Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bertemu
*
*
"Sudah dua hari, kenapa informasi yang aku minta masih belum aku terima?! Apa yang kau kerjakan sampai tidak bisa mengumpulkan informasi ini?!" Tanya Gardana berdesis tajam, pada Basuki.
"Tenang, aku sudah mendapatkannya! Ini, ini, bacalah. Lalu, ada rekaman cctv ini yang aku temukan. Kalian keluar di kamar hotel yang sama di ibukota! Apa yang kalian lakukan?!" Tanya Basuki dengan mata memicing, seraya memperlihatkan rekaman cctv yang sudah terlihat di komputer di meja Gardana.
"Apa yang kau tahu! Cepat pergi jika sudah semua!" Pekik Gardana mendelikkan keduanya matanya kesal.
"Ardan, dengar, aku disini sebagai temanmu, Basuki. Danastri hamil sekarang, anaknya bahkan kembar. Tapi di catatan sipil, tidak ada satupun nama yang mencatat jika Danastri sudah menikah. Kau tahu apa artinya ini? Melihat waktu pertemuan kalian berdua, aku rasa dia mengandung anakmu." Jelas Basuki dengan wajah serius.
"Aku tahu kau bukan pria bajingan. Jadi, jangan buat dirimu sendiri mendapatkan panggilan ini dariku! Tanggung jawab dengan perbuatanmu." Ucap Basuki lagi tajam, sebelum akhirnya meninggalkan Gardana sendirian, meninggalkannya agar ia bisa mencerna informasi yang telah Basuki dapatkan dengan baik.
Tidak ada satupun catatan pendaftaran pernikahan? Benar, Sanungga tidak pernah mendaftarkannya. Keduanya hanya menikah secara adat di desa, dan ia berjanji akan mendaftarkannya di ibukota tetapi ternyata nihil.
Tapi hal ini juga menguntungkan Danastri. Dengan begini, Danastri tidak perlu susah-susah bercerai ke kantor catatan sipil. Ia hanya perlu melepas ikatan adatnya. Hanya dengan kata-kata penyerahan dari Sanungga, maka mereka resmi berpisah. Meski tidak begitu, keduanya masih bisa berpisah tanpa bertemu dan perkataan Sanungga apabila keduanya tidak saling ada kabar selama satu tahun lamanya.
"Tunggu! Bawa dia menemuiku. Kami haris bertemu dan membicarakannya secara pribadi." Ucap Gardana, menghentikan Basuki yang hendak membuka pintu kantornya.
"Aku akan mengaturnya, sore ini kalian harus bertemu. Tidak ada lagi penundaan." Balas Basuki dingin.
Bukan apa, ia hanya merasa marah atas perbuatan Gardana. Ia jelas-jelas lelaki baik yang tidak pernah main perempuan tapi bisa-bisanya melakukan hal ini. Terlebih, Basuki bahkan tidak tahu apa-apa tentang hal ini sebelumnya.
Informasi yang datang terlambat juga, sebetulnya karena Basuki mencari tahunya dulu tentang kebenarannya. Ia sampai bertanya-tanya pada Jevi perihal kenapa Danastri bisa hamil untuk memperkuat dugaannya. Kemudian rekaman cctv-nya lah yang membuat Basuki langsung percaya pada dugaannya.
Tapi Jevi masih belum tahu kebenarannya. Gardana bisa tenang untuk sementara waktu. Sebelum Basuki membocorkannya pada Jevi dan kedua orang tua Janitra. Lagipula, keluarga Janitra terkenal karena pendidikannya. Termasuk tanggung jawabnya yang besar. Jika hal begini tidak ditangani dengan benar, maka Basuki lah yang akan meninggalkan keluarga tidak berperasaan ini.
Meski harus memutuskan hubungan, tetapi kalau tentang prinsip yang dilanggar, Basuki jelas enggan mengikuti lagi.
*
"Nduk, bapak mau mengantarkan adonan dimsum dulu. Ibu dan Wudira juga sudah berangkat ke taman kanak-kanak. Tri tinggal di rumah dengan Kiany sebentar ya? Kalau ada apa-apa panggil saja Kiany, terus kalau mau bekerja, panggil saja Zack atau Serga ke rumah. Jangan Tri yang pergi ke hotel, mengerti?!" Nasihat Ayahnya sebelum benar-benar pergi dengan sepeda motor yang telah dibelikan oleh Danastri.
Mobil jelas dipakai ibu dan adiknya. Diantar supir yang sudah bekerja dengan resmi pada Danastri.
"Bapak serius, jangan bantah ucapan bapak kali ini. Bapak belum tenang membiarkanmu bekerja. Tunggu sampai bapak dan ibu kembali, kita ke rumah sakit untuk mengecek kandungan dan kesehatanmu ya? Setelah dokter mengatakan Tri baik, maka bapak akan membiarkanmu bekerja lagi." Jelas Ayahnya, ketika menatap raut Danastri yang sudah tertebak akan melarikan diri untuk bekerja.
Tapi ketika ia mendengar hal ini, ia kemudian menghela nafas dan merasa bersalah pada ayahnya. Kemudian menyetujui permintaan ayahnya sebelum akhirnya ia ditinggalkan dengan tenang olehnya.
"Kiany, awasi nonamu dengan ketat. Jangan sampai kecolongan." Perintah Ayahnya ada Kiany yang langsing membungkuk dan mengiyakan perintahnya.
Sepeninggal Ayahnya, Danastri merasa bosan diam di ruang keluarga dan menonton televisi. Akhirnya ia berjalan ke dapur, melihat bahan masakan di dapur dan mulai membuat pangsit isian daging.
Kiany bahkan dipanggil untuk membantu mencetak pangsit agar pangsitnya lebih cepat matang. Oke, kemarin ia tidak sempat mencicipi pangsit kuah pedas itu. Ia merasa bosan hari ini dan tiba-tiba ingin makan pangsit kuah pedas.
"Sepertinya ini pertama kalinya aku ngidam." Ucap Danastri pelan. Tapi jelas masih terdengar oleh Kiany.
"Nona, keinginanmu bagus, ini sangat sederhana. Hanya saja, buat kuahnya jangan terlalu pedas, tidak baik untuk bayimu." Ucap Kiany seraya tersenyum.
"Aku tahu." Balas Danastri seraya tersenyum.
Sampai pangsit selesai dicetak sekua, Danastri menunggu kukusannya. Kiany membuat kuahnya.
"Nona, tuan Zack ada disini." Ucap salah satu penjaga laki-laki, masuk ke dapur dan memberitahu Danastri tentang kedatangannya.
"Kiany, aku serahkan padamu. Aku harus menemui Zack dulu." Ucap Danastri yang langsing mendapat anggukan dari Kiany. Lagipula tinggal mengangkat pangsit dan memasukkannya ke dalam kuah. Tidak susah sama sekali, ia yakin bisa melakukannya.
Setelah meninggalkan Kiany, Danastri menghampiri Zack dan duduk di hadapannya.
"Ada apa? Masih terlalu oagi untuk melaporkan pekerjaanmu, bukan?" Tanya Danastri heran. "Apa ada masalah dengan hotel dan Factory's Street Food?" Lanjutnya bertanya.
"Tidak nona, maaf mengganggu waktu istirahatmu sebelumnya. Hotel dan Factory's Street Food berjalan dengan baik. Tamu terus berdatangan sampai detik ini, tamu yang menginap kemarin juga puas dengan layanan kami." Jelas Zack. "Aku kemari karena ada sesuatu yang harus aku sampaikan tentang Janitra. Apakah kau berkenan aku menyampaikannya, nona?" Tanyanya kemudian.
"Bagus." Ucap Danastri seraya menganggukkan kepalanya. Kemudian ia terdiam kecil. Sebelum akhirnya setuju. "Katakan, apa yang mereka inginkan dari perusahaan kecil kita, yang bahkan belum terdaftar?" Lanjutnya bertanya.
"Sekertaris Janitra menghubungiku, dia berkata kalau bos nya ingin bertemu secara pribadi denganmu, nona." Ucap Zack langsung.
Danastri memasang raut biasa, tetapi dalam hati jelas tidak biasa. Ia masih belum bisa bertemu dengannya, tapi ternyata dia ingin bertemu secepat ini?
Ia tahu, Gardana ini, pasti menyadarinya begitu keduanya bertemu, tapi Danastri benar-benar enggan menemuinya. Siapa yang sangka juga ternyata dia daei keluarga Janitra. Terlebih adik dari pamannya Jevi.
Seketika tangannya terangkat dan memijat dahinya yang mulai pusing. "Aku ada janji dengan dokter hari ini. Tolak saja." Balas Danastri pada akhirnya.
Apakah ia mengambil keputusan yang salah? Ia rasa tidak, karena butuh keberanian besar untuk bertemu dengannya. Dan Danastri masih mengumpulkannya. "Bukankah besok sampai minggu depan aku juga ounya jadwal dengan beberapa orang dari perusahaan lain? Maka buat janji ulang, di minggu depan." Lanjutnya. Karena seminggu, ia rasa waktunya cukup untuk mengumpulkan keberanian.
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut