ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. penyaring air sederhana
...----------------episode 9----------------...
"Dimana wanita itu pergi?"tanya Alaric kepada Zaint. Mereka menunggu diluar ruangan di saat sang dokter sedang mengobati para pasien.
"aaa kalau tidak salah tuan, saya di beri tau oleh salah satu prajurit, ia mengatakan bahwa Nyonya pergi mengumpulkan beberapa prajurit kita untuk pergi bersamanya, mereka menuju ke arah sungai, dan katanya nyonya menyuruh mereka mengumpulkan barang-barang aneh"ujar Zaint.
Mendengar itu, Alaric hanya mengerutkan dahi dan menutup mata sambil memegang kepalanya yang terasa tidak enak saat mendengar tingkah Ellisha.
*disaat seperti ini, kenapa wanita itu bertingkah! Sampai dia membuat masalah dan mengingkari janjinya, akan ku habisi dia!*batin Alaric mencoba bersabar.
"jadi kapan air bersih yang ku suruh kamu ambil di pusat akan sampai?"tanya Alaric lagi.
"aaa itu...., Maafkan saya tuan. Air bersih kita juga tidak banyak lagi, aku sudah berikan sebagian air bersih ke dokter, hanya itu yang kita punya"jawabnya jujur.
"hhh jadi begitu, sebegitu benci kah tuhan padaku, bahkan hujan pun enggan turun di wilayah yang ku jaga"lirihnya marah, sambil lekat-lekat menatap langit
Zaint yang mendengar itu hanya menatap tuannya penuh rasa bersalah.
...----------------...
"Nyonya, ini sungainya..."pekik marya, dimana ia di pinta untuk pergi mencari sungai yang sering di gunakan oleh masyarakat, lokasi sungai itu tidak jauh dari pemukiman, namun masih terlihat seperti hutan, banyak pepohonan dan rumput liar.
"Nyonya kami juga sudah mendapatkan apa yang nyonya minta"teriak para prajurit yang sudah berkumpul dengan membawa batu sungai, kerikil, pasir, kapas dan arang.
Mendengar itu, Ellisha yang sedang berteduh di bawah pohon, ia langsung menghampiri suara yang memanggilnya dengan berlari.
"iyaah... Tunggu, aku akan kesana"serunya.
Tapi saat ia berlari, tanpa sengaja kakinya tersandung sebuah akar yang menonjol dari tanah.
BRUK!!!
Suara jatuh yang di keluarkan oleh Ellisha, membuat marya dan prajurit khawatir mereka langsung menghampirinya.
"NYONYA KAMU TIDAK APA-APA"teriak Marya khawatir dan langsung menghampiri Ellisha
"aduh duuh duh... Apaaan si ini aaahk!"jerit Ellisha, dimana rasa sakit bercampur dengan rasa malu.
"yaampun nyonyaa, maafkan saya, mari Nyonya saya bantu kamu berdiri"ucapnya sambil memampah Ellisha berdiri.
"aduh... kakiku sakit sekali marya, saat aku berlari ke arah kalian aku tidak sengaja tersandung akar ituu!"Ellisha yang sedang mengadu ke marya langsung menunjuk ke arah akar yang membuatnya jatuh. Tapi saat ia melihat baik-baik akar tersebut. Wajah marahnya berubah sumringah.
"MARYA... APA INI UBI SINGKONG!"Teriaknya seperti melihat barang berharga.
"Nyonya apa yang kamu maksud nama ubi singkong itu ialah akar tumbuhan liar ini?"tanya marya memastikan.
"tentu saja, ayo kalian disana mari bantu aku untuk mencabut tumbuhan ini, akarnya bisa menjadi makanan enak dan obat untuk anak-anak disana"panggilnya kepada para prajurit.
Mereka yang tidak tau akar tumbuhan asing itu bisa di makan saling melirik satu sama lain.
"hayaa.. Cepat!"sentak Ellisha membuat semuanya bergerak, mereka mencabut pohon ubi tersebut sesuai arahan Ellisha.
"bagus... Sebagian tahan ubi, sebagian bawa air dari sungai untuk ku saring, dan yang lain bawa benda-benda yang ku pinta itu. Kita kembali ke desa sekarang"perintah Ellisha, dan mereka semua patuh mengikuti arahan nya.
...----------------...
"Permisi tuan Duke"sapa sang dokter yang kini juga keluar dari ruangan.
"Iya, bagaimana dengan kondisi anak-anak di dalam, saya harap kamu berkata dengan jujur"ucap Alaric.
"begini tuan..., masalah mencegah penyakit mereka sudah aku atasi, kini mereka mulai tenang dan tidak merasa sakit lagi. Tapi_"
"_tapi apa?"putus Alaric.
"saya khawatir tuan, mereka tidak akan lama bertahan hidup disini. Di karenakan mereka kekurangan air bersih, itu akan membuat mereka dehidrasi yang begitu hebat. Kalau di biarkan kemungkinan besar akan merenggut nyawa mereka"ujarnya serius.
Mendengar itu, Alaric mengepalkan kedua tangannya menahan emosi di dalam dirinya.
"kita harus bagaimana tuan?"tanya Zaint dengan raut wajah khawatir.
"kita tidak bisa apa-apa lagi. Kita harus kembali ke istana untuk meminta air bersih ke Staylo"ucapnya hampir putus asah.
Namun di saat mereka mulai menyerah. Mereka bertiga di kejutkan oleh teriakan dari masyarakat.
"TUAAAN... ISTRI ANDA MENCIPTAKAN KEAJAIBAAN..."
"TUAAN KITA SEKARANG MEMILIKI AIR BERSIH!"
"TUAAN LIAAAT..... KAMI MEMBAWAKAN BANYAK AIR BERSIH UNTUK ANAK-ANAK"
suara saut-sautan dari masyarakat yang berjalan ke arah mereka bertiga dengan gembira dan di depanya dipimpin oleh Ellisha.
berkumpulah mereka semua di tempat perbincangan Alaric, Zaint dan dokter tersebut, tepatnya di luar depan pintu ruang medis.
"hy! Tampan..."seru Ellisha sambil mengedipkan satu mata untuk Alaric.
Melihat itu, Alaric hanya mengerutkan alisnya dan langsung memalingkan pandanganya ke beberapa masyarakat dan prajurit yang membawa beberapa ember air bersih.
Sementara Zaint yang juga melihat tingkah Ellisha, dia hanya diam-diam tersenyum menertawai tuannya yang sangat kaku saat menghadapi wanita.
"Dari mana kalian menemukan air bersih disini?"tanya Alaric bersemangat saat melihat beberapa wadah diisi dengan air bersih.
"menjawab tuan. Nyonya berhasil membuat sebuah alat untuk menjernihkan air yang kotor menjadi bersih, ini alatnya"seru Marya sambil menunjukan sebuah wadah penyaringan air sederhana yang lumayan besar.
mendengar itu Alaric tidak langsung percaya, dan malah berbalik bertanya kepada Ellisha.
"Benda aneh yang bisa menjernihkan air ini apa benar kamu yang buat?"tanya Alaric dingin.
*ck! Disaat aku di anggap tidak berguna olehnya, ia mengacuhkan aku bagaikan debuh, dan sekarang saat aku mulai terlihat bermanfaat baginya, dengan enggan mulai berbicara dengan ku! HAH untung saja aku anak baik! Akan aku maafkan sekali ini saja*batin Ellisha menatap tajam ke arah Alaric, dengan senyum sombongnya.
"Tentu saja... Apa aku harus menjelaskan proses penjernihan menggunakan penyaring air ku ini"ucap Ellisha penuh percaya diri.
"Nyonya.. jelas kan lah.. Aku sangat kagum dengan benda yang terlihat kotor ini, tapi benda ini bisa membuat air kotor jadi bersih. Aku penasaran akan cara kerjanya"Jawab Zaint penuh semangat.
"Zaint.. perhatikan ucapan mu. Kamu tidak ada hak menyuruh wanita pemimpin"bisik Alaric memperingati.
"ehm. Maaf tuan"ucapnya pelan merasa bersalah namun aslinya dia sedang mengejek tuannya.
"baik perhatikan baik-baik, seorang mahasiswi kejuruan sains dan teknologi akan menjelaskan secara sederhana, penfilteran air yang terdiri dari, Kerikil, kapas, pasir, arang dan batu sungai, ini adalah bahan-bahan yang bisa kami temukan di hutan, dan ini sudah cukup untuk menjernihkan air dari kotoran dan pasir"seru Ellisha mulai menjelaskan.
"Langkah pertama"Ellisha dengan semangat mulai menjelaskan tahapan-tahapan membuat penyaring air dengan baik.
"dan batu besar dan batu kecil ini bermanfaat untuk menyaring kotoran kecil dan kotoran besar, arang pun di gunakan untuk menghilangkan bau air maupun zat kimia. Itu saja yang bisa saya sampaikan, apa ada pertanyaan"ucapnya seperti menutup presentasi.
usai Ellisha menjelaskan secara detail cara alat itu bekerja, mereka semua memberikan tepuk tangan meriah. Ada juga yang melontarkan pertanyaan dan Ellisha dengan baik menjawabnya.
"okeh karena semuanya sudah paham cara membuatnya dan menggunakannya, aku akan mempercayainya kepada kalian untuk mempraktekanya nanti, yang penting air bersih sudah di atasi. Dan jangan lupa sebelum mengonsumsi air nya, air ini terlebih dahulu di masak hingga mendidih"usai Ellisha memberi arahan.
Ia memperhatikan kembali Alaric.
"bagaimana tuan? Apa kamu puas dengan ku?"tanya Ellisha sambil tersenyum manis.
"Dokter apakah air ini cukup untuk mengatasi dehidrasi para anak?"tanya Alaric tak menjawab pertanyaan Ellisha.
"cukup tuan. Terima kasih banyak untuk Duchess, rakyat di wilayah selatan sangat beruntung memilikimu"ucap sang dokter.
"aaah sama-sama, kamu sangat bijak dokter, tidak lupa mengucapkan terima kasih, tidak sama seperti dengan orang itu"ucap Ellisha, mencoba mengejek Alaric.
"kamu sedang mengataiku"tanya Alaric peka akan maksud Ellisha.
"ah aku lupa, bagaimana dengan masakan ku? Aku ingin melihatnya dulu, ayo Marya temani aku untuk melihatnya"seru Ellisha sambil menarik tangan Marya bergegas ke dapur salah satu rumah masyarakat yang tidak jauh dari tempat medis tanpa meghiraukan amarah Alaric.
"sekarang apa lagi yang akan di buat oleh nyonya ya tuan.., Nyonya kita seperti seorang Dewi yang ikhlas turun untuk menolong pendosa seperti kita"ucap Zaint kepada Alaric, tapi Alaric tidak membalas ucapannya, dia hanya menatap lekat-lekat Ellisha yang berjalan menjauh dari pandangannya.
BERSAMBUNG...
cerita nya bagus seru juga