JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Main cantik
Tangan ini gatel sekali ingin kasih visual :
Regan & Sena
Regan & Maya
Devan
"Maaf, Pak Devan. Aku tidak bisa, apa kata orang lain jika mendadak menikah denganmu? Apalagi apa kata mertuaku nantinya? Sena yang baik, polos dan lugu menjadi Sena yang tukang selingkuh sama seperti Regan. Aku tidak mau itu terjadi."
Devan paham akan posisi Sena, ia menepuk bahu Sena untuk memberikannya semangat. Apapun yang dilakukan Sena maka Devan akan selalu mendukungnya dari belakang. Kini Sena hanya ingin menyelesaikan surat perjanjian selama 1 tahun dan kini sudah berjalan hampir 1 bulan. Semuanya masih sama saja bagi Sena, tak ada yang berubah, Regan tak bisa ia gapai semudah itu, ada perempuan lain yang menempati hatinya.
"Sena, maaf jika aku terlalu berharap padamu. Jika bisa pulanglah ke rumahku, aku sudah menggajimu sebulan penuh. Tugasmu belum selesai untuk menjaga Kia. Kia juga sedih tiba-tiba kau pergi tidak berpamitan dengannya."
"Maaf, Pak. Sepertinya aku tidak bisa lagi. Aku harus pulang ke rumah suamiku, walau bagaimanapun Regan masih suamiku."
Lagi-lagi hanya kekecewaan yang didapatkan Devan, dia sadar jika wanita yang di dekatinya telah bersuami. Devan berdiri, ia berjalan menuju mobilnya tanpa menghiraukan Sena. Sena menatap punggung pria tampan itu yang sepertinya marah dengannya namun tiba-tiba Devan membalikan badannya.
"Jika ada apa-apa bilang saja padaku! Aku akan membantumu."
"Ku pikir Pak Regan marah denganku."
"Hahaha... untuk apa marah? Aku di sini yang aneh, jelas-jelas sudah bersuami masih aku pepet, haha... Ya sudah, aku mau pulang. Semangat!"
Sena mengangguk, padahal Devan di kantor sangat di kenal dingin dan pendiam, kini Sena bisa melihat sosok Devan yang sebenarnya. Sisi Devan sangat ceria dan baik.
***
Regan sampai di kampusnya dengan tepat waktu, dia lekas mengajar, banyak mahasiswi yang tak fokus dengan penjelasan dari Regan, mereka malah fokus pada ketampanan Regan. Semua orang ingin mendekati pria bersuami itu.
"Sudah paham?" tanya Regan.
"Paham, Pak."
Sisil, mahasiswa tahun pertama mengangkat tangannya. "Mau tanya, Pak?"
"Silahkan!"
"Apa Pak Regan sudah pisah dengan Kak Sena? Aku melihat Kak Sena bersama anak kecil dan seorang pria akhir-akhir ini."
Semua mahasiswa dan mahasiswi memandang Sisil yang blak-blakan, suasana mendadak dingin apalagi Regan sudah mengeluarkan ekspresi tak tertebaknya.
"Aku dan istriku baik-baik saja. Yang kau lihat pasti salah orang. Jika tidak ada pertanyaan lain tolong buka halaman 114."
"Lalu dengan Bu Maya ada hubungan apa? Saya sering lihat Bu Maya masuk ke mobil Pak Regan."
Hening, pertanyaan maut itu terlontar. Semua orang yang ada di sana sangat takut. Regan tak ingin menggubris segera memberesi bukunya.
"Jika tidak ada pertanyaan penting lebih baik saya keluar. Saya hanya ingin mengajar pada orang yang benar-benar mencari ilmu bukannya mengurusi rumah tangga orang lain." Regan membawa bukunya dan berjalan ke arah pintu, semua orang merasa senang saat Regan keluar dari kelas namun tiba-tiba Regan terhenti. "Oh ya, saya tidak akan semudah itu meluluskan kalian. Saya tahu jika kalian tidak menyukai saya namun nilai kalian ada di tangan saya terutama kau, Sisil."
Regan keluar dari kelas, ia menuju ruangannya namun Maya datang dan berada di lorong. Regan melewatinya seolah tidak mengenal Maya, semua orang memang belum tahu jika mereka punya hubungan spesial. Sisil dan gengnya mengintip, setelah Regan pergi Sisil menghampiri Maya.
"Jadi benar jika kalian ada hubungan?" tanya Sisil.
"Sisil, tidak sopan mengatakan itu."
"Hey, Bu Maya yang sok cantik. Jika dilihat-lihat kau sedang hamil? Bersama Pak Regan? Apa Kak Sena tahu?"
Maya tak menggubris, ia berjalan melewati mereka namun Sisil menjegalnya membuat Maya jatuh dan kesakitan.
"Aah... Kalian memang tidak sopan dengan seorang dosen. Walau aku sudah resign namun kalian tidak boleh begitu."
Regan kembali lagi saat mendengar suara teriakan Maya. Maya masih di lantai, ia senang saat Regan kembali menghampirinya.
"Ada apa ini?" tanya Regan.
Regan membantu Maya untuk berdiri. Mata elangnya menyoroti Sisil begitu tajam. Semua mahasiswa menatap ke arah mereka lalu Regan membawa pergi Maya masuk ke mobilnya.
Di dalam mobil, Maya tak mau menatap Regan.
"Kenapa datang ke sini? Aku sudah bilang untuk tetap di rumah. Aku tidak ingin sampai murid-muridku tahu kita ada hubungan."
"Kau malu mempunyai istri sepertiku? Aku takut jika kau melirik mahasiswi lain yang cantik. Aku sedang hamil, tubuhku tidak akan sebagus dulu."
Regan begitu heran dengan Maya. Tidak biasanya Maya mengkhawatirkan hal itu. Tangan Regan menyentuh perut Maya dengan lembut. "Ada anak kita di dalam sini. Kita tidak akan terpisahkan."
"Sena bagaimana? Kapan kalian akan bercerai?"
Regan menatap mata Maya yang berlinang air mata. "Aku juga mencintainya. Semoga kau paham!"
Regan keluar dari mobil, ia lekas masuk ke ruangannya. Maya begitu geram dengan Regan yang kini seolah sangat memperdulikan Sena.
Di sisi lain.
Sena hanya melamun tak jelas di kamar kost. Bapak sedari tadi menelponnya namun ia malas mengangkatnya. Kekecewaan masih tergambar jelas di wajahnya karena Bapak sudah menyembunyikan sesuatu dari Sena.
Sore semakin tiba, Sena ingin menikmati secangkir teh sambil memakan biskuit. Dengan cepat Sena membuatnya, kepalanya begitu sakit memikirkan semua ini.
Secangkir teh sudah siap, ia meminumnya berharap bisa menghilangkan pikirannya sejenak.
Kling...
Sebuah notifikasi pesan berbunyi, Sena segera membukanya.
Regan
Nanti aku pulang ke kostmu. Aku akan menginap di sana.
Sena tak membalasnya. Dia lekas berdiri dan segera ke kamar mandi. Rencananya ia akan berdandan secantik mungkin untuk menyenangkan sang suami.
Sena mandi sebersih mungkin dengan sabun terwangi yang dia miliki setelah itu dia berdandan.
"Tidak akan rugi berdandan untuk suami sendiri 'kan? Walau begitu aku tidak ingin berdosa karena tidak memperdulikannya. Fokus, Sena! Segera capai tujuanmu dan hancurkan Regan!"
Setelah melakukan ritual mandi, Sena mengenakan pakaian yang sedikit terbuka namun sayangnya ia malah datang bulan. Ya sudahlah, Sena juga tak ingin melakukan itu dengan Regan.
1 jam kemudian, Regan benar-benar pulang cepat kali ini. Sena membuka pintu dan mengecup bibir Regan dengan mesra. Regan membalasnya dengan mesra lalu mendorong Sena di ranjang. Pemanasan di mulai dan hanya sebatas pemanasan saja karena Sena sedang menstruasi.
Regan mencium sebuah bagian tubuh Sena lalu menatap wajah Sena yang sangat cantik.
"Kenapa aku tidak sadar jika istriku sangat cantik?" tanya Regan.
"Karena kau terlalu sibuk memandang wanita lain," jawab Sena.
"Maafkan, aku! Aku sangat bodoh untuk menyadari semuanya."
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2