Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.14
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam,akhirnya mobil yang dibawa oleh Tio pun mulai memasuki halaman rumah besar dan mewah milik keluarga Nugroho.
Dengan langkah yang sedikit ragu Zalina mengikuti sang suami masuk kedalam rumah mewah itu.
"Assalamualaikum"ucap Tio dan juga Zalina secara bersamaan begitu mereka masuk kedalam rumah.
"Waalaikum'salam,kemana saja kalian ini?kenapa baru datang menjenguk sih?"semprot Bu Retno saat melihat anak dan menatunya memasuki rumah mewah miliknya.
"Maaf Mah,aku sibuk akhir akhir ini jadi baru sempat datang buat jengukin Mamah.Bagaimana Kabar Mamah dan Papah?"jawab Tio sembari menghampiri dan menyalami sang Ibu dengan takzim lalu diikuti oleh Zalina yang juga menyalami mertuanya itu.
"Apa kabar Mah,maaf kami baru bisa datang hari ini"ucap Zalina dengan perasaan yang takut takut.
Pasalnya terakhir keduanya bertemu,Bu Retna selalu berkata ketus dan juga menatap tidak suka padanya.
Dan hal itu yang membuat Zalina kini dilandan rasa takut saat harus kembali bersitatap dengan mertuanya itu.
"Alhamdulillah baik sayang,kamu sendiri bagaimana?sehatkan?betah tinggal dengan pria tua itu?"tanya Bu Retno yang kini terasa jauh lebih hangat menyambut Zalina sembari menunjuk kearah Tio dengan dagunya.
"Alhamdulillah sehat dan juga betah Mah,Mas Tio baik kok"
"Syukurlah kalau begitu.Ayo masuk Mamah sudah suruh si Mbok belanja jadi nanti kita makan siang bersama ya"
"Iya baiklah Mah,Alin boleh bantuin masakkan Mah?"
"Boleh sayang kalau kamu tidak keberatan"
"Tidak Mah,justru Alin senang kalau ada yang bisa Alin bantu"
Seketika dua wanita beda usia itu pun langsung akrab begitu saja sampai sampai melupakan seseorang yang berdiri diantara kedua wanita itu.
Tio menatap tak percaya jika sang ibu dan juga istrinya bisa langsung akrab padahal ini kali kedua mereka bertemu.
Setelah pertemuan pertama mereka yang dimana menjadi hari pernikahan untuk Zalina dan juga Tio.
Dan setelah menikah baru kali ini Tio mengajak istrinya mengunjungi sang ibu namun anehnya mereka nampak begitu akrab seperti sudah sering bertemu.
*
*
"Kenapa tidak menginap?"tanya Bu Retno saat Tio dan juga Zalina berpamitan untuk pulang.
"Minggu depan kami kesini lagi dan akan menginap Mah,sekarang kami mau mengunjungi Bu Marisa dulu.Sedari menikah aku belum pernah bertemu lagi dengan beliau"
"Baiklah tapi janji minggu depan kalian datang lagi dan harus menginap"
"Iya Mah,Tio janji"
"Baiklah kalau begitu kami pamit ya Mah"
"Alin pulang dulu ya Mah,minggu depan kita lanjut lagi masak bareng nya sekalian kita bikin kue yang kita lihat tadi"
"Iya sayang,Mamah tunggu kedatangan kalian ya"
Setelah menyalami Bu Retno secara bergantian kini kedua pasutri itu mulai memasuki mobil dan meninggalkan rumah mewah milik keluarga Nugroho itu.
Selama perjalanan keduanya nampak terdiam dan sibuk dengan pikiran masing masing.Tio yang masih bingung saat melihat kedekatan Zalina dan juga Ibunya sedangkan Zalina memikirkan bagaimana senang nya sang Nenek saat melihat kedatangan nya yang begitu tiba tiba.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit mobil Tio pun tiba dirumah mewah milik Marisa yang merupakan peninggalan sang suami yang telah berpulang 10 tahun yang lalu.
Saat itu usia Zalina masih 9 tahun dan sudah ikut san tinggal dengan Marisa dan suami.Bu Marisa pun kini meneruskan usaha sang suami yang memiliki beberapa sorum dan juga toko mebel ternama.
Meski sudah lama menjanda namun karena kepintaran nya menjalankan bisnis turunan dari almarhum suaminya Bu Marisa pun masih tetap hidup sejah tera dengan materi yang melimpah.
Zalina dan juga Tio berjalan masuk secara beriringan,dengan Zalina yang kini menjadi pemandu dan berjalan didepan Tio.
Meski sebenarnya Tio tidak perlu dipandu karena sudah hapal betul dengan seisi rumah itu.Bahkan art disana pun sudah tidak asing lagi dengan sesosok Brahmantio Nugroho.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum'salam,sayang kamu datang Nak?"
"Iya Nek,Alin sama Mas Tio datang untuk menjenguk Nenek"
"Na_nak Tio,a_apa kabar Nak?selamat datang dirumah kami"
"Alhamdulillah sudah jauh lebih baik Bu eh Nek".
...****************...