"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah keluar dari kerajaan purnia, selanjutnya kami akan memasuki kerajaan kecil, tetapi terkenal akan keamanannya serta kekuatan militer yang kuat. Kerajaan ini sebut sebagai kerajaan rudolf.
Saat baru saja ingin memasuki wilayahnya, aku berhenti.
Sedangkan mereka berdua terus saja berjalan, hingga aurora menyadarinya.
"Kenapa?" Tanya nya dengan melihat ke arahku dan membuat langkah putri lenora terhenti juga melihat ku.
Aurora kembali memerhatikan depannya, disana ada jembatan untuk jalan masuk ke kerajaan itu, dibawah nya sungai mengalir dan sisinya ditumbuhi banyak tanaman verbena.
"Aku mengerti, kau takut melewati itu" ucapnya setelah kembali berbalik ke arah ku.
"Kenapa?" Tanya sang putri.
"Tumbuhan verbena itu bisa saja membunuhnya, apakah aku benar nicolas?" Jawab aurora sekaligus menanyakan kembali padaku.
"Sepertinya aku tidak bisa melewati ini lagi" jawab ku.
"Jangan kamu bilang, kamu ingin meninggalkan aku sendiri lagi" kesal aurora.
"Aku akan menemanimu aurora, kamu nicolas tunggu saja didepan kerajaan ini" sahut putri lenora.
"Tapi jika terjadi hal buruk pada kalian, aku tidak bisa menolong" jawab ku.
"Aku bisa menjaga diri, dan percayakan putri lenora pada ku" jawab aurora.
"Baiklah, ku serah kan dia padamu, tapi jika terjadi hal buruk terjadi padanya, ku bunuh kamu" balas ku.
"Aww, takut sekali ahaha" jawab aurora kemudian tertawa.
Aku pergi menghilang dari hadapan mereka, lalu menuju ke hutan terdekat, diluar kerajaan Rudolf.
Saat dihutan, aku berjalan kaki santai menikmati tenangnya malam.
Sattt.. sebuah bentar kecil berbentuk bintang berputar cepat mengarah ku, aku menghindarinya, hingga benda itu tertusuk di batang sebuah pohon.
Tak lama benda itu mendatangi ku tiga kali lipat. Aku menghindari semuanya dengan cepat.
Dan mencari siapa yang melakukan ini.
"Kau, muncullah, jangan beraninya menyerang secara sembunyi" ucap ku ketika sudah melihatnya berada diatas sebuah pohon dengan jubah hitam dan menggunakan topeng bewarna putih.
"Ohh aku ketauan" jawabnya dan loncat turun di hadapan ku, dia seorang assasin atau pembunuh bayaran.
"Kenapa menyerang ku?" Tanya ku.
"Apa aku harus menjawab mu" jawabnya, membuat ku jengkel.
"Apa kau melakukan ini karena hadiah itu?" Tanya ku.
"Jadi kamu sudah tau tentang sayembara itu? Tapi sayang nya aku tidak tertarik" jawabnya.
"Lalu?" Tanya ku lagi.
"Baiklah ku beri tahu saja, saya disuruh secara langsung oleh pangeran danish untuk membunuh mu sekaligus membawa pulang putri lenora" jawabnya kemudian dengan cepat mengeluarkan pisau dan ingin menusuk jantung ku.
Dengan cepat aku juga memegang tangannya untuk mencegah ia melakukan itu, hingga akhirnya tangannya terbuka dan pisau terlempar ke arah lain.
"Kenapa kau tidak masuk ke kerajaan Rudolf seperti putri dan penyihir itu?" Tanya assassin itu, jadi dia sudah mengikuti kami.
"Apa kau tidak bisa melewatinya? Karena ku dengar vampir takut dengan air mengalir dan tumbuhan verbena" Tanya assassin itu lagi.
"Aku mencari makanan disini terlebih dahulu, dan kamu malah menyerang ku" jawab ku.
"Oh jujur saja, karena aku sudah tau tidak pernah ada vampir yang masuk ke wilayah kerajaan itu" balas assassin itu.
Kemudian dia melancarkan serangan diam-diam dengan bintangnya itu, aku menghindar.
"Kau sangat pintar menghindari serangan ku, sepertinya misi ini akan sulit" ucapnya lagi.
"Kau sendiri kenapa mengikuti ku kesini?" Tanya ku.
"Hey kau tidak mengikuti dua wanita itu? Aku tidak sendiri" balasnya. Sial mereka pasti berpencar, aku harus mempercayakan ini pada Aurora.
"Akkhh" sebuah benda bintang itu datang dan menusuk dari belakang.
Aku loncat ke sebuah pohon, menjauh dari assasin itu, ternyata masih ada assisin lain lagi, aku melihatnya. Dia melempar kan benda itu lagi, aku menghindarinya dengan meloncat ke pohon lain.
Aku mencabut benda itu dari badan ku dan membuangnya.
Lagi-lagi ada banyak benda itu mengarah ke arah ku, aku meloncat ke pohon lainnya, dan berlari, melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, mereka mengejar ku. ternyata mereka sangat cepat dan gesit.
Seseorang muncul di hadapan ku, lalu satu lagi menyusul muncul di belakang ku.
Kenapa tubuh ini tidak memulihkan dirinya sendiri, kenapa luka ini malah terasa seperti membakar ku.
"Mau pergi kemana lagi?" Tanya yang ada di depan ku.
"pergilah aku tidak ada urusan dengan kalian" tegas ku.
"memang tidak, tapi kami lunya misi" jawab assasin itu,
kemudian langsung mengeluarkan dua pedang dan datang menyerang.
Aku terus menghindar serangan jarak dekat ini, lalu aku melihat satunya lagi sedang menargetkan ku serangan jauh, sial.
"kamu cepat juga" ucapnya sambil menyerang.
apa aku menggunakan kekuatan vampir ku? Tapi sama saja dengan memberitahukan identitas ku yang sebenarnya pada mereka.
Benda itu dilemparkan lagi, aku menghindar jauh untuk menghindari kedua serangan ini. Aku berhasil.
"kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan" ucap assasin yang menyerang ku dengan pedangnya ini, gerakannya sangat cepat dan tepat.
Assassin lainnya ingin melemparkan beberapa bintang itu lagi, sudah siap sedia di antara jari-jari nya. Sedangkan assassin ini terus menyerang ku dengan pedangnya.
Dia mempercepat ritme serangan pedangnya bersamaan dengan benda bintang itu dilemparkan kepada ku.
Aku tergores pedang ini di lengan kiri. Serta dua dari benda berbentuk bintang menancap di tubuhku, aku di dada dan satu lagi paha, untungnya tidak mengenai jantung ku.
Aku mengubah diriku menjadi kabut dan pergi cepat dengan hembusan angin.
Aku masuk ke sebuah gua, kemudian memberi sihir ilusi agar tidak ada yang melihatnya dan masuk.
Aku duduk di dinding gua, mencabut benda ini dan membuangnya jauh-jauh dari ku, pada akhirnya aku memperlihatkan sisi vampir ku pada mereka. Sakit sekali luka-luka ini.
Aku mencoba memulihkan diriku, tapi tidak berefek sama sekali ke luka-luka ini. Luka ini seakan membakar ku.
Aku keluar dari gua, menjadi bayangan dan mencari 2 assassin itu lagi, tapi tidak menemukan mereka.
Setelah beberapa lama, aku kembali merasakan kehadiran mereka, aku mengambil satu dan memangsanya dengan cepat hingga habis.
Tinggal satu lagi, agar tidak ada kabar menyebar bahwa aku benar seorang vampir karena aku telah memperlihatkan sisi vampir ku tadi.
Saat aku mencari satu nya lagi, tidak lagi ku temukan, kemungkinan dia telah kabur dan keluar dari hutan ini, ku akui mereka memang cepat sebagai manusia.
Sudahlah lah, urus nanti saja, walau aku tau nyawaku jadi taruhannya karena membiarkannya pergi. namun, Luka-luka ini terasa ingin membunuhku juga, aku kembali ke gua tadi dan bersandar di dinding gua, menahan sakit.
Bahkan setelah memangsa manusia pun, dan energi terasa penuh, aku tidak mampu menyembuhkan luka ini.