naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rules 1
Rules satu yang di berikan oleh teman temannya adalah, dia harus merubah penampilan menjadi lebih cantik, seksi dan cetar membahana.
Jadi, sekarang mereka tengah berada di mall untuk berbelanja. Bolak balik ke toko baju lalu make up. Nara di sodorkan banyak barang oleh teman teman nya supaya gadis itu membeli nya.
Karena ini weekend jadi mall terasa agak penuh sekarang. Nara membeli beberapa barang saja, berbeda dengan si ratu kecantikan sadrina yang telah memborong alat make up ternama yang baru restock.
Terakhir mereka makan ramen di lantai bawah mall. Keempat nya duduk di salah satu meja dan belanjaan mereka di simpan di kursi samping.
“Udah di beli semua yang lo butuh kan nar?” tanya pelia.
Nara mengangguk, menyeruput kuah dari ramen yang di makan nya.
“Pokok nya, lo harus tampil cantik biar cowok cowok pada kepincut sama lo. Setelah lo dapet cowok yang lebih tampan dan kaya dari naresh, lo harus buat suami lo itu menyesal karena gak pilih lo” hasut marlin menggebu gebu.
Sadrina mengacungkan jempolnya setuju. “Iya, gue setuju. Lo harus bikin naresh menyesal, semenyesal nyesal nya karena gak pilih lo. Abis itu jangan lupa jajanin kita” dia menyahut.
Nara mengangguk anggukan kepala mendengar saran saran yang bermanfaat ini. Dia cukup mengerti dengan apa yang mereka maksud.
“jangan lupa sama adam. Lo udah kasih harapan sama dia” ujar pelia tiba tiba.
Hal itu mengingatkan kembali nara pada pria itu. Benar juga, sebenarnya dia tak memberi harapan. Hanya saja waktu itu dia butuh teman, pdkt kebetulan adam ada saat itu.
“Iya juga ya. Terus gimana dong? Lanjutin gak rencana nya?” nara meminta saran pada sadrina dan marlin.
Marlin berpikir sebentar, lalu mengerjap dengan mata berbinar. “gini aja. Kalo udah ada calon nya, alias kak adam. Lo cuma tinggal pdkt sama dia sampe kalian jadian, abis itu lo harus bikin naresh nyesal. Gimana? Cemerlang kan ide gue?” marlin menaik turunkan alisnya dengan tatapan bangga nya.
“Boleh tuh. Tapi jangan kasih harapan palsu doang ra, kalau emang mau serius jalanin. Jangan jadiin dia tempat pelampiasan, kasihan. Dia cowok baik baik, lo juga pasti ngerti segimana gak enak nya di jadiin pelampiasan” nasihat pelia pelan.
Nara kembali terdiam. Apa benar dia hanya ingin menjadikan adam sebatas pelampiasan? Nara tidak merasa begitu. Dia tulus berteman dengan adam, tetapi untuk menjalani hubungan lebih nara belum yakin.
“Sstt…!”
Nara tersentak saat tangannya di senggol oleh pelia. Dia mendongak dan bertanya dengan alis berkerut.
Marlin dan sadrina yang berada di depannya menggode dengan mata agar nara melihat kebelakang mereka.
Nara pun menurut, dia memperjelas pandangannya mencari seseorang. Dan mata nya membulat kaget saat melihat vania yang tengah duduk bermesraan dengan pria waktu itu.
Nara langsung menundukan kepalanya. “Gue gak salah liat kan?” tanya nara berbisik.
Ketiganya menggeleng. “Enggak. Cepet nar, lo vidio. Terus lo kirim sama suami lo biar tahu kalau ceweknya selingkuh” desak pelia.
Nara mengangguk, meski dengan perasaan was was dia membuka ponselnya. Merekam video tetapi hanya singkat karena dia takut ketahuan. Saat kembali menatap meja itu, ternyata vania juga menatapnya dengan tajam.
Nara seketika mengalihkan tatapan nya. Dia berpura pura ngobrol dengan teman temannya sambil makan ramen yang padahal sudah habis itu.
“mm, guys. Gue ke kamar mandi dulu, gur tungguin di luar sekalian tolong bawain tas belanjaan punya gue” nara berjingkrak pamit dari sana.
Dia segera pergi ke toilet untuk buang air kecil. Saat dia keluar ternyata vania sudah berdiri di dekat wastafel dengan berpangku tangan.
Nara mencoba menggabaikan nya, dia berkaca di sambil memperbaiki tampilan tubuhnya.
Vania yang berada di sampingnya menatap sinis sambil terkekeh. “gue gak akan basa basi. Gue cuma mau bilang, jangan ganggu hubungan gue dan naresh. Tentang apa yang lo lihat tadi, lo gak usah banyak omong. Atau lo sendiri yang akan tahu akibatnya” ancam vania mendorong menabrak bahu nara keras.
Dia keluar, dan nara menghembuskan nafasnya kasar. Dia tak peduli, oke Nara jangan pedulikan wanita itu.
Nara keluar dari toilet dan terkejut kembali saat teman teman nya berdiri di depan pintu masuk. Menunggunya sambil berkaca pinggang dan tatapan sinis.
“Kalian kenapa?” tanya nara.
“Lo di apain sama si lampir sialan itu?” tanya sadrina tak sabaran.
Nara menggeleng pelan. “Gak di apa apain. Kita cuma papasan doang” jawab nara berbohong. Dia tak ingin urusan ini menjadi panjang kalau memberi tahu teman teman nya.
“Syukur deh kalau gitu. Feeling gue tadi gak enak pas lihat si lampir ngikutin lo, makanya kita kesini.” jelas pelia.
Nara tersenyum hangat dan merasa terharu. Teman temannya sangat baik sekali.
“Gue gak papa sekarang. Ayo kita keluar, thank kalian udah perhatian” nara merangkul ketiganya.
Mereka berjalan keluar bersama dengan bergandengan.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor