(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Waktu berjalan begitu cepatnya. Tak terasa hari ini adalah hari yang selalu dinantikan oleh kedua belah pihak keluarga. Dimana hari ini adalah hari akan digelarnya pesta pernikahan Hani dan Hans di sebuah hotel berbintang lima milik Hans Prasetyo Dirgantara.
Konsep dari pesta pernikahan Hani dan Hans fairy tale atau pernikahan ala dongeng, dimana mereka akan menjadi raja dan ratu sehari. Untuk acara ijab kabul nya tetap dilangsungkan di hotel yang sama.
Terlihat para tamu undangan sudah berdatangan yang kesemuanya adalah rekan bisnis tuan Wibowo, rekan bisnis Hans dan teman-teman Hans yang kesemuanya mayoritas pebisnis.
Tidak hanya itu, dari pihak keluarga Hani, Ibu Halimah juga mengundang para tetangga kompleks perumahan permadani yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Karena bagaimana pun para tetangga turut bahagia atas pernikahan Hani dan mereka sendiri berbondong-bondong ingin di undang di acara pernikahan Hani, sang primadona kompleks. Kapan lagi mereka bisa menghadiri acara pernikahan mewah yang digelar di hotel berbintang.
Tuan Wibowo dengan ramahnya menyambut para tamu undangan. Sementara Nyonya Miranda belum juga muncul batang hidungnya. Sedari tadi wanita paruh baya itu tak kunjung bergabung dengan para tamu undangan.
"Aduh, Mana sih Diandra? Dari tadi anak itu tak kunjung datang. Padahal acaranya sebentar lagi akan dimulai. Ini sangat gawat kalau sampai Diandra tidak datang, bisa-bisa rencanaku untuk menggagalkan pernikahan putraku gagal total" ucap Nyonya Miranda sambil mondar-mandir dalam kamar hotel yang ditempatinya.
Nyonya Miranda sedang menunggu wanita bernama Diandra, anak dari salah satu teman sosialita nya.
Tok
Tok
Tok
"Aah itu dia" ucap Nyonya Miranda mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Ceklek...
"Selamat pagi Tante" sapa wanita muda itu, sontak saja Nyonya Miranda langsung menarik tangannya lalu membawa wanita muda itu masuk ke dalam kamarnya.
"Diandra, darimana saja kamu, dari tadi tante nungguin kamu" ucap Nyonya Miranda pada wanita muda itu yang tidak lain adalah Diandra Gautama, anak dari salah satu teman sosialita nya.
"Maaf tante, lagi macet di jalan" ucap Diandra sambil memamerkan senyuman manisnya.
"Iya, Tante maklumi. Tapi kamu tahukan tugasmu seperti apa?" ucap Nyonya Miranda dengan raut wajah serius.
"Eeh....saya datang menemui Tante hanya untuk mengembalikan ini" ucap Diandra sambil menyodorkan sebuah amplop coklat kepada Nyonya Miranda.
"Apa maksud dari semua ini Diandra? Jawab Tante!" ucap Nyonya Miranda heran sambil memegang amplop coklat tersebut dengan sorot mata tajam.
"Mohon maaf tante, aku tidak bisa menjalankan rencana Tante untuk menggagalkan pernikahan Hans dengan wanita miskin itu. Aku tidak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka" ucap Diandra sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Diandra! Kamu sudah janji ingin menggagalkan pernikahan putraku, kenapa sekarang kamu berubah pikiran dan mundur perlahan tanpa mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikmu!. Ya ampun, apa yang ada dalam pikiranmu, Diandra. Tante bahkan membayar mu mahal demi rencana kita bersama" jelas Nyonya Miranda dengan raut wajah kesal dan tak habis pikir dengan keputusan wanita cantik yang ingin dijodohkan dengan putranya itu.
Nyonya Miranda sampai memijit keningnya mendengar ucapan Diandra, apa yang harus dia lakukan agar pernikahan putranya batal, padahal tinggal tersisa beberapa menit lagi acaranya akan dimulai. Jika dia tidak menjalankan rencananya, berarti dia kalah dari wanita berandalan nan miskin itu, artinya wanita berandalan itu akan menang berdiri, pikirnya.
Sorry ya tante, bayaran kakek Wibowo lebih tinggi dan jauh berkali-kali lipat dari bayaran tante. Jadi aku lebih baik mundur, daripada harus menikah dengan putramu yang impoten itu, iihhh amit-amit. Batin Diandra dengan seringai licik terurai di wajahnya.
"Lebih baik tante restui hubungan mereka. Kalau perlu tante ikut bahagia atas pernikahan Hans dengan wanita miskin itu. Sampai jumpa, tante. Semangat menikmati pestanya" ucap Diandra tersenyum sinis lalu melenggang pergi.
"Diandra!, tunggu!. Diandra, tunggu!" teriak Nyonya Miranda mencoba menghentikan Diandra, namun sayangnya wanita itu sama sekali tak berpaling kearahnya.
"Kenapa kamu teriak-teriak disini? acaranya sebentar lagi akan dimulai, Miranda. Ayah dari tadi mencari mu, ternyata kamu ada disini" tegur sosok pria tua yang tidak lain adalah tuan Wibowo alias ayah tersayangnya. Akan tetapi, Nyonya Miranda malah fokus menatap kepergian Diandra.
"Ayah, tolong hentikan Diandra. Jangan biarkan dia pergi" ucap Nyonya Miranda dengan tatapan memohon.
"Untuk apa ayah menghentikannya, jelas-jelas dia tidak diundang dalam acara pernikahan cucuku. Lagian tidak perlu mempertahankan wanita matre seperti dia" ucap Tuan Wibowo dengan santainya dan mengatakan sesuai fakta.
"Ayah, dia itu...."
"Miranda, ayah sudah tahu semua rencana busuk mu bersama Diandra. Ayah tidak habis pikir kamu ingin menggagalkan pernikahan Hans lewat wanita matre itu. Tidakkah kamu sadar bahwa wanita bernama Diandra tidak pantas menjadi menantu di keluarga Dirgantara, dia hanya menginginkan uang daripada menjadi istri Hans." jelas tuan Wibowo panjang lebar membuat Nyonya Miranda diam membisu mendengar ucapan sang ayah.
"Jika kamu tidak percaya, lihat saja rekaman videonya. Budi, perlihatkan rekaman video Diandra masuk ke dalam perangkap ku. Biar putriku ini sadar mana ular yang sesungguhnya" perintah Tuan Wibowo kepada asisten pribadinya.
"Baik tuan" sahut Budi lalu segera memutar video rekaman Diandra di ponselnya tepat dihadapan nyonya Miranda.
Refleks Nyonya Miranda menutup mulutnya mendengar semua isi percakapan Diandra bersama ayahnya.
Sialan, pantas saja Diandra berkhianat di belakang ku. Awas kamu, Diandra. Batin Nyonya Miranda sambil mengepalkan tangannya.
"Sekarang kamu sudah tahu kebusukan Diandra, dia wanita matre dan sangat tidak pantas untuk kamu bela mati-matian. Jadi, ayah harap kamu bisa menerima Hani sebagai menantu di keluarga kita. Pokoknya jika pernikahan Hans gagal ataupun batal, orang pertama yang patut di curigai adalah kamu" ucap Tuan Wibowo serius dan tidak main-main.
Pria tua itu tidak akan tinggal diam, apalagi lengah sedikit dengan orang-orang di sekitarnya, dia memiliki insting yang kuat dan sangat berpengalaman dalam aksi membongkar rencana orang lain.
"Tapi ayah, aku...." Nyonya Miranda tidak melanjutkan ucapannya, dia jadi serba salah dengan kondisinya saat ini yang tertangkap basah.
"Acaranya akan dimulai, jangan terus bersembunyi seperti ini. Cepat temui Hans, lalu antar dia ke tempat ijab kabul" ucap tuan Wibowo dengan bijaknya lalu melangkah diikuti oleh dua asisten pribadinya.
"Ahhhhh, aku kalah dari wanita berandalan itu. Tapi sebaiknya aku berpura-pura menerimanya saja, daripada ayah kembali menciduk aku kapan pun" ucap Nyonya Miranda melampiaskan kekesalannya. Kemudian melangkah menuju kamar yang ditempati oleh putranya.
Kini Hans sudah duduk di kursi berhadapan dengan pak penghulu. Terlihat Hans begitu deg-degan, namun tetap percaya diri untuk mengucapkan ijab kabul. Apalagi sosok wanita cantik duduk di sampingnya seakan menghipnotisnya dan ingin segera menjadikannya sebagai istri.
Bagaimana tidak, Hans sangat terpesona kepada Hani yang tampil cantik dan menawan dengan gaun pengantin, dia sampai pangling. Namun sayangnya, dia belum bisa menatapnya lama, mengingat posisi mereka sedang berada di area ijab kabul.
Hanya sekali tarikan nafas, Hans berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Seketika semua tamu undangan mengucapkan kata "Sah".
Halimah langsung terharu dan sangat bahagia atas pernikahan ponakannya, sampai-sampai meneteskan air matanya. Sementara Nyonya Miranda terlihat pasrah dan merasa kalah dari Hani. Sedangkan Tuan Wibowo tersenyum dengan bahagianya dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya cucu penerusnya menikah juga.
"Pernikahannya tidak sah!" teriak salah satu tamu undangan.
Bersambung....
Mohon maaf ya teman-teman🙏🙏🙏 aku baru update, beberapa hari ini aku sakit.
Happy reading 🤗