Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 35
Jillian terbangun dari tidurnya diliriknya disebelahnya sudah kosong, entah ada dimana suaminya itu dipagi-pagi buta seperti ini.
KLEK...
Terdengar suara pintu yang terbuka, Jillian yang posisinya sudah berganti baju sekolah terperanjat kaget ternyata suaminya itu ada didalam kamar yang sama degnan nya.
" Om bikin kaget aja!!! " seru Jillian mengelus dadanya kaget.
" Saya gak ada kagetin kamu kok. " jawab Dario santai yang sudah berpakaian lengkap.
" Kamu sudah mandi? " tanya Dario lagi saat Jillian memakai make-up tipisnya.
" Hehehehe, gak. takut telat. " jawab Jillian cengengesan.
" Jorok! saya gak mau punya istri jorok. " ucap DArio mendelik tidak suka.
" Suka-suka akulah, lagi mager mandi pagi. " Jawab Jillian yang sudah rapi dengan pakaian sekolahnya.
" Kapan ujian terakhir mu? "tanya Dario memakai dasinya.
" Hari ini. " Jawab Jillian.
" Hari kelulusan nya? " tanya Dario lagi.
" Gak ada Om, sekolah kita kelas tiganya merayakan study toor. " ucap Jillian.
"Study Toor kemana? jarang banget ada sekolah sekarang merayakan Study Toor biasanya acara prom night aja. " ucap Dario memincingkan matanya curiga.
Jillian yang paham arti tatapan suaminya, berdecak tidak suka.
" Om Dokter pikir aku bakalan bohong gitu? gila-gila aja kali kalau aku berani bohong, aku aja males banget harus ikut Study Toor. " ucap Jillian memutar bola matanya malas.
" Saya tidak menuduh kamu, saya cuman sedikit heran saja dengan sekolah kamu. " ucap Dario berkilah.
" Dulu di zaman saya, cuman mengadakan Prom Night saja sudah. " sambung Dario.
" Itu kan dulu, sudah berpuluh tahun yang lalu. berarti Om sadar sudah tua dong. " ejek Jillian.
" Iya, saya sangat sadar saya sudah tua!!! " pungkas Dario.
" Aku berangkat dulu Om. " ucap Jillian menyalami pria itu.
" Gak sarapan dulu? berangkat sama siapa? mau saya antar? "tanya Dario.
" Aku bawa bekal, gak usah diantar aku pergi sama Gebrian. "ucap Jillian bergegas menuruni anak tangga.
" Pasti sama anak itu. " sungut Dario tidak senang.
...****...
Di sekolah, Jillian mengerjaka setiap ujian nya dengan lancar ia sudah belajar melalui contekan dari Gebrian setelah jam pelajarna selesai mereka bergegas bersiap-siap pulang karena hari ini hari terakhir ujian semua murid diperbolehkan pulang cepat dari jam biasanya.
Jillian berjalan disepanjang koridor sekolah bersama Gebrian dan Rey yang asik berceloteh mengeluh pelajaran yang begitu susah.
TING...
Jillian mengambil ponselnya yang berbunyi, seseorang mengiriminya pesan.
' Pulang jam berapa? biar saya jemput. ' seperti itu isi pesan dari Dario, Jillian tersenyum mellihatnya tidak biasanya suami dingin nya itu mengirimin pesan.
" Jill, kenapa senyum-senyum? kesambet? " tanya Rey.
" Gak lah! Om Dokter kirim pesan dia bakalan jemput aku. " ucap Jillian.
" Gak jadi pulang bareng sama aku? " tanya Gebrian lagi.
" Gak deh, kebetulan Om Dokter mau jemput sesekali gak masalah lah. " ucap Jillian.
Gebrian menganggukan kepalanya, sedangkan Jillian membalas pesan suaminya cepat.
" Tunggu! tunggu-tunggu!!! dileher mu ada apa? "tanya Rey baru menyadari sesuatu bintik merah di leher Sahabatnya.
" Hah bintik merah? apaan? " tanya Jillian tidak mengerti.
" Ini loh!!!! " ucap Rey lagi memegang bagian yang ada tanda merahnya.
" Apaan? perasaan gak ada apa-apa kok, modus aja kamunih!!! " dengus Jillian.
" Gak percaya dia Geb! cepat foto Geb! atau cermin, kamu ada cermin kan? cepat pakai. " ucap Rey gerasak-gerusuk.
Jillian mengambil cermin kecil didalam tasnya, Rey mengambil alih menyusuh Jillian melihatya sendiri kalau Rey tidak berbohong.
DEG..
Dilihatnya ada beberapa tanda bintik merah salah satunya masih sedikit terang sisanya tampak pudar.
" Ap-apa ini? kenapa bisa?? dikamar Om Dokter, gak ada nyamuk kok. " kilah Jillian yang pasti ia sudah tahu siapa pelaku nya.
" Gak usah bohong, kita gak bego amat! kalian habis berhubungan intim semalam? " ucap Rey sedikit berbisik diakhir kalimatnya.
" Ck, apaan sih!!! gak usah mikir yang macam-macam deh, aku sama Om Dokter langsung tidur aku terlalu lelah. " ucap Jillian.
" Yakin? tapi itu apa dong? jujur aja gak usah malu, gimana rasanya saat melkaukan nya dalam keadaan sadar? " tanya Rey menaik turunkan alisnya menggoda sahabatnya itu.
" Isshhh!!!! dibilangin, aku gak ada ngelakuin hal 'itu' otak kalian saja yang ngeres. " sewot Jillian.
" Kalau kamu melakukan hal ' itu' juga gak masalah, kalian kan sudah menikah. jangan ganggu privasi mereka Rey. " ucap Gebrian meneanghi.
" Sudahlah, aku mau kedepan aja. malas sama kalian.. " sungut Jillian kesal meninggalka keduanya.
Saat ini Jillian berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputan Dario sedangkan kedua teman nya sudah berada diparkiran sekolah.
BRRMM...
BRRM...
" Aku pulang duluan ya Jill. " ucap Rey melambaikan tangan nya saat mobil nya meelwati Jillian didepan gerbang.
" Ya, Hati-hati. " teriak Jillian.
BRRM...
BRMMM...
Gebrian menyusul dibelakang dengan motor besar model terbaru miliknya disamping Jillian. lelaki itu mematikan mesin motornya ikut turun dari kendaraan nya.
" Kamu gak pulang? kenapa berhenti? " tanya Jillian heran.
" Aku bakal tungguin dia sampai benar-benar jemput kamu." ucap Gebrian.
" Gak perlu Geb! kamu pulang duluan aja, sebentar lagi juga datang. " ucap Jillian mengusir halus ia tidak mau suaminya bertemu sahabatnya yang ada mereka perang dingin.
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil berhenti didepan mereka. Jillian sudah tahu pemilik mobil itu ia langsung segera naik saat kaca mobil itu dibuka.
" Aku pulang dulu ya, bye-bye Geb. " ucap Jillian say goodbye dibalas anggukan oleh Gebrian tapi tatapan lelaki itu tertuju pada Dario yang terenyum mengejek padanya Gebrian mengepalkan tangan nya kesal.
DI DALAM MOBIL.
" Tumben banget Om Dokter mau jemput? kenapa? "tanya Jillian.
" Saya lagi ada waktu senggang, pasien dirumah sakit tidak terlalu ramai. jadi saya bisa menjemput kamu. " Jawab Dario.
" Kirain kesambet, mongkey sebelah rumah. " ucap Jillian lirih mengingat suaminya yang hampir di kejar monyet peliharaan tetangga baru mereka.
" Kenapa? " tanya Dario merasa Jillian mengatakan sesuatu.
" Ah, gak ada kok. Om Dokter gak apa-apa kan? " tanya Jillian.
" Emangnya saya kenapa? " tanya Dario mengerutkan keningnya bingung.
" Ya, kan hampir di kejar Monyet tetangga. " jawab Jillian hampir terngakak mengingat peristiwa beberapa hari sebelum suaminya kerja dinas tanpa pulang.
" Ck, tidak perlu di ingatkan lagi. itu sudah 2 minggu yang lalu. " dengus Dario.
" Lucu aja gitu, siapa tahu Om habis kena hikmahnya saat hampir dikejar monyet. " ucap Jillian.
" Hikmahnya, saya melihat kamu jalan sama lelaki lain tanpa sepengetahuan saya. " jawab Dario telak.
" Itu lain hikmah! gak bisa ya Om bedakan hikmah sama bukan!!! " sungut Jillian.
" Sama saja. " jawab Dario membuat Jillian menghela nafas kesal.
Sesampainya dirumah, Jillian berganti pakaian dan Dario lebih memilih pergi kerumah sakit melanjutkan pekerjaan nya hingga sorehari.
Jillian tengah mengganti pakaian nya sehabis membersihkan tubuhnya, ditatap lamat-lamat tubuhnya yang mulai mengalami perubahan signifikan.
Perutnya yang mulai tampak membesar, mengeras dan membulat badan nya yang mulai berisi pipi tambah cubby. Jillian mengelus perutnya sayang ia sampai melupakan kehamilan nya karena ujian sekolah.
" Sehat-sehat didalma sana sayang, Mommy tidak sabar menunggu mu lahir kedunia. " ucap Jillian mengelus perutnya sayang.
Jillian terfokus pada lehernya yang baru ia ingat, lupa menanyakan pada suaminya apa dan penyebab suaminya memberi kissmark. Jillian bukan bodoh dan tidak tahu ia sangat paham hanya saja tidak etis kalau berkata jujur pada sahabatnya. benar-benar sanga memalukan.
" Aku akan bertanya saat Om Dokter pulang nanti. " ucap Jillian mantap.