Seorang gadis bernama ayu yang telah di tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya,dia memiliki dua orang adik yang harus di asuh nya sedangkan ayah nya sudah tidak memperdulikan mereka lagi semenjak ibunya sakit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinda ketahuan
Hari ini di toko pakaian pakde kelihatan ramai pengunjung, mungkin karena harga nya yang terbilang murah dan berkualitas bagus.
Dan itu membuat aku kelimpungan harus lari kesana lari ke sini melayani para pembeli.
Di toko pakde hanya satu orang yang membantu ,karena katanya pengunjung nya agak sepi.
Setelah agak sepi aku pun masuk kedalam salah satu ruangan di toko itu.Ruangan itu di buat pakde sebagai kantor dan tempat istirahat pakde kalau sedang kelelahan.
Aku terkejut ketika membuka pintu pakde sedang duduk dan menghadapi laptopnya.
" Pakde ! Kapan pulang?",tanyaku terkejut.
"Tadi barusan aja ",katanya tak mengalihkan matanya dari laptop yg ada di hadapannya.
" Kenapa ayu tak nampak kalau pakde datang iya",kataku keheranan
"Gimana mau nampak ,kamu pakde lihat repot banget",kata pakde.
" Disini pakde lihat penjualan maju dengan pesat ,ini berkat kalian berdua selama ini penjualan tak pernah semaju ini ",kata pakde senang.
"Alhamdulillah pakde ,ini juga berkat pakde ", ucapku.
"Ini ada uang untuk kalian berdua,kalian simpan aja mana tau ada yang ingin kalian beli",kata pakde sambil menyodorkan dua amplop cokelat di hadapan ku.
Aku pun menggambil uang itu dengan senang hati, hampir setahun aku bekerja di toko tapi tak pernah menerima uang sepeser pun,hanya makan dan tempat tidur aja yang kami terima.
Dalam hatiku kalau uangku cukup aku akan pindah mencari kontrakan dan bekerja tempat yang lain.karena aku tidak tahan akan perlakuan bude dan mbak Dinda.
"Yu , dari tadi pakde disini ,pakde tidak ada melihat bude sama mbak mu apa mereka begini kalau pakde keluar kota", kata pakde.
" Eh.., enggak kok pakde baru hari ini aja bude dan mbak Dinda tak datang ",kataku berbohong.
"Kamu jangan menutup nutupi mereka yu,pakde tau gimana mereka , nanti akan pakde cek cctv mereka benar atau tidak pernah datang kesini."kata pakde tak percaya atas ucapan ku.
Akupun pusing jadinya,kalau ketahuan pasti aku yang disalahkan oleh bude dan mbak Dinda.
******
" Sekarang kalian pulang aja duluan nanti pakde akan nyusul",kata pakde.
Malam pun makin beranjak larut tapi mataku belum mau terpejam juga.
Banyak hal yang kupikirkan,entah kenapa rasa rindu tiba tiba datang,rindu kepada orang yang telah pergi jauh dari ku.
Diriku Sangat rindu kepada bunda dan Nina ,lalu ku ambil foto mereka dari dalam tas .
Ku Pandangi foto mereka dan tak terasa air mata ku jatuh di pipi.
Tiba tiba saja terdengar suara mobil berhenti di depan rumah.
Aku tahu itu pasti mbak Dinda yang pulang .
Udah jadi kebiasaan nya pulang larut malam.
Kresek ,pintu depan terbuka.
" Papa ! ",mbak Dinda terkejut karena pakde masih duduk di ruang tamu.
"Papa udah pulang,"tanya mbak Dinda lagi.
"Dari mana kamu Dinda !!," kata pakde datar.
Mbak Dinda hanya diam saja tak berani menatap pakde
" Jawab....!!",kata pakde emosi.
"Din..Dinda dari tempat teman pa",kata Dinda terbata bata.
"Tempat teman ?apa harus selarut ini pulangnya ",kata pakde lagi.
" Berarti setiap papa keluar kota kamu selalu keluyuran dan pulang larut malam ,Iya kan?",kata pakde membentak mbak Dinda.
Dinda terkejut akibat teriakan pakde.
Aku kaget mendengar keributan di luar lalu aku mengintip dari pintu yg terbuka sedikit.
Ku lihat mbak Dinda menangis ketakutan.
" Tidak pa,baru kali ini Dinda pulang larut ",kata Dinda ngeles.
"Pasti itu tadi teman mu yg tak beres itu yg mengajak mu pulang sampai selarut ini",kata pakde.
Dinda hanya bisa diam saja.
" Kamu sudah papa suruh bantuin di toko ,tapi kamu ke mana hah ! Kamu tak ada di toko ,kamu sebenarnya mau apa sih Dinda? ",kata pakde marah .
" Awas ya kau ayu ,kamu rupanya dalang di balik ini semua",kata Dinda dalam hati akan aku beri kau pelajaran .
" Mulai sekarang uang bulanan mu papa potong,kalau kamu keberatan silahkan cari pekerjaan sendiri",kata pakde emosi.
"Tapi pa....",kata Dinda terputus .
" Keputusan papa sudah bulat,tidak bisa di bantah",kata pakde.
Dinda pun masuk ke dalam kamar sambil menghentak ke dua kakinya.
Pakde pun terduduk sambil memijit dahinya yang terasa pusing.
******
Tak lama Dinda masuk ke kamar,pintu depan terbuka lagi rupanya bude yg pulang.
" Papa ! Kok udah pulang ",tanya buda terkejut.
" Kenapa tak telepon mama kalau udah pulang",kata bude sambil mendekati pakde.
" Kamu dari mana ma ?jam segini baru pulang !",tanya pakde .
" Habis ngumpul sama teman pa",kata bude.
"Jam segini baru pulang? Kamu punya pikiran tidak sih ma ,ini udah jam berapa?kamu tau anakmu baru pulang juga !di mana sih pikiranmu",ucap pakde penuh emosi.
" Papa kok ngomong gitu",kata bude tak senang.
"Jadi aku harus ngomong gimana ,coba kamu jelaskan ",kata pakde emosi
"Berarti selama aku pergi kelakuan mu seperti ini ,iya",kata pakde.
" Ahh..,masa bodoh," kata bude meninggal kan pakde sendiri.
"Ma...,mama ..,papa belum selesai ngomong",kata pakde menyusul bude.
Ku Tutup rapat pintu kamar ku ,lalu aku pun berbaring di kasur dan berdoa dalam hati semoga keluarga pakde aman aman saja dan tidak terjadi sesuatu yg membuat keluarga mereka pecah.
*****
Pagi pun tiba ,aku pun melakukan aktivitas ku seperti biasa.
Tiba tiba ada orang yg menjambak rambut ku dari belakang.
"Hai ,wanita udik apa yang kau ceritakan sama papaku hah,udah berani melawan aku kamu iya!",kata Dinda emosi sambil terus menarik rambut ku.
" Ahhh..,sakit mbak",kataku meringis.
" Ayu tidak ada ngomong apa apa sama pakde mbak ",kataku meringis karena tarikan rambut ku semakin kuat,hingga kepala ku sampai mendongak ke atas.
"Bohong,kalau bukan kamu jadi siapa yg ngadu hah ?dari mana papa tau kalau aku tidak datang membantu di toko,kalau bukan dari kamu",Kata Dinda emosi.
"Benar mbak ,ayu tak ada cerita ke pakde,hanya pakde kemarin ngecek cctv di toko",kata ku lagi sambil menangis menahan sakit di kepala ku.
"Awas ya ,kalau kamu berani ngadu yang macam macam,habis kamu ",kata dinda lagi sambil mendorong kepala ku hingga terbentur ke dinding.
" Ya Allah,kuatkan lah hambamu ini ",doa ku dalam hati sambil menggeluarkan air mata.
Lalu ku basuh wajah ku ,aku takut pakde melihat nya dan menambah masalah bagi ku.
Lalu ku lanjutkan pekerjaan ku menyiapkan sarapan di atas meja.
" Ayu ,kamu kenapa ",tanya pakde.
"Kenapa apanya pakde ?",tanyaku sambil menunduk kan wajah ku.
" Itu kenapa matamu sembab pakde lihat, seperti habis menangis?",kata pakde.
Ku lihat Dinda menatapku dengan tajam ,aku tidak berani membalas tatapan nya.
"Iya pakde ,ayu hanya kangen sama bunda dan nina",kataku berbohong.
"Oh ,doakan aja mereka semoga tenang di sisi Nya",kata pakde.
" Aamiin ",kataku dalam hati.
"Ya udah udah sana ,kami mau sarapan",kata bude menggusirku dari hadapan mereka.
Aku pun berlalu pergi ke dapur untuk sarapan bersama Rio karena kami tidak di perbolehkan untuk gabung bersama mereka