Follow ig mommy : @Mommy_Ar29
“Kamu lihat penampilan kamu? Astaga, kenapa belum juga berubah sih Kia. Kamu itu cewek loh, perempuan. Kamu lihat Zaskia, dia sekarang menjadi semakin cantik, anggun juga menawan. Ahhh aku semakin jatuh cinta padanya."
Bagai tersambar petir di tengah rintik hujan, saat Kiara mendengar penuturan dari sahabat nya. Yah, William sahabat nya sejak kecil, laki-laki yang ia cintai ternyata memendam perasaan kepada kakak nya, hanya karena kakak nya lebih cantik darinya.
Menjadi seorang gadis yang sejak kecil tidak pernah merasakan masih sayang dari orang tua, membuat Kiara menjadi gadis tomboi dan tak tersentuh.
Sahabat nya yang menjadi cinta pertama nya pun juga akhirnya lebih memilih kakak nya daripada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jealous??
Ting!
Saat lift sudah terbuka, Kiara pun dengan cepat beranjak dan ingin berlari. Namun, karena ia terlalu lama dalam posisi berjongkok, membuat kaki nya kebas hingga membuat nya terhuyung dan hampir jatuh bila Kai tak segera menahan tubuh Kiara.
Deg!
Jantung Kiara langsung berdetak dengan sangat kencang saat matanya berhasil bertemu dengan mata Kai. Begitu pun dengan laki- laki itu, ia bahkan sampai menahan nafas nya saat merasakan debaran aneh pada dadaa nya.
“Kiara!” panggil seseorang yang sukses membuat keduanya langsung tersadar dan Kai pun langsung melepaskan Kiara dari pelukan nya.
“Bastian!” seru Kiara lega, ia pun langsung meminta tolong pada Bastian agar membantu nya mengantarkan ke ruangan nya. Sementara Kai yang melihat bahwa Kiara mengenal adiknya hanya menatap bingung pada keduanya. Terlebih, saat Bastian tidak menegur nya atau berbasa-basi dengan nya.
“Kenapa bocah tengil itu ada disini sepagi ini?” gumam Kai dalam hati, lalu ia pun segera menutup pintu lift kembali dan menuju lantai 25dimana ruangan nya berada.
Sementara itu, Kiara yang sudah sampai di ruangan nya, ia langsung terduduk lemas. Matanya masih terlihat merah dan sembab, bahkan nafas nya masih belum normal. Bastian yang mengerti situasi itu pun segera pergi ke pantry untuk mengambilkan minum untuk Kiara.
“Minum dulu,” ujar Bastian lembut memberikan segelas minuman hangat untuk Kiara. Dengan cepat, Kiara pun segera meminum nya, setelah menormalkan degup jantung dan pernafasan nya. Kiara pun mulai menanyakan beberapa hal kepada Bastian.
“Aku hanya ingin mampir saja, dan bener kan kalau kamu lagi butuh pertolongan ku, ckckck.” Jawab Bastian berdecak lalu terkekeh, “Tapi beneran kamu udah gapapa? Kamu tadi di apain sama dia? Kok bisa kaya gitu? Lihat keringet kamu,” ucap Bastian seraya menyeka keringat yang masih menempel di dahi nya.
“Tadi lift mati, kok tumben banget sih lift mati pagi- pagi.” Sungut Kiara kembali menyesap minuman hangat nya.
“Pagi ini kan memang ada pemadaman listrik di sekitar sini. Dan mungkin genset nya sedikit bermasalah tadi, makanya sampai mati. Tapi semua udah beres lagi kok,”
“Iks, kantor sebesar ini, bisa – bisa nya punya genset bermasalah! Sama aja kaya yang punya, banyak masalah, nyebelin, ngeselin!”
“Hey, jangan salahin yang punya. Tapi salahin yang ngurus nya,” kata Bastian kembali terkekeh.
Saat keduanya tengah asik mengobrol dan tertawa, tanpa mereka sadari bahwa sejak tadi ada sepasang mata yang berdiri tak jauh dari keduanya dan terus menatap ke arah mereka. Entah mengapa, ada rasa tak suka saat melihat Bastian dan Kiara begitu akrab, tidak ingin terlalu lama larut dalam pikiran negatif nya, ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi dan kembali ke ruangan nya.
‘Bodoh! Harusnya tadi langsung, kenapa pakai balik dulu segala sih,’ gerutunya sambil berdecak. Ia tak habis pikir, mengapa bisa bisa nya ia memilih untuk kembali turun dan melihat kedekatan Bastian dan Kiara.
Saat sampai di ruangan nya, Kai pun masih memikirkan sesuatu, entah apa yang mengganjal di pikiran nya, tak ingin berlarut terlalu lama, ia pun mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang.
Tuutt ... Tuutt ..
“Hallo,” jawab nya dari ujung sana.
“Kenapa kau pagi- pagi sudah disini? Ada apa?” tanya Kai to the point.
“Ada sesuatu yang mau bahas sama abang, nanti aku ke sana.” Ujarnya.
“Sekarang! Aku sibuk, tidak bisa nanti.”
“Yaelah, bentaran doang.”
“Sekarang, atau kau pulang saja!”
“Astaga, Oke oke, aku ke sana sekarang!”
Kai pun langsung menutup telfon nya dengan sedikit senyum tersungging di bibir nya. Entah mengapa tiba tiba perasaan nya kembali merasa lega saat mendengar bahwa Bastian akan segera datang padanya. Oh maaf jangan salah paham, ia bukan senang karena akan bertemu adik nya bukan, tapi entahlah, masih terlalu dini untuk bisa berkata jujur pada diri sendiri.
.
.
.
Yang minta visual gede nih, tapi gak bisa barengan yah 😂🤣 kakak adek dulu nih, hayoo siapa 😁😁😂😂 mirip gak sih? dokter tengil sama pimpinan Kasar , eh tapi walau kasar tetep lembut loh 🙈🙈🤣
buat author semangat nulis nya