Ayna Renata harus menelan pil pahit, tatkala pria yang dicintainya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H, karena calon mempelai pria sudah menikahi wanita lain.
Tidak terima diperlakukan seperti itu, Ayna pun memutuskan harus tetap menikah juga di hari itu.
"Apa kamu mau menikah denganku?" Tunjuk Ayna pada seorang pria yang baru datang.
"Aku?" Pria yang tampak bingung itu menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, benar kamu! Pria yang berkemeja biru, apa kamu mau menikah denganku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Memantau Ayna
Arga merenggangkan tubuhnya, perlahan membuka mata. Hari ternyata sudah pagi. Ia semalaman memantau rumah Ayna. Dan tak melihat tanda-tanda Ayna ada di rumah itu.
'Aku akan pulang sebentar.' Arga akan memakai sabuk pengamannya. Ia akan pulang dan membersihkan diri, lalu kembali lagi memantau rumah Ayna. Hari ini weekend, Ayna pasti datang mengunjungi orang tuanya.
Mata Arga teralih menatap sebuah mobil yang melewatinya. Terus mengekori mobil yang ternyata berhenti tepat di depan rumah Ayna.
'Apa itu Ayna?'
Hati Arga memanas dan emosinya seakan meletup-letup. Hari masih pagi dan ia disuguhkan pemandangan yang sungguh menyayat hati.
Arga melihat seorang pria yang keluar dari mobil, lalu membukakan pintu untuk orang di sampingnya yang ternyata adalah Ayna. Sikap pria itu begitu perhatian.
Dan Ayna tampak begitu manja dengan pria itu. Ia memeluknya dan mereka juga saling tersenyum diiringi tawa.
'Apa itu suaminya?' Arga mencekam setir mobil.
###
Alex duduk di kursi meja makan sambil menatap istrinya, yang sedang membantu Bunda memasak.
Hari ini orang tua Alex akan datang menemui orang tua Ayna. Mereka datang ke rumah Ayna untuk bersilaturahmi, sekaligus nantinya akan membahas rencana orang tua Alex. Yakni mengadakan mengunduh mantu.
Karena besannya akan datang, Ayah dan Bunda harus menyambut mereka.
Bunda sibuk memasak dan Ayna membantu memotong-motong bahan. Alex juga ikut membantu dengan doa.
Ayna berkali-kali menepikan rambut tergerai dengan lengannya. Tangannya sedang memegang pisau dan sayuran.
Melihat Ayna yang kesusahan, Alex pun bangkit dan menghampiri sang istri. Ia berdiri di belakang lalu mengikat rambut istrinya yang tadi tergerai dengan karet.
"Terima kasih, Mas." Ucap Ayna dengan wajah penuh senyuman.
Bunda melirik sekilas pasangan itu. Dan melanjutkan masaknya. Berpura-pura tidak melihat keromantisan putri dan menantunya itu.
"Sama-sama, sayangku." Bisik Alex sambil melirik Bunda yang tampak sibuk. Ia pun segera meniup telinga Ayna.
"Mas..." Bisik Ayna memelototi pria itu. Dan Alex malah mengkedipkan mata nakalnya.
"Hmm... Alex, kamu sudah sarapan?" Tanya pria paruh baya yang tiba-tiba sudah berada di meja makan.
"Su-sudah, Ayah." Alex gugup dan membalikkan badan. Pria itu mendadak ciut, Ayah pasti melihat dirinya yang menggoda Ayna tadi. Ia jadi malu.
Melihat Ayah duduk di kursi meja makan, Alex juga mengikuti.
Bunda menghidangkan makanan sambil mengulum senyum melihat wajah malu menantunya.
Sementara Ayna yang sedang memotong sayur menjulurkan lidah, melihat Alex yang pedenya selangit mendadak kikuk di hadapan Ayah.
"Pa-papa dan Mama, akan datang pukul 7 malam nanti, Yah." Alex berbasa basi dan mulai mengobrol dengan Ayah.
Tok
Tok
Tok
"Biar Ayna saja yang buka pintu." Ucap Ayna meletakkan pisau, lalu mencuci tangan.
Ayna pun berjalan cepat dan perlahan membuka pintu.
Mata Ayna terbelalak dan nafasnya berhembus kencang naik turun, tatkala melihat tamu yang pagi-pagi sudah datang ke rumahnya. Tamu tak diundang.
"Ay-"
Bruak
Ayna segera menutup pintu dengan kuat. Hingga menggema dan membuat mereka yang berada di dapur kaget.
"Kenapa, sayang?" Tanya Alex bangkit dan menghampiri istrinya yang tampak emosi.
Ayah dan Bunda saling melirik. Sepertinya mereka tahu siapa yang datang.
"Ayah, biar aku saja yang menemuinya." Ucap Alex saat mengerti mata Ayah dan Bunda. Alex ingin melihat langsung tampang orang itu. Lalu memberikan pelajaran padanya, agar jangan mengganggu istrinya lagi.
"Kamu temani Ayna. Biar Ayah saja yang menemuinya." Ayah tak mau jika Alex yang menemui Arga. Sudah bisa dipastikan nanti bakalan ada perkelahian. Arga ingin kembali pada Ayna dan Alex pasti tidak akan terima.
"Ayah, aku mau bertemu Ayna!" Ucap Arga saat pintu terbuka.
"Pergilah, Ayna tidak mau menemui kamu. Kamu telah melukainya." Ayah mengusir Arga.
"Aku mau minta maaf, Ay. Ayna... Ayna..." Arga memanggil-manggil nama Ayna.
"Pergilah! Jangan ganggu putri saya lagi!" Ayah mulai kesal dan segera menarik paksa mantan Ayna itu ke jalan.
"Ayna... Ayna... tolong maafkan aku!" Arga terus berteriak, berharap Ayna keluar dan mau bertemu dengannya.
"Ayna... tolong beri aku satu-"
"Hentikan!" Bentak Ayah dengan suara lantang. "Jangan sampai saya memanggil warga untuk mengusirmu!!!"
Arga terdiam, tatapan Ayah calon mertua gagalnya itu tidak seperti dulu. Yang selalu lembut dan menganggapnya seperti putranya sendiri. Kini hanya tinggal tatapan benci.
"PERGI!!!" Ucap Ayah penuh penekanan.
Arga pun terpaksa pergi. Ia akan mencari cara lain untuk bertemu dengan Ayna.
Sementara Ayna di rumah masih memasang wajah tak senang. Pertemuannya dengan Arga tadi membuat moodnya mendadak buruk.
"Sayang..." Panggil Alex.
"Bun, apa Arga sering datang kemari?"
"Dia bertanya di mana kalian tinggal."
"Aku sudah menerima dan mengikhlaskan semua. Apa yang dia mau sekarang?"
Bunda mengkode Alex untuk membawa Ayna beristirahat di kamar.
Alex mengangguk dan langsung menggendong Ayna.
"Mas!!!" Pekik Ayna yang kaget, Alex tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
"Kamu harus istirahat dulu."
"Aku mau bantu Bunda masak."
"Sudah selesai. Kamu istirahat saja." Timpal Bunda.
Alex menundukkan kepala pada Bunda dan menggendong Ayna masuk ke dalam kamar.
Bunda hanya bisa menggeleng. Tadinya wanita paruh baya ini mengira Alex akan membujuk Ayna. Ternyata menantunya itu langsung main angkat-angkat saja.
'Gelora jiwa muda.' Bunda pun memaklumi.
Begitu sampai kamar dan diturunkan dari gendongan Alex. Ayna segera menghujani suaminya dengan cubitan-cubitan gemas.
"Mas, nggak malu apa? ada Bunda pun." Ayna merasa malu.
"Bunda juga pernah muda. Jadi Bunda sudah sangat wajar itu." Jawab Alex yang langsung meringis.
"Sayang." Alex memegang tangan Ayna yang tadi mencubitinya, lalu menyatukan jari jemari mereka.
"Senyum dong. Aku itu jatuh cinta sama kamu karena melihat senyummu." Goda Alex.
"Apaan sih, Mas." Ayna akan mencubit Alex lagi. Tapi tidak jadi. Alex memasang wajah minta diampuni.
"Ay, tentang orang itu-"
"Mas!" Sela Ayna cepat. "Aku tidak mau Mas Alex berhubungan dengannya."
Jika Alex dan Arga bertemu, mereka bisa saja berkelahi. Ayna tak ingin suaminya jadi terluka.
"Dan... aku juga sudah tidak peduli lagi padanya!"
"Jika orang itu menganggumu lagi, katakan padaku." Alex mengelus kepala Ayna dengan sayang. Ia punya filing jika Arga sudah menyesal dan ingin kembali pada Ayna. Alex tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Memang Mas mau apa?"
"Aku... akan mencampakkannya ke kutub utara!"
"Mas Alex-Mas Alex. Ada-ada saja!" Ayna pun menggelengkan kepala.
"Sayang, ayo kita tidur! Kamu harus istirahat, agar muka kamu ini tidak kusut saat mertua kamu datang." Ledek Alex merangkup wajah Ayna dan menggoyang-goyangkannya. Wajah yang sangat menggemaskan itu.
"Mas Alex..."
.
.
.
tingkah Alex jadi berubah drastis
😂