“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Janda Perawan?
Tiara Anita Putri, wanita berusia dua puluh tujuh tahun ini, terlihat sangat bahagia sekali. Hari ini ia dipanggil oleh perusahaan Antariksa Grup. Tiara pernah memasukan lamaran pekerjaan sekitar satu bulan yang lalu pada perusahaan itu.
Jantung Tiara berdegup sangat kencang, dia merasa dewi fortuna sedang berpihak padanya, karena dari puluhan calon karyawan yang melamar, hanya dia yang berhasil dipanggil ke ruang CEO Antariksa Grup.
“Namamu, Tiara Anita Putri? Usia 27 tahun?”
“Iya, Pak,”
“Tuan Alvin Gunadi Raharja,” Alvin menjelaskan.
“Ah, iya, maaf Tuan, Tuan Alvin.”
“Aku bukan manager, aku adalah pemilik perusahaan. Sebutan ‘pak’ tentu saja sangat tak cocok untukku!”
“B-baik, P-pakk, eh Tuan, maaf, saya masih belum terbiasa,” Tiara menggigit bibir mungilnya.
“Kau hanya lulusan SMA?”
“I-iya,” Tiara menunduk.
Alvin mendelik, lalu ia membaca lagi resume milik Tiara. Beberapa saat kemudian …,
“Jadi, kau seorang janda?” tanya sang CEO muda Antariksa Grup.
“I-iya, Pak,” Tiara menghela napas pelan.
Antariksa Grup adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa dan properti. Beruntung sekali Tiara bisa diterima dan dipanggil oleh tim HRD, untuk interview secara langsung oleh CEO Antariksa.
“Ke mana suamimu?”
“Kami sudah bercerai,” jawab Tiara agak malas.
“Kenapa bercerai?” selidik Alvin.
“Itu ranah pribadi, Pak, eh Tuan. Saya tidak bisa menceritakannya. Saya hanya melamar menjadi costumer service saja, jadi Lebih baik Anda tanyakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan saya nanti,” jelas Tiara.
“Makanya kutanya hal itu, karena itu berhubungan dengan pekerjaanmu nanti!”
“Maksud Anda?” Tiara tak mengerti.
“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO! Bahkan, kau bisa meminta uang dan apapun yang kau inginkan! Kecuali satu, tubuhku! Kita bisa saling melengkapi, kau butuh uang, dan aku butuh tubuhmu untuk berada disampingku, sampai batas waktu yang aku tentukan nantinya!” seru Alvin to the point.
“Aku hanya ingin bekerja di kantor ini, untuk perusahaan ini, bukan untuk menjadi istri kontrakmu! Aku bukan wanita murahan! Aku punya harga diri, cinta tak bisa dibeli dengan uang! Aku tak butuh uangmu, jika harus melakukan hal hina seperti itu!” mata Tiara berkaca-kaca, ia memberanikan diri.
“Kau bicara harga diri? Bukankah kau seorang janda? Kau harusnya bersyukur, jika seorang janda sepertimu, bisa mendapatkan lelaki seperti aku! Kau itu ibarat barang bekas, yang akan aku daur ulang! Kau harusnya beruntung, wahai janda!” tegas Alvin meledek.
“Lancang sekali Anda bicara! Meskipun aku seorang janda, meskipun menurutmu aku adalah barang bekas, tapi asal kau tau, hanya statusku saja yang bekas, tapi tidak dengan tubuhku! Tubuhku tak pernah tersentuh meskipun aku seorang janda! Aku masih perawan! Untuk itu, kuputuskan untuk tidak menerima pekerjaan hina ini! Masih banyak pekerjaan di luar sana yang bisa menghargai dan menerima janda sepertiku! Permisi!” Tiara sedikit menggebrak meja, lalu ia membawa tas nya dan pergi meninggalkan Alvin seorang diri.
Alvin termenung, ia tidak kaget atas penolakan Tiara. Yang ia kagetkan adalah, peryataan Tiara, bahwa ia memang janda, tapi ia masih perawan.
“Aku biasanya tak pernah tertarik pada wanita. Tapi kenapa wanita itu membuatku merasa tertantang? Herannya, saat pertama kali aku melihat fotonya, aku merasa jika dialah wanita yang tepat untuk menjadi istri pura-puraku! Bodoh sekali dia! Kenapa dia harus menolak pria kaya dan tampan sepertiku?”
Tiara menangis sesegukan. Ia merasa harga dirinya dilecehkan oleh CEO Antariksa Grup tersebut. Tiara memang sangat membutuhkan uang, tapi, apakah harus dengan cara menjual tubuhnya pada orang asing?
Sebenarnya, jika Tiara menerima permintaan CEO itu, mungkin Tiara akan sedikit terbantu, karena dia benar-benar membutuhkan uang untuk biaya operasi adiknya.
Tiara sudah tak memiliki orang tua, ia hanya punya satu adik yang yang tengah sakit, karena kecelakaan yang menimpa keluarganya beberapa bulan lalu. Beruntungnya, adik Tiara masih bisa diselamatkan, meskipun adiknya harus mengalami pendarahan otak, karena pembuluh darahnya pecah.
“Sial, sial, sial! Aarrgghh, kenapa juga aku harus menolaknya? Jika melihat Fani, hatiku amat sakit! Kenapa dengan bangganya aku mempertahankan harga diriku? Sementara, kesempatan itu tak mungkin datang dua kali?” Tiara menjambak-jambak rambutnya sendiri.
“Serius gak sih ini? Terus juga, kenapa juga lo gak nanya gue coba? Jadi istri CEO itu Ra! Jadi istri CEO! Masa lo gak mau sih? Gila lo emang!” Dila geleng-geleng kepala mendengar cerita Tiara.
“Tapi dia itu kayak ngerendahin aku banget! Dia lihat resume ku. Dia lihat statusku janda, dia malah ngerendahin statusku itu, Dil!”
“Lo ngimpi kali ya? Perasaan gak mungkin juga CEO ngajak lu kawin? Emang siapa lu? Dia kaya, dia tampan, dia pasti mudah dapetin cewek spek bidadari kayak Natasha Wilona sekalipun! Kenapa harus elu dih? Di prank kali itu sih! Udah udah, ngarangnya udah, sekarang lu tetep aja kerja gantiin gue dulu! Kaki gue masih bengkak, jadi lu tetep casual di cafe tempat gue kerja! Please ya, cuma tiga harian lagi deh! Udh gitu lu cari kerja di tempat lain lagi. Udah seneng gue lu diterima di kantor besar, eh malah diprank sama bosnya!” Dila terkekeh menertawakan Tiara.
Beberapa hari yang lalu, Dila jatuh dari motor, menyebabkan kakinya bengkak dan Dila belum bisa jalan normal. Akhirnya Tiara yang bekerja casual menggantikan Dila beberapa hari ini.
“Baiklah, mungkin memang bukan rezekiku kerja di kantor itu. Aku siap-siap dulu, hari ini kamu shift siang kan? Aku pasti pulang malam. Tolong suapi Fani, hangatkan saja bubur yang ada di panci ya Dil, maaf aku selalu merepotkanmu!”
“No problem. Lo juga udah bantuin gue kok, makasih udah mau maksain diri gantiin gue kerja beberapa hari ini. Padahal, lo paling anti kan kerja di club gitu! Doain gue cepet sembuh ya!” Dila memeluk Tiara, mereka pun tersenyum saling menguatkan.
.
Sudah tiga hari ini Tiara bekerja di sebuah club mewah, menggantikan Dila. Tiara bekerja casual, menggantikan sahabatnya itu. Untungnya, manager Dila tak mempermasalahkan hal tersebut.
Hari ini weekend, club n’ bar tempat Tiara bekerja nampak ramai, sehingga baru saja pukul empat sore, Tiara sudah merasa kelelahan. Bari saja beristirahat beberapa menit, atasan Dila memanggil Tiara.
“Tiara, Dila masih sakit ya?”
“Iya, Bu, kakinya masih bengkak.” jawab Tiara sopan.
“Kira-kira dia bisa gak maksain buat kerja hari ini?”
“Dia jalannya masih pakai kursi roda bu, kebetulan adik saya punya kursi roda, jadi saya rasa Dila belum bisa masuk kerja. Memangnya kenapa Bu? Kerja saya apa tidak terpakai ya?” Tiara merasa sedih.
“Oh, tidak, tidak. Saya sangat suka sekali dengan kinerja kamu di sini. Hanya saja, hari ini saya sedang kekurangan orang di tempat club golf kami. Apa kamu bersedia kerja di sana satu hari saja? Biar di sini saya tugaskan pada crew yang lain,” pinta Bu Siska.
“Tapi, Bu, saya belum paham dan tak tahu jobdesc saya di sana. Ini sangat mendadak, saya takut tidak bisa melakukannya,”
“Tidak sulit, kamu hanya melayani para konglomerat yang sedang bermain golf. Jika mereka meminta apapun, layani saja. Hanya itu. Untuk alat golf sudah ada crew-nya. Yang tak ada itu pelayan food n beverages, Tiara. Kamu tinggal membawa pesanan mereka saja. Mudah kan?”
“T-tapi, Bu …”
“Tiara, bantu Ibu sekali ini saja ya …”
Tiara pasrah, ia pun pergi berjalan ke area club golf yang berada tak jauh dari bar ini. Sulit sekali baginya untuk menolak. Tiara tak suka pekerjaan seperti ini, ia takut bertemu dengan pria nakal dan tak tahu diri.
Beberapa saat kemudian, Tiara mulai melayani para konglomerat yang akan bermain golf. Ia menyiapkan makanan dan juga minuman sesuai yang diminta oleh mereka.
Tiara sedikit risih, karena ia harus menggunakan baju yang sedikit terbuka dan juga ketat. Di bar ia tak terlalu seksi, namun seragam di tempat golf ternyata begitu ketat dan seksi.
“Waiters, come here!” perintah orang yang tengah duduk di sofa mewah nan megah.
Tiara pun bergegas membawa menu dan tulisan untuk pelanggan yang memanggilnya. “Selamat sore, dan selamat datang di club golf kami. Semoga harimu indah, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”
“Aku ingin craftsteak wagyu ya! With sparkling wine and mineral water! Kau mau apa …, Tuan muda antariksa?” pria itu menyapa teman di sampingnya, yang tengah menyender ditutupi sebuah majalah.
Deg. Tiara mulai tak enak perasaan. Tuan muda Antariksa? Batin Tiara.
Pria itu pun mengibaskan majalah di kepalanya dan merapikan rambutnya yang acak-acakan, “I want fortified wine, please!”
Tiara sontak saja menutup wajahnya dengan buku menu yang ia pegang, “b-baik Tuan, tunggu sebentar, kami akan segera membawa pesanan anda. Terima kasih,” Tiara langsung pergi meninggalkan meja itu, untuk menghindari seseorang.
Sungguh sial, tak pernah Tiara duga sama sekali, jika sosok yang tak mau ia temui lagi, tiba-tiba malah dipertemukan lagi pada situasi seperti ini.
“Tuhan, tolong aku …, apa maksudnya semua ini? Kenapa dia harus ada di sini? Aarrgghh, gila! Kenapa juga aku harus ditempatkan di club ini, dan bertemu dia lagi?” Tiara menggerutu sendirian di depan meja bartender.
“Memangnya kenapa kalau aku ada di sini? wahai janda perawan …,” tiba-tiba terdengar suara seseorang, yang sudah berada belakang Tiara.
“Astaga, d-dia, di belakangku?” jantung Tiara hampir saja copot.