Daniel, seorang pemuda berusia 17 tahun, hampir kehilangan nyawanya akibat perundungan brutal dari teman-temannya. Namun, sebuah kejadian luar biasa terjadi: ia terjangkit oleh parasit yang telah menimbulkan kekacauan di seluruh dunia.
Parasit ini biasanya menyusup ke otak manusia, mengendalikan tubuh inangnya sepenuhnya. Namun, pada Daniel, sesuatu yang langka terjadi. Alih-alih dikuasai, ia justru bersinkronisasi dengan parasit tersebut, menciptakan ikatan saling membutuhkan satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Eclipse Armor.
Bab 9. Eclipse Armor.
Keesokan harinya, suasana sekolah mendadak riuh. Berita kekalahan Nick, siswa yang dikenal sombong dan ditakuti, dari Daniel, seorang siswa yang dulunya dianggap culun menyebar seperti api. Sekarang, semua mata memandang Daniel dengan rasa hormat dan segan. Tidak ada lagi yang berani memandangnya sebelah mata.
Zaman telah berubah. Status seseorang tidak lagi ditentukan oleh kekayaan, melainkan oleh kekuatan dan tingginya tingkatan kemampuan mereka.
Daniel, meskipun tidak sering memamerkan kekuatannya, telah membuktikan kehebatannya dengan mengalahkan Meta Human level 3 hanya dalam satu serangan. Kemampuannya menyembuhkan Nick dalam sekejap juga menjadi bukti potensinya yang luar biasa.
Kini, mereka yang dulu memandang rendah Daniel hanya bisa menyesali sikap mereka. Seandainya saja mereka tidak mengabaikan Daniel, mungkin mereka sudah menjadi teman dekatnya sekarang.
Namun, Daniel tidak peduli. Sikapnya tetap tenang dan tak tergoyahkan. Yang membuatnya sedikit lega adalah tidak ada panggilan atau hukuman dari kepala sekolah. Tindakan Daniel menyembuhkan Nick tampaknya cukup untuk menutupi permasalahan tersebut.
Apa yang tidak Daniel ketahui adalah bahwa kepala sekolah telah mengincarnya sebagai kandidat potensial untuk mewakili sekolah dalam BATTLE OF HEROES FIGHTERS, sebuah kompetisi untuk memilih Meta Human muda terbaik. Kompetisi ini adalah gerbang menuju turnamen besar berikutnya, BATTLE OF THE WORLD, yang mempertemukan Hunter/Meta Human dari seluruh penjuru dunia.
Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian kekuatan, tetapi juga memberikan hadiah besar: Vila mewah, mobil super, senjata dan armor berkualitas tinggi, serta berbagai fasilitas eksklusif lainnya. Namun, yang paling penting, turnamen ini menjadi panggung bagi para pahlawan muda untuk membuktikan diri sebagai pelindung Bumi dari ancaman monster yang terus berdatangan.
SORE ITU, DI BALKON SEKOLAH.
Daniel sedang berbaring santai di sana, menghindari kelas bela diri yang sedang berlangsung. Kelas itu adalah pelajaran terakhir sebelum siswa pulang, tetapi Daniel tidak tertarik untuk ikut. Lagi pula, pengajar kelas itu sudah tahu betapa kuatnya Daniel setelah melihat pertarungannya dengan Jeff setahun yang lalu.
Guru itu juga tahu jika Daniel adalah seorang Meta Human yang menjadi Hunter dengan lisensi Rank D. Dengan lisensi yang sudah dimilikinya, Daniel punya kebebasan yang tak dimiliki siswa lain untuk mengikuti kelas/tidak.
Angin sejuk bertiup lembut, menenangkan pikiran Daniel. Namun, kedamaian itu terusik oleh suara pintu yang terbuka.
"CEKLEK!"
Daniel melirik malas ke arah pintu. Seorang gadis muncul, pakaiannya basah kuyup, rambutnya acak-acakan, dan wajahnya dipenuhi air mata. Tanpa berkata sepatah kata pun, gadis itu berjalan menuju pagar besi balkon. Dengan tangan gemetar, ia memanjat pagar, berniat mengakhiri hidupnya.
Daniel tetap diam, menatap gadis itu dengan pandangan datar. Ketika gadis itu berdiri di tepi pagar, tampak jelas keraguan di matanya.
“Lompat saja. Untuk apa ragu?" Suara datar Daniel tiba-tiba memecah keheningan. Gadis itu tersentak mendengar ucapannya. Pegangannya pada pagar terlepas, tubuhnya pun terpelanting ke depan.
"WUSH!"
Namun, sebelum tubuh gadis itu jatuh, Daniel bergerak cepat. Dengan sigap, ia menangkap pergelangan tangannya, menahan tubuhnya agar tidak terjun ke bawah.
“Bagaimana? Masih ingin melanjutkan?”
Daniel menatap gadis itu tanpa emosi.
“Jika iya, aku bisa melepaskan genggamanku, dan kau bisa jatuh sesuai keinginanmu. Tapi pikirkan ini, setelah kau mati, apakah dunia akan peduli? Apakah kematianmu akan mendapatkan keadilan? Tidak! Dunia ini kacau. Tidak ada yang peduli pada orang yang menyerah pada hidupnya. Orang orang di Dunia hanya akan fokus pada melawan monster dan menyelamatkan mereka yang masih punya harapan untuk hidup.”
Kata-kata itu menohok perasaan gadis itu. Ia mulai menangis sejadi-jadinya, tidak peduli bahwa tubuhnya masih tergantung di genggaman Daniel.
Daniel mendecakkan lidahnya, dia merasa kesal, lalu menarik gadis itu ke atas pagar dengan mudah. Gadis itu kini terduduk lemas di lantai, menangis tanpa henti. Sementara itu, Daniel berdiri di dekatnya, menatap langit dengan ekspresi datar.
“Jangan buang hidupmu hanya karena dunia ini kejam.”
Suaranya datar, tetapi tegas.
“Hidup itu keras, tapi kau harus lebih keras darinya. Buktikan kepada mereka yang meremehkanmu bahwa kau bisa bangkit dari keterpurukan.”
Daniel berhenti sejenak, lalu melanjutkan.
“Berlatihlah seolah-olah tidak ada hari esok. Perkuat fisikmu dan raih kesempatan untuk mendapatkan Serum X di pengujian bulan depan. Jika fisikmu cukup kuat, sinkronisasi akan sukses, dan kau akan menjadi Meta Human. Itulah awal kebangkitanmu. Namun, sebelum itu, bekerja keraslah. Hidupmu ada di tanganmu sendiri, bukan di tangan orang lain.”
Tanpa menunggu respons dari gadis itu, Daniel berbalik dan berjalan pergi, meninggalkannya dalam keheningan di balkon yang mulai temaram. Serum X memang selalu di kirimkan ke setiap sekolah setiap satu bulan sekali. Akan ada seorang petugas khusus yang datang.
Saat melangkah pergi, suara familiar menggema di kepala Daniel.
"Tumben kau peduli. Biasanya kau selalu acuh tak acuh," ujar Mordis, penuh rasa ingin tahu.
Daniel menghentikan langkahnya sejenak. Ia menghela napas panjang sebelum menjawab.
"Melihat gadis itu... mengingatkanku pada diriku sendiri. Saat dunia belum berubah, ketika aku masih manusia biasa. Aku hanyalah seorang pecundang yang ditindas oleh mereka yang kaya dan berkuasa."
Suaranya datar, tetapi ada nada melankolis di dalamnya.
"Lalu, kau datang. Dalam sekejap mata, kau mengubah segalanya. Kau memberiku kekuatan, keberanian, dan kehidupan baru. Berkatmu, aku bisa keluar dari bayang-bayang gelar pecundang yang selama ini melekat padaku. Untuk itu... terima kasih, Mordis."
Mendengar itu, Mordis tertawa terbahak-bahak, suaranya bergema seperti badai di dalam pikiran Daniel.
"Hahaha! Kau benar-benar aneh, Daniel. Jika ada yang tahu kau berterima kasih pada monster parasit yang membawa kekacauan dan kehancuran dunia, mereka pasti akan menganggapmu gila!"
Daniel hanya tersenyum tipis. Ia melanjutkan langkahnya, menatap lurus ke depan.
"Kau bukan monster, Mordis. Kau adalah bagian dariku, dan itu tidak akan pernah berubah."
Kata-kata itu membuat Mordis terdiam. Kali ini, giliran dia yang tidak tahu harus berkata apa.
Sementara itu di Balkon Sekolah. Gadis mulai mengusap air matanya. Tangannya terkepal erat seolah dia baru saja mendapatkan sebuah pencerahan.
Kini otaknya benar benar bekerja dengan baik. Kata kata Daniel benar benar menyadarkannya. Dia telah salah, menggapai dunia ini tidak adil. Padahal dirinyalah yang selalu tenggelam dalam ketakutan dan kesendirian.
Bukan Dunia yang tidak adil, tapi dirinyalah yang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan dunia. Seperti yang Daniel katakan, dia akan bekerja keras mati matian seolah tidak akan hari esok. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia bertekad untuk melampaui dirinya sendiri.
Dan dalam 8 tahun kedepan tidak akan ada yang tahu jika gadis cengeng yang terpuruk itu akan menjadi salah satu Pilar Dunia. memberi kontribusi besar dalam invansi melawan monster. Julukannya adalah Dewi Kematian.
Dua Bulan Berlalu Dengan Cepat.
Daniel menghabiskan waktunya dengan berburu monster sepulang sekolah. Lisensi berburu Rank D yang ia miliki sangat membantu, terutama ketika ia berpapasan dengan para petugas keamanan di jalan. Petugas-petugas itu bahkan memberinya penghormatan ala militer setiap kali bertemu. Demi menghormati mereka, Daniel pun membalasnya dengan salam serupa.
Target buruannya adalah monster level 3, 4, dan 5. Di antaranya adalah Banteng Mutasi, Tikus Raksasa Mutasi, dan Anjing Mutasi yang ukurannya sebesar sapi. Dengan kemampuannya saat ini, monster-monster itu tidak lagi menjadi ancaman. Daniel bahkan telah berhasil menyatukan VentaBlack, dengan berbagai elemen yang dia kuasai, seperti elemen kegelapan, api, petir, racun, dan logam.
Hasil dari kombinasi ini adalah Eclipse Armor. Sebuah Zirah yang namanya dia buat sendiri. Zirah ini memungkinkan Daniel untuk mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah. Kekuatannya luar biasa dahsyat.
Tak hanya itu, Daniel juga menyerap energi murni dari monster level 4 dan 5. Proses ini mengeringkan tubuh para monster hingga hanya menyisakan kerangka dan kulit mereka. Namun dengan rakus Mordis juga melahap semuanya sampai habis. Dari Tikus Raksasa Mutasi, ia mendapatkan elemen tanah, sementara dari Anjing Mutasi, dia memperoleh elemen angin.
Berkat kekuatan-kekuatan baru ini, perkembangan Daniel semakin pesat. Ia kini berada di puncak kekuatan menengah level 6. Sedikit lagi, ia bisa melangkah ke tingkat tinggi dan akhirnya menembus level 7. Namun, ia tahu perjalanan ke sana masih panjang. Untuk menebus ke level 7 tidak sesederhana itu.
Adapun monster level 3 yang ia kalahkan, Daniel berencana menjualnya ke gedung GPN untuk mendapatkan uang. Dengan cara ini, ia bisa terus mendukung aktivitas berburu dan meningkatkan kekuatannya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan. Daniel sangat menyadari pentingnya kekuatan untuk bertahan hidup di Dunia yang keras ini.