Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
•
Galih duduk santai berbicara bersama Silas di Kantin Perusahaan Anita, tidak ada yang mereka berdua lakukan tadi kecuali hanya diam-diam saja. Galih masih memikirkan perkataan Rere tadi, ntah kenapa ia sedikit tidak terima jika Rere menganggap hubungan panas mereka selayaknya hubungan yang biasa.
"Apa aku sendiri yang sudah terlalu berlebihan akan semua ini?" Galih kira bertanya semua itu didalam hati, padahal ia mengeluarkan kata-kata itu hingga membuat Silas yang ingin minum jus jeruk jadi terhenti.
"Berlebihan apa?" Tanya Silas, ia melempar wajah Galih dengan kulit kacang. Mereka sudah berteman sangat dekat jadi segala perlakuan buruk Silas tidak pernah diperhitungkan oleh Galih.
"Nonamu itu aneh, hemm.." Galih menopang wajahnya dengan kedua tangan, mungkin dimata wanita yang ada disekelilingnya akan merasa jika Galih yang tampan sangat menggemaskan.
"Aneh? Anehnya itu dari mana?" Silas sama sekali tidak mengerti, selama ini ia merasa malah banyak perubahan besar pada Rere.
Galih menatap serius Silas, ia yakin jika membicarakan semua ini pada Silas akan mendapatkan sebuah petunjuk. "Nonamu menganggap semua hubungan panas yang terjadi di antara kami merupaka hubungan yang biasa baginya. Sementara bagiku sangat luar biasa.."
Silas sampai ternganga mendengar curhatan Galih, ia kira tentang apa ternyata hanya tentang hubungan panas yang telah terjadi berulang-ulang kali antara mereka. Kalau sudah masalah soal hati tentu saja Silas tidak bisa melakukan apapun, itu semua diluar kendalinya.
"Nona Rere mungkin merasa trauma akan sebuah ungkapan cinta seseorang.. karena dulu Saka sangat luar biasa dalam mengungkapkan cintanya." Ucap Silas, kemungkinan yang ia jelaskan itu bisa menjadi ide untuk Galih.
Tapi kalau dilihat dari ekspresi Galih seperti tidak mengerti, oh astaga.. Silas lupa kalau Galih sama sekali tidak berpengalaman soal hubungan antara pria dan wanita.
"Wanita ini sangat sulit untuk di hadapi dan dipahami.." Ujar Galih, sudah Silas duga jika Galih akan mengatakan semua itu.
Silas menghela napas panjang biasanya ia tidak pernah mau ikut campur akan urusan orang. Tapi, karna semua ini berhubungan dengan Sahabat serta bosnya maka Silas akan melakukan apapun. Yaitu menjadi mak comblang kalau kata orang-orang zaman sekarang mah.
"Percuma kau mengatakan cinta kalau tidak ada perjuangan, Bro. Kau hanya berkata saja itu berarti kau sama saja seperti Saka." Ucap Silas asal dan sangat mengigit.
Sehingga Galih yang sedang memakan kacang menjadi terhenti, ia menjadi teringat dengan semua itu. "Seorang wanita trauma kau minta untuk mengerti dengan cinta yang hanya ungkapan saja? Ck, kau kira Nona Rere itu anak SD apa!" Cibir Silas lagi.
Ayolah Galih baru sadar hal sebesar itu, ia kira mungkin dari tindakan manis bisa membuat Rere percaya akan rasa cinta yang ia miliki.
"Lakukan sesuatu hal yang lebih mengagumkan, Nona Rere tidak menghiraukan harta kekayaan siapapun. Dia hanya menginginkan ketulusan dan kejujuran saja.." Silas mengatakan sarannya agar Galih mengerti.
Tiba-tiba saja Silas teringat akan sesuatu, yaitu tentang kejadian pagi tadi yang menimpa Rere. Silas. merasa mungkin hal ini tindakan yang bagus jika mengatakan sejujurnya pada Galih. Sudah pasti peka tampan dari keluarga konglomerat itu tidak akan terima wanita yang ia sukai diperlakukan secara kasar oleh pria lain.
"Aku lupa memberi tahumu.." Silas menjadi takut mau mengatakan jika Galih memberikan tatapan tajam seperti itu. Tapi sudah terlanjur, Galih tidak akan melepaskan dirinya nanti. "Nona Rere tadi diperlakukan kasar oleh Saka, rambutnya ditarik dan dikatain jalang." Langsung Silas berlari setelah mengatakan itu.
Kedua tangan Galih saling mengepal erat, ia tidak terima dengan semua perlakuan Saka terhadap Rere. "Dia sudah bosan hidup ternyata.." Gumam Saka sembari memikirkan cara apa yang sangat tepat untuk memberi pelajaran pada Saka.
Disaat Galih ingin bangkit untuk mencari keberadaan Saka malah Pak Bambang berjalan kearahnya. Galih melihat sekeliling Kantin Perusahaan, takut saja ada yang mungkin mengenali mereka.
"Selamat siang, Tuan.." Sapa Pak Bambang, ia menunduk hormat pada Galih yang terlihat sedang menahan amarah.
"Bagaimana dengan hasil sahamnya, kau sudah melakukan hal yang aku perintahkan?" Tanya Galih, yang sebenarnya adalah ia sendiri yang membuat perjanjian besar kepada Perusahaan Anita. Setidaknya Perusahaan Anita akan disegani dan mendapatkan keuntungan besar jika menjalin kerja sama dengan Perusahaan Jegger.
"Sudah, Tuan. Memang Nona Rere sangat berkompeten, dia bisa menguasai semua detail saham secepat itu. Meskipun tidak kau perintahkan tadi aku tetap akan menjalin kerja sama dengan beliau." jelas Pak Bambang.
Hati Galih menjadi lega mendengar itu, ia menepuk bangga pundak Pak Bambang. "Rey akan memberi bonus padamu karena sudah sangat bisa aku andalkan, tapi tetap saja.. sembunyikan semua ini dari Mama."
"Baik, Tuan.. Terimakasih atas semuanya.." Ucap Pak Bambang, menunduk hormat lalu melangkah pergi.
Galih kembali duduk untuk menghabiskan minum dinginnya, ia menjadi senang mendengar keberhasilan Rere kali ini. Pasti Renata tidak akan meragukan Rere lagi, itulah yang sangat Galih harapkan.
Tanpa sepengetahuan Galih sebenarnya ada Rere yang melihatnya dari kejauhan, tapi ia tidak tahu kalau Galih tadi sempat bicara dengan Pak Bambang. Kedua tangan Rere bersedekap didada melihat Galih yang duduk dikejauhan sana sedang diperhatikan oleh para wanita-wanita.
"Apa dia sengaja tebar pesona seperti itu?" Tanyanya pada diri sendiri, ntah kenapa perasaan Rere menjadi panas sendiri.
Bagaimanapun tidak panas? ia melihat sendiri Galih ditatap penuh damba dan bahkan penuh cinta oleh para wanita-wanita itu. "Apa memiliki aku saja tidak cukup baginya? Kenapa juga harus duduk disana.. Ck, padahal aku baru meninggalkan dirinya sebentar saja." Rere menjadi kesal sendiri.
Langsung Rere mengambil ponselnya, menekan nama Galih untuk ia hubungi. Rere terus memperhatikan Galih yang terlihat mengabaikan ponselnya, malah mematikan panggilan dari Rere.
"Astaga, kenapa panggilan aku dimatikan? apakah dia.." Rere terkejut disaat melihat ada wanita yang mendekati Galih, pura-pura jatuh sepertinya.
"Ooo, ada yang mau cari ribut denganku.." Rere melangkah untuk menyusul Galih yang tebar pesona itu. "Apakah memiliki aku masih kurang untukmu, Tuan Galih?"
Seketika wanita tadi langsung pergi, sementara Galih terkejut melihat Rere yang menatapnya sangat tajam. "Duduklah.." Galih mengajak Rere untuk duduk disampingnya bahkan sudah membersihkan bangku itu untuk Rere duduki.
Rere berjalan mendekati Galih tapi masih menatap penuh dendam. Bukannya duduk di bangku yang sudah dibersihkan Galih. malah Rere duduk di bangku yang berhadapan dengan Galih.
"Aku tidak suka kau mengabaikan panggilanku.." Ujar Rere sembari menatap serius Galih yang tertawa kecil, ayolah dimata Galih sang Rere tercinta sangat cantik dan menggemaskan.
baruu nii suka 👍😁😁