap ke depan, di mana cermin-cermin lain mulai terbelah lebih dalam, menciptakan celah-celah yang semakin besar. Dari dalam celah itu, bayangan-bayangan gelap mulai merayap keluar, menari-nari dengan ganas, seolah-olah dunia ini tidak akan pernah damai lagi.

"Jika kita menghancurkan semua cermin ini, kita akan menghancurkan dunia-dunia yang ada di dalamnya," Elena berkata, suara serak penuh ketakutan. "Tapi jika kita tidak menghancurkannya, kita akan terjebak dalam siklus ini selamanya."

Liam menatap cermin di depannya dengan intensitas yang mengerikan. "Siklus ini sudah berjalan lebih lama dari yang kau bayangkan. Kebenaran yang lebih gelap, lebih dalam, ada di balik ini semua. Dunia ini bukan hanya sebuah tempat—ia adalah entitas yang hidup, yang merasa, dan yang merespons setiap perubahan yang kita buat."

Pikiran Elena terus berputar, membingungkan. Apa yang seharusnya mereka lakukan? Menghancurkan dunia ini berarti menghancurkan segala yang telah mereka perjuangkan. Tapi jika mereka tetap bertahan, itu akan berarti mereka akan terus terperangkap dalam kegelapan ini, dalam sebuah permainan yang tidak pernah berakhir.

Tiba-tiba, di tengah kebingungannya, makhluk itu kembali muncul di hadapan mereka, menatap mereka dengan tatapan yang penuh dengan kebijaksanaan yang mengerikan.

“Kalian akhirnya sampai pada titik ini,” suara makhluk itu menggema, “Saat pilihan yang kalian buat akan menentukan takdir kalian dan dunia yang lebih besar. Kalian ingin menghancurkan siklus ini, tetapi kalian tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian melakukannya. Dunia ini, seperti yang sudah aku katakan, adalah ciptaan yang lebih besar dari yang bisa kalian pahami.”

Elena merasakan ketegangan yang mengalir melalui tubuhnya. “Aku sudah mendengar cukup banyak dari kalian. Dunia ini adalah bagian dari eksperimen, dan aku adalah bagian dari takdir yang lebih besar. Tapi aku tidak akan membiarkan kalian mengendalikan takdirku. Tidak lagi.”

Makhluk itu mengangguk perlahan, seolah-olah sudah tahu bahwa Elena akan berkata seperti itu. “Kau ingin tahu kebenaran yang lebih dalam, bukan? Dunia ini adalah salah satu dari banyak dunia yang terhubung. Dan setiap dunia memiliki kunci untuk memecahkan siklus yang berulang. Tapi hanya satu dari kalian yang dapat memilih untuk menghancurkannya. Hanya satu yang bisa menghentikan permainan ini."

Liam menoleh pada Elena, matanya penuh dengan emosi yang sulit diungkapkan. "Elena, jika kita menghancurkan dunia ini, itu berarti kita menghancurkan takdir kita sendiri. Kita akan melepaskan semua dunia ini dari cengkeraman yang mengikatnya, tetapi kita tidak bisa memastikan apakah itu akan memberi mereka kebebasan atau malah mengubur mereka dalam kegelapan yang lebih besar."

Elena menggenggam pedangnya lebih erat, tekadnya semakin menguat. "Aku tidak peduli lagi. Jika dunia ini terpecah, biarkan. Aku tidak akan membiarkan diriku atau dunia ini terperangkap dalam siklus yang tak berujung."

Namun, makhluk itu tertawa, suara tawanya menggetarkan seluruh dunia di sekitar mereka. “Kau tidak mengerti, Elena. Takdirmu bukan hanya milikmu. Setiap pilihan yang kau buat, setiap keputusan yang kau ambil, menciptakan realitas baru. Kamu tidak bisa hanya memilih untuk menghancurkan dunia ini tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tidak ada yang bisa keluar dari siklus ini, termasuk kalian.”

Elena menatap makhluk itu, rasa marah membakar dalam dirinya. “Aku akan mencoba, apapun yang terjadi.”

Dengan sebuah gerakan yang cepat, Elena melompat ke depan, menancapkan pedangnya ke dalam celah cermin yang mengelilingi mereka. Pedang itu bergetar, dan seketika dunia itu bergetar bersamanya. Cermin-cermin di sekitar mereka mulai pecah satu per satu, menciptakan ledakan yang begitu kuat hingga merobek ruang di sekitar mereka.

Saat cermin-cermin itu hancur, dunia di sekeliling mereka mulai menghilang, perlahan-lahan menguap menjadi kegelapan. Elena merasa tubuhnya terangkat ke udara, seolah-olah dunia itu terurai, menghilang dalam angin yang keras.

Liam berlari mendekat, meraih tangannya. “Elena, apa yang kau lakukan? Kita tidak bisa—”

Tapi kata-katanya terhenti ketika dunia mereka mulai berubah. Di depan mereka, sesuatu yang belum pernah mereka lihat muncul—sebuah dunia baru, sebuah dunia yang penuh dengan cahaya, tetapi juga dengan bayangan gelap yang menunggu untuk menyergap mereka.

Elena memejamkan matanya, merasakan bahwa apa yang mereka pilih akan mengubah segalanya. Dunia yang hancur ini, yang mereka anggap sebagai akhir, ternyata hanyalah sebuah permulaan dari sesuatu yang lebih besar.

“Ini… ini bukan akhir,” kata Elena dengan suara yang bergetar. “Ini baru awal dari segalanya.”

Tiba-tiba, makhluk itu muncul sekali lagi, kali ini lebih kuat dan lebih dekat dari sebelumnya. "Kalian mungkin berhasil menghancurkan dunia ini, tetapi tak ada yang bisa menghindari takdir. Dunia baru ini adalah tantangan yang lebih besar. Kalian baru saja membuka pintu yang tak dapat kalian tutup lagi."

Liam memandang Elena, matanya penuh kebingungan dan harapan yang terbalut ketakutan. “Apa yang kita lakukan sekarang?”

Elena menatap dunia baru itu dengan penuh keyakinan, pedangnya terangkat tinggi di atas kepala. “Kita melangkah ke depan. Dan kali ini, kita yang menentukan takdir kita.”

Dengan langkah yang mantap, mereka melangkah ke dunia yang baru, meninggalkan kegelapan di belakang mereka, dan berharap bahwa dalam dunia yang baru ini, mereka akan menemukan jawaban atas semua misteri yang belum terpecahkan.

Namun, saat mereka melangkah ke dalam kegelapan yang menanti, Elena tahu satu hal pasti—perjalanan mereka belum berakhir. Mereka hanya memulai babak baru, dan jalan yang mereka pilih akan membentuk masa depan yang tak terbayangkan.

Apakah mereka akan berhasil? Ataukah mereka akan terjebak sekali lagi dalam siklus yang tak terputus?

Waktu akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: takdir mereka hanya baru dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!