10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 5 - Rahasia Anna
"Aduh!" Anna meringis merasakan intinya yang tiba-tiba sakit ketika dia hendak mulai berjalan.
Tissa yang melihatnya pun sedikit khawatir.
"Kenapa? Apa ada yang sakit?"
"Kepalaku masih pusing dan iniku sakit sekali, apa mabuk memang seperti ini efeknya? Aku jadi sulit berjalan."
"Mana aku tahu, aku tidak pernah mabuk. Ayo ku bantu ke ruangan mu," jawab Tissa, dia pun membantu Anna untuk berjalan. Menjadikan lengannya untuk pegangan.
Sampai akhirnya mereka sampai di ruangan Anna. Tissa hendak langsung keluar namun Anna menahan, Anna masih ingin bertanya tentang semalam. Kenapa dia sampai bisa pulang bersama Alam?
"Kata dokter Alam dia mengenal keluarga mu, karena itulah dia menawarkan diri untuk mengantar kamu pulang. Semalam kamu pulang ke apartemen mu kan?" tanya Tissa pula, memastikan. Bagaimana pun dia ikut andil jika terjadi sesuatu pada Anna.
Dilihatnya Anna yang mengangguk dan Tissa bisa menghembuskan nafasnya lega.
"Aku tidak tahu jika kamu dan dokter Alam saling mengenal, apa kalian memiliki hubungan yang baik?" Tissa jadi penasaran, sosok Alam adalah pria paling misterius dan paling menawan di rumah sakit ini. Semua perawat dan dokter wanita sangat mengagumi Alam, namun selama ini tidak ada yang berani mendekati karena takut dengan Maura. Bukan rahasia lagi jika Maura menaruh hati pada sang Dirut.
"Ti-tidak, hanya saja keluarga kami saling mengenal."
"Mengenal yang bagaimana?"
"Mereka bersahabat."
"Iih beruntung sekali, apa orang tua kalian sering bertemu."
"Orang tua ku keduanya sudah meninggal."
Hening sesaat, Tissa mendadak merasa bersalah.
"Maafkan aku An."
"Itu bukan salahmu kenapa meminta maaf, lagi pula memang benar kedua orang tua ku sudah meninggal."
"Maaf karena aku mengorek luka mu."
"Tidak masalah Tis, tapi bolehkah aku meminta bantuan mu?"
"Katakan."
Anna langsung menceritakan bantuan yang dia minta pada Tissa. Kecelakaan yang dia alami bersama keluarganya meninggalkan sebuah trauma yang begitu besar, hingga membuatnya memiliki phobia. Anna sangat takut melihat darah yang bersimbah di tubuh pasien. Tangan dan kakinya akan gemetar jika dihadapkan dalam kondisi seperti itu. Melihat pasien dalam keadaan berlumuran darah, mengingatkan Anna pada kedua orang tua dan dua adiknya.
Tapi darah dalam keadaan normal, Anna baik-baik saja.
Begitulah phobia, hal yang bagi orang lain terlihat biasa namun begitu menakutkan bagi Anna. Seolah dihadapannya dia kembali melihat keluarganya yang mati mengenaskan, sementara dia tidak bisa melakukan apa-apa. Karena saat kecelakaan kakinya mengalami patah tulang.
Karena itulah dia membutuhkan bantuan Tissa. Jika Anna menangani kasus kecelakaan dengan tingkat tinggi dan pasien memiliki banyak darah ditubuhnya, Tissa diminta untuk mengambil tindakan awal membersihkan tubuh pasien barulah setelahnya Anna menangani.
"Apa kamu bisa membantu ku Tiss? artinya kamu harus lebih banyak waktu bersamaku. Aku janji tidak akan lama, aku juga akan mulai untuk membiasakan diri."
Tissa tidak langsung menjawab, dia menyentuh lengan Anna untuk menenangkan. Kembali menceritakan tentang masa lalunya yang kelam, membuat raut wajah Anna terlihat cemas, Tissa tahu ini bukan hal yang mudah.
"Aku akan membantu mu An, disini belum banyak kenalan mu kan? Aku akan membantu mu."
"Terima kasih Tiss."
"Kenapa tidak datang ke psikiater?"
"Sudah, aku juga mengkonsumsi beberapa obat." Phobia Anna sudah 90% sembuh, dia hanya berjaga-jaga karena itulah meminta bantuan Tissa.
"Tenanglah, aku akan mendampingi mu."
"Jangan beri tahu orang lain, ini rahasiaku."
"Percayalah padaku."
Keduanya terkekeh. Selepas Tissa pergi, Anna duduk di kursi kerjanya. Merasakan intinya yang begitu nyeri dan terasa aneh.
"Apa iya efek Alkohol sampai seperti ini? Apa Alam melakukan sesuatu padaku?" gumam Anna, kemudian menggelengkan kepalanya cepat, merasa hal seperti itu tidak mungkin akan terjadi.
Hubungannya dengan Alam tidak sedekat itu, mereka berdua lebih tepat disebut sebagai dua orang asing.
Pernikahan hanyalah status agar Alam mempunyai hak untuk mengurus rumah sakit ini.
"Iya tidak mungkin, jika dia memang ingin menyentuh ku harusnya sudah sejak dulu dilakukan." Yakin Anna, kemudian bergidik karena membayangkan yang tidak-tidak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Catatan author :
Drakor good doctor, orang autiis aja bisa jadi dokter bedah anak.
semoga makin sukses thor
pasti jntung berdetak TDK karuan