Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Wuss... Settt,, slass..
Suara Pertarungan terjadi di belakang Rumah Gina. Seorang Gadis bergerak ke sana kemari, gerakannya sangat indah, tubuhnya meliuk liuk bak seorang Penari. Setiap gerakannya mengandung hembusan angin dingin namun penuh tenaga dalam tinggi. tapi tak satupun pukulan maupun tendangan mengenai lawannya.
Julian yang hanya terus menghindar tanpa melakukan penyerangan membuat ratu tak senang hati, Sebuah Pedang panjang khas negeri sakura tergenggam di tangannya. Kali ini Ratu tak akan memberi kesempatan Pada Julian lagi untuk menghindar.
Julian sadar wanita ini tak ingin diremehkan, dari tadi dia hanya menghindar untuk sekedar ingin mempelajari setiap gerakan dari Ratu. Namun belum ada yang aneh dan unik dari serangan Gadis ini. Tapi dia merasakan setiap serangan yang dilepas Anggun sangat berbahaya. Sedikit saja Julian lengah maka luka dalam akan bersarang di tubuhnya.
Melihat Ratu menggunakan pedang, hati Julian mulai gusar, apakah dia mampu menghindar kali ini, karna gerakan ratu tidak bisa ditebak. Semantara dia tidak mempunyai senjata apapun untuk menangkis.
Dengan mengandalkan kecepatannya, Julian mulai bergerak melakukan serangan balasan. Aliran hawa sakti disalurkan ke kaki dan tangan.
Gerakan Ratu pun tak kalah lincahnya, apa lagi saat menggunakan pedang, tebasannya seperti cahaya. kalau di lihat dari mata biasa Ratu hanya melompat dan menerjang tanpa menggunakan pedang tapi ada bayangan putih berkilau di setiap gerakannya. di mata Julian, bayangan putih itu sangat berbahaya, itu adalah tebasan pedang yang cepat.
Julian terus menyerang dengan teknik Silat, namun bisa selalu dipatahkan oleh tebasan pedang, Saat Julian lengah, Sebuah cahaya pedang datang dengan cepat ke lengan kirinya. Secepat kilat Julian Menghindar, tapi terlambat.
Sett.. Satt
Satu sayatan tipis melukai lengan kiri Julian. Tapi Julian tak hiraukan itu. dia kemudian melompat tinggii dan menghantamkan sebuah tendangan kearah leher Ratu, sedetik lagi kaki besar itu akan mengenai leher lawan, sebuah bayangan putih melintas dari samping, sekilas Julian melihat itu, secepat kilat dia menarik kembali kakinya dan berjungkir balik ke belakang.
Julian menyangka dia sudah selamat dari tebasan pedang. tapi ternyata itu hanya tipuan. Sesaat dia terkesiap karna menyadari sebuah tangan putih seperti giok melaju kearah perutnya. Julian tidak sempat lagi mehindar ataupun menangkis. Karna posisi kedua tangan berada di belakang, kalaupun dia bisa menangkis pukulan itu, dia pasti tidak akan berani karna takut tebasan pedang akan menyusul dari belakan dan akan memotong tangannya.
Dalam keadaan pasrah karna tak bisa melakukan apapun lagi maka Julian mengaktifkan perisai yang bersumber dari energi murni dari tubuhnya. Walaupun sudah terlambat tapi cukuplah bisa mencegah dari Luka dalam.
Buggg..
Julian terhuyung sejauh tiga meter, sambil memegang perutnya yang tersa seperti dipukul palu besar, kemudian Julian memcoba berdiri tegak lagi dan menarik nafas dalam dalam seiring mengalirkan hawa sakti ke arah yang sakit,
Sekarang dia baru sadar kalau telah menemukan lawan yang lebih hebat darinya. Untungnya ini hanya dalam rangka uji coba kekuatan, seandainya ini memang pertarungan yang sebenarnya, maka nyawa Julian dalam posisi terancam.
Betul kata gurunya, selama ini Julian belum saja menemukan lawan yang sepadan. Jadi jangan lah merasa puas dengan kekuatan yang dimiliki sekarang. Karna diatas langit masih ada langit.
"Jadi cuma ini kemampuan keponakan kebanggan Mama Gina..?? sepertinya Mama terlalu membesar besarkan saja..heh.." ejek ratu dengan senyum tersungging.
"Saya akui kamu memang kuat, tingkat kanuragan mu juga masih di atas ku. Tapi itu belum cukup kalau pengalaman tempur masih kurang Bro..!!" Lanjut Ratu..
Julian hanya terdiam membenarkan perkataan dari wanita cantik ini. Perasaan malu kini membuat Julian ingin membuktikan sekali lagi kalau dia belum kalah.
"Baiklah Nona, mari kita mulai sekali lagi. Kamu memang hebat, tidak buruk kalau kamu adalah pemimpin Serikat Bulan Gelap." Puji Julian mengakui kehebatan Ratu.
"Oke,, kita coba sekali lagi. Kali ini kita harus buat perjanjian.Kalau kamu kalah, kamu harus panggil aku kakak senior, bagai mana..?" tantang Ratu dengan bangganya
"Baik.. Tantangan ku terima" Jawab Julian kembali memasang kuda kuda. Kali ini dia bertekat ingin mengalahkan Ratu, dia akan mencoba Teknik beladiri yang baru dia kuasai dari Bonjes, yaitu teknik Capoeira.
Dengan setengah berdiri dan kedua tanggan kedepan satu kaki di tekuk di depan perut dan kaki satunya berada dibelakang, ini model kuda kuda yang dipraktekkan oleh Bonjes tempo hari.
Melihat kuda kuda Julian, Ratu sunggingkan senyum. Dia mengenali kuda kuda itu. Tapi Ratu tidak gentar karna yakin Julian tidak mungkin menguasai teknik beladiri asing itu.
Ratu melakukan gerakan berputar sambil menyilangkan Pedangnya di depan. Kembali dia bergerak seperti seorang penari memperagakan gerakan pedang yang indah dan lembut. Tiba tiba ujung pedang menderu kearah Julian yang juga telah siap menerimanya.
Julian mengalirkan Energi ke tangan dan kaki juga membuat gerakan indah yang baru dikuasainya.
Pertarungan sengit kembali terjadi. Para penonton Gina,Anggun dan Empat meber Bulan gelap manyaksikan dengan tegang. Pertarungan mereka sangan enak dilihat. Sekilas mereka bukan sedang bertarung, tapi seperti sedang memperagakan tarian indah,Ratu denga gerakan meliuk liuk lembut sementara Julian bergerak kesana kemari sesekali sambil berjungkir balik mencari celah untuk melabuhkan tendangan.
Lima belas menit berlalu tapi belum terihat siapa pemenangnya, baju dan celana Julian sudah ada yang robek beberapa bagian akibat sayatan pedang tapi tidak mengenai kulitnya. Sementara Ratu juga masih melakukan gerakan indah tanpa merasa lelah, dia terus mengayunkan pedangnya yang mematikan.
Sudah 30Jurus berlalu, saat Julian ada kesempatan, sebuah tendangan keras mengnai bahu Ratu dan pedangnya terlepas dari tangan. Tendangan itu membuat Ratu terpelanting ke belakang dan terhempas ketanah. Ratu merasakan ada aliran listrik dan daya kejut yang kuat hingga dia terpental dan tak bisa memegang pedangnya dengan kuat.
Melihat Ratu terpental, Julian merasa mendapat kesempatan lagi untuk melakukan serangan lanjutan. kali ini dia merubah teknik beladirinya dengan teknik silat andalannya. Hampir seluruh kekuatannya dikerahkan ke kaki, dengan cepat dia menerjang kearah bahu Ratu lagi.
Ratu yang sudah siap dengan serangan lanjutan dari Julian hanya sedikit berkelit ke samping dan tendangan Julian hanya mengenai tempat kosong satu inci dari bahunya. Kemudian kembali Ratu melakukan gerakan mendadak, Saat punggung kaki Julian melewati bahunya, sebuah sikut runcing menghantam perut Julian.
Bugg..
Julian terbungkuk merasakan Seperti tongkat Bisbol menghantam perutnya di tempat yang sama seperti pertama tadi.
"Ceroboh.. !!" Ujar Ratu kembali merasa menang.
Kali ini Julian merasakan sakit lagi akibat kecerobohannya, dia menyadari lawan yang sedang terdesak tidak mudah untuk diberi tekanan. Bisa jadi saat dia menghindar ada kesempatan membuat gerakan mendadak dan akan berakibat fatal bagi si penyerang. Pengalaman tempur seperti ini yang belum Julian kuasai. Kali ini dia harus kembali mengakui kekalahan dari Wanita yang kelihatan lembut tapi penuh dengan kekuatan disetiap gerakannya. Skor 2-1 dan Ratu kembali menjadi pemenang.
"Terimakasih Kakak senior,.. karena telah memberi pelajaran berharga untuk ku kali ini. Kedepan nya aku harus sering berlatih." Ucap Julian yang mengakui kekalahannya kepada wanita cantik ini. Sikap sportif harus ditanamkan pada seorang pendekar, begitu pesan dari gurunya.
"Bagus.. Kau harus sering berlatih.. Potensimu sangat bagus. Kau menguasai beberapa teknik beladiri yang tidak dimiliki oleh Pendekar lain. Dan kau juga telah menguasai dua elemen dasar dan itu harus ditingkatkan." Jelas Ratu memberi wejangan kepada Julian bak Seorang Senior kepada Juniornya.