“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan lima tahun kemudian, di sebuah klub malam ia di pertemuan dengan seorang reporter yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi lima tahun yang lalu, dan reporter itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Kamu pergi begitu saja, apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Ig. Kunang-kunangachi
FB. Achi_N
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Apa Yang Terjadi?
Pengacara diam sejenak, ia masih teringat dengan amanat yang dititipkan Tuan Kim, sebelum meninggal, “Nyonya, saya harus tahu, apa alasan Anda ingin bercerai dari, Tuan Abraham?”
Apa Alea akan mengatakan yang sebenarnya?
“Sudah tidak ada kecocokan diantara kami berdua,” sahut Alea, dia tidak mau menjabarkan urusan rumah tangganya, sekalipun pada pengacara yang akan membantunya.
“Apa Anda sudah membicarakan ini dengan, Tuan Abraham?”
“Sudah, tapi dia mengabaikan, itu sebabnya aku datang padamu, untuk meminta bantuan.”
“Nyonya, jika Tuan Abraham tidak setuju dan Anda ingin tetap bercerai darinya. Anda yang harus menggugatnya, tapi Nyonya Alea, harus mempunyai alasan yang kuat.”
Alea terdiam sejenak! Dengan Abraham tidak pernah menyentuhnya selama menikah, bukankah itu sudah menjadi alasan yang sangat kuat. Tapi apa Alea harus menggunakan alasan ini?
“Akuuu….”
“Apa Anda tidak bahagia selama menikah dengan, Tuan Abraham?”
Alea tertegun, apa ini bisa menjadi alasan?
Pengacara kembali bicara, “Nyonya, saya mendapat amanat dari Tuan Kim, jika Anda tidak bahagia dengan pernikahan ini, saya harus membantu Anda.”
“Ya, saya tidak bahagia dengan pernikahan ini, saya tidak bahagia hidup bersama Abraham, saya ingin bebas.” dengan berpikir pendek, Alea memilih untuk menggunakan alasan tidak bahagia dan ingin bebas, dia tidak mau menggunakan alasan lain, apalagi sampai mengatakan jika Abraham tidak pernah memberi nafkah batin, dan lelaki itu memiliki hubungan dengan wanita lain. Karena ini akan memicu orang diluar sana membicarakan Abraham dan Keluarga Liam, sejak awal Alea yang sudah dianggap buruk, jadi biarlah dia yang tetap dianggap buruk.
“Apa ada alasan lainnya, Nyonya?”
“Tidak ada, kamu harus menjalankan amanah dari ayahku, kan! Jadi tolong bantu aku.”
Pengacara mengangguk, “Baik, saya akan membantu Anda, Anda tidak perlu melakukan apapun, saya yang akan mengurus semuanya, Nyonya Alea hanya perlu menghadiri persidangan.”
“Aku mengerti. Terima kasih, kalau begitu aku pamit.”
“Tidak perlu sungkan Nyonya, sesuai janji saya pada Tuan Kim, saya akan selalu membantu Anda.”
Mendengar alasan Alea, tentu tidak membuat Pengacara yang bernama Andreas, percaya begitu saja. Pasti ada alasan lain yang membuat Alea memutuskan untuk bercerai. Lelaki ini pun langsung mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.
***
Alea kembali ke Villa Mars, baru ia menginjakkan kakinya, ponsel di dalam tas berdering. Nomor tidak dikenal!
Mungkin orang asing atau orang iseng.
Alea mengabaikan tapi panggilan itu terus-terusan masuk, dan Alea terpaksa mengangkatnya, “Halo!”
(“Alea, ini kamu, kan?!”
Suara ini…. Jessika! Untuk apa dia menelpon, bukankah dia sedang bersama, Abraham.
(“Alea kamu ada di mana?”) Suara Jessika, sangat tergesa-gesa.
“Villa, untuk apa kamu menghubungiku?” tanya Alea dingin.
(“Alea, datanglah ke Klub Venus, Abraham mabuk, dia tidak terkendali.”)
Mabuk! Abraham bukan peminum, dia tidak pernah menyentuh alkohol.
Apa karena sedang bersama Jessika, “Untuk apa menghubungiku, kamu bersamanya, kan!”
(“Aku terpaksa meninggalkan Abraham di sana, ada Reporter, aku tidak mau mengambil resiko jika ada media yang memberitakan aku yang tidak-tidak. Kamu jemput Abraham, ya. Aku takut Reporter itu menemukan Abraham yang sedang mabuk parah, pasti akan timbul berita negatif tentang dirinya.”)
Alea langsung menutup panggilan, dengan berlari kecil wanita ini menghampiri Sopir, “Pak, tolong antar aku ke Klub Venus.”
“Klub Venus!”
“Iya, dia sana Abraham mabuk, kita harus menjemputnya.”
Sopir sama tidak percaya, karena Tuannya tidak pernah minum alkohol.
Tapi karena melihat Alea yang begitu khawatir, Sopir ikut khawatir dan langsung menuju Klub Venus, tanpa memberitahu kepala pelayan terlebih dahulu.
Meskipun yakin ingin bercerai, tapi Alea tidak bisa berbohong jika ia masih sangat perhatian pada lelaki itu.
Saat dalam perjalanan yang penuh kecemasan, Jessika mengirim pesan padanya.
(Alea, kamu langsung masuk saja ke ruangan VIP nomor 138. Abraham ada di sana)
“Pak, tolong cepat sedikit, kita harus segera sampai.”
“Baik Nyonya.”
Dengan menambahkan sedikit kecepatan menerobos jalanan yang cukup padat karena bertepatan dengan jam-jam sibuk pulang kerja. Mobil berwarna hitam itu akhirnya sampai di Klub Venus.
Alea tahu Klub ini, satu tahun yang lalu dia pernah datang bersama Ameera. Menduga, Adik Iparnya bermaksud menjalin kedekatan dengan mengajaknya ke Klub tempat favorit gadis itu, Alea justru di kerjai habis-habisan oleh Ameera. Alea di cekoki sebotol minuman hingga membuatnya mabuk. Dalam posisi mabuk ini, Ameera mengambil Video Alea, lalu ia sebar luaskan lewat media sosial.
Hal itu jelas menjadi Bom, untuk keluarga Liam. Mereka merasa dipermalukan. Mempunyai Menantu pemabuk, tidak punya etika, liar dan licik. Jelas menjadi bahan olok-olokan diluar sana. Alea pun habis-habisan menjadi bahan buly dari berbagai pihak, tidak terkecuali Keluarganya sendiri. Menambah citra buruk seorang Nyonya Muda, dari keturunan Keluarga Bangsawan.
Saat itu, apa Abraham membelanya? Tidak! Bahkan saat Alea ingin memberi penjelasan, lelaki itu malah berkata! ‘aku tidak mau mendengarnya’
Dan saat ini, Alea tidak mau apa yang menimpanya dulu akan menimpa, Abraham. Dijebak, dipermalukan. Jessika pergi, pasti untuk menyelamatkan karirnya dari berita buruk, tapi kenapa harus meninggalkan Abraham? Bukankah dia kekasihnya?
Dengan sedikit berlari, Alea masuk Klub, Sopir dengan sigap mengikuti Alea dari belakang.
Mereka berkeliling mencari ruang yang disebut Jessika.
“Ruangan VIP 138,” kata Alea, memberi tahu, Sopir. Tidak lama, “Nyonya! Di sana!”
Alea menoleh dan benar itu ruang 138.
Karena luar biasa panik dan mengindahkan peringatan Jessika, dengan sekuat tenaga, Alea mendorong pintu ruangan guna membukanya.
Hening….
Alea yang tadinya panik, tiba-tiba mematung tidak bergerak sedikitpun. Sopir yang ada di belakang Alea, maju beberapa langkah untuk melihat, ia langsung menundukkan kepalanya, “Tu…. Tuan Muda, maafkan saya.”