Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Meninggalkan Klan
Aula utama klan Qing.
Para tamu undangan sudah banyak yang datang. Mulai dari para patriak dan petinggi sekte lainnya. Mereka disuguhkan dengan makanan dan minuman yang luar biasa.
Ling Yun, Qing Ruo dan Qing Ling yang baru tiba bersama dengan Qing Yang Gang terlihat heran dengan keramaian tersebut.
"Kakek, ada apa?" tanya Qing Ruo pada Qing Zhi.
"Haha... Kabar luar biasa hari ini. Klan Qing kita kini memiliki dua wilayah baru yaitu wilayah keluarga suci Ming dan wilayah liga kegelapan" ucapnya senang.
"Senang mendengarnya" ucap Qing Ruo. Ling Yun juga tersenyum dengan berita terserbut.
"Ling er, kamu sudah menerobos tingkat langit?" ucap Qing Duan Ren dengan senang.
"Iya ayah, Ruo gege yang membantu" jawab Qing Ling senang.
Qing Duan Ren memandang Qing Ruo dengan penuh kekaguman.
"Ayah mertua, senang melihat mu" ucap Qing Ruo sambil menangkupkan tangannya dengan hormat.
"Ruo er, senang melihat kalian semua" ucapnya bahagia.
Suasana aula begitu hangat. Penuh dengan hiruk pikuk suara tawa.
"Patriak bersama rombongan tiba!" Teriak seseorang lalu semua orang bersiap dalam acara penyambutan tersebut.
"Patriak dan semuanya, selamat datang" ucap semua orang.
"Hahah... Sungguh luar biasa ada penyambutan seperti ini. Silahkan duduk, dan nikmati apa yang ada. Malam ini kita akan pesta" ucap Qing Long senang.
"Baik patriak jawab kerumunan bersama" lalu menempati kursinya masing-masing.
Ling Yun menatap suaminya dengan penuh kehangatan.
"Haha.. aku baik-baik saja" ucapnya lembut. Ling Yun juga tahu, dengan tingkat kultivasi suaminya saat ini, di kota perak mungkin tidak ada yang mampu melawannya. Walaupun demikian, dia tetap mencemaskannya.
"Klan Lin mengucapkan selamat atas kemenangannya" ucap patriak Klan Lin, Lin Dan.
"Klan Zhou, mengucapkan selamat atas kemenangannya" ucap patriak Klan Zhou, Zhou Fan.
Satu persatu para patriak klan dan keluarga suci serta sekte-sekte besar dan kecil mengucapkan selamat pada patriak klan Qing sambil menyerahkan item langka dan berharga sebagai tanda pemberian.
"Haha... Terima kasih.. Terima kasih" ucap Qing Long sambil menerima hadiah yang diberikan padanya.
Di kursi para petinggi klan hanya ada komandan pasukan, Qing Peng dan para tetua. Sedangkan sepuluh pendekar tingkat raja dan sepuluh tingkat kaisar serta empat orang pendekar tingkat pertapa yang merupakan kartu truf Klan Qing sudah kembali ke area suci klan untuk berlatih.
"Baiklah... Baiklah, pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas kehadiran para patriak, kami juga ingin mengumumkan bahwa mulai saat ini. Wilayah keluarga suci Ming dan wilayah liga kegelapan resmi menjadi milik klan Qing".
"Untuk para saudara kami yang meninggal dalam perperangan, akan dimakamkan dengan layak melalui upacara khusus serta keluarganya akan diberikan sumber daya yang layak" ucap tetua agung Qing Zhi.
Masing-masing para patriak klan, keluarga suci dan sekte mengangguk setuju atas deklarasi yang telah disampaikan dan mereka mengakuinya.
____
Keesokan harinya seluruh kota perak gempar dengan berita tersebut. Bagaimana tidak, dalam satu hari dua kekuatan utama yang ada di wilayah kota perak dimusnahkan, dan itu merupakan pembantaian sadis.
Berminggu-minggu telah berlalu, di kedai-kedai, berita tentang pemusnahan keluarga suci Ming dan Liga kegelapan masih menjadi berita hangat.
"Mulai saat ini nama klan Qing akan menjadi momok yang menakutkan" ucap seorang pada yang lain.
"Sungguh pembantaian yang mengerikan, mereka bahkan tidak menyisakan satu kehidupan pun".
"Saudara, apa yang terjadi?" tanya seorang pemuda bersama seorang pria paruh baya menghampiri mereka yang sedang bercerita.
"Apakah saudara bukan dari kota perak?"
"Benar saudara, kami pengembara dari wilayah selatan yang kebetulan lewat ditempat ini. Ada berita baru apa yang saudara bicarakan ?" tanya pemuda tersebut.
"Saudara, aku akan menjelaskannya" ucap orang tersebut.
"Dua minggu yang lalu, sebuah Klan aristokrat dengan reputasi yang dianggap menurun dan sangat lemah tiba-tiba menjadi kekuatan utama di kota ini, bahkan reputasinya sekarang telah melebihi keluarga aristokrat dan keluarga suci lainnya."
"Mengapa bisa itu terjadi?" tanya pemuda itu penasaran.
"Saudara, itu adalah klan Qing" kata orang tersebut.
Pemuda dan orang yang bersamanya terkejut. "Klan Qing!".
"Saudara, ada apa dengan klan Qing?" tanya orang tua yang bersama pemuda tersebut penasaran.
"Saudara, Klan Qing dua minggu yang lalu telah berhasil menghancurkan keluarga suci Ming dan Liga kegelapan. Bahkan mereka tidak menyisakan satupun kehidupan dengan membunuh semua orang tanpa terkecuali"
"Apakah anak kecil juga mereka bunuh?"
"Benar saudara, tanpa terkecuali. Tetapi yang masih menjadi pertanyaan, bagaimana sebuah klan yang dianggap menurun serta dengan pasukan yang lebih sedikit dapat menumpas dua kekuatan utama dengan pasukan yang lebih banyak" ucap orang tersebut heran.
"Saudara, mungkin klan Qing memiliki kartu truf berupa pendekar tanpa tanding yang selalu mereka sembunyikan" ucap pemuda tersebut berpendapat.
Setelah mendengar berita tersebut, Kedua orang dari selatan tersebut bergegas meninggalkan kedai dan mencari penginapan.
Di penginapan.
"Tetua Ho, apa yang harus kita lakukan?" tanya Ling Ji pada tetua Ling Ho.
Mereka berdua adalah utusan yang diperintahkan oleh patriak Ling Zhong untuk menyelidiki keberadaan Ling Yun.
Saat ini mereka hanya dapat merasakan aura Ling Yun di daerah klan Qing, tetapi tidak tahu dengan tepat dimana keberadaanya.
Setelah mendengar berita tersebut, akan lebih sulit bagi mereka menemukannya di klan Qing karena penjagaan wilayah Klan Qing saat ini menjadi lebih ketat.
____
Vila bambu.
Ling Yun yang sedang berkultivasi di sebuah ruangan di dalam vila bambu merasakan dua aura klan ling di kota perak. Dengan segera dirinya mengaktifkan segel ruang dan waktu serta mantra pelindungan di sekitar hutan bambu.
Qing Peng dengan segera dapat merasakan hal tersebut.
"Sayang ada apa?" tanya Qing Peng sambil menghampiri Ling Yun dengan tatapan hangat.
"Aku merasakan kehadiran mereka" jawabnya pelan.
Qing Peng mengangguk paham apa yang dimaksud oleh Ling Yun.
"Tenanglah, aku akan melindungimu. Aku bukanlah Qing Peng yang dulu lagi" ucapnya sambil memeluk istrinya dengan hangat.
Ling Yun merasakan kehangatan dan kebahagiaan. Dirinya tahu dulu Qing Peng adalah pendekar raja yang harus beberapa kali bertaruh nyawa menyelamatkan dirinya. Dengan kekuatan Qing Peng saat ini, mengalahkan para utusan dari selatan adalah hal yang mudah tetapi kehadirannya akan menunjukan keberadaan mereka.
"Sayang, sebaiknya temani Ruo er. Lewati kebersamaan denganya, karena dua minggu lagi dia akan pergi" ucap Qing Peng pada istrinya.
Ling Yun mengangguk sambil menatap suaminya dengan hamgat lalu pergi menemui Qing Ruo.
"Ibu" ucap Qing Ruo menyapa Ling Yun yang menghampirinya.
"Ruo er" ucapnya tersenyum lembut.
Mereka bertiga menghabislan waktu kebersamaan dengan berbagai cerita yang menghadirkan tawa dan keceriaan.
___
Aula kehakiman.
Di belakang halaman aula kehakiman. Seorang gadis cantik dengan kulit seputih giok sedang menemani pria paruh baya.
Mereka terlihat sangat bahagia.
"Ling er, setelah keberangkatanmu ke gunung emas, ayah harap dirimu akan menjadi lebih kuat agar tidak menjadi beban untuk Qing Ruo" ucap Qing Duan Ren mengingatkan putrinya.
"Baik ayah, aku akan terus berlatih. Selain itu aku juga akan meminta petunjuk Ruo gege agar dapat membantuku menjadi lebih kuat" ucap Ling Yun.
"Ayah harap kalian tetap bersama. Baik-baiklah padanya, dan ingat untuk pulang bersamanya. Ingat janji kalian" ucap Qing Duan Ren mengingatkan.
________
Kota perak.
Ketenangan akhirnya menghampiri kota itu.
Klan Qing disibukan dengan membangun wilayah baru mereka. selain itu, mereka juga meningkatkan penjagaan menjadi dua kali lipat lebih ketat disetiap wilayahnya.
Klan Qing benar-benar menjadi klan superior di kota perak bahkan dua keluarga suci kini telah membangun aliansi dengan mereka, sedangkan empat klan utama lainnya serta sekte-sekte utama masih dalam posisi netral.
_______
Aula utama keluarga suci Duan.
Sambil menunggu kedatangan para murid terpilih lainnya Duan Chen You bersama duta dari sekte gunung emas terlihat sedang menikmati kebersamaan mereka dengan percakapan-percakapan kecil.
Di aula.
Saat ini telah hadir, Lin Mo dari Klan Lin, Ting Ting dari klan Ting dan Hou Qing dari sekte raja wali emas. Murid tingkat bumi, ada , Huo An, Tang Qin, Zhao Fan, dan Duan Chi.
________
Aula utama klan Qing.
Telah hadir Qing He Long dan Qing Hye Long, patriak dan tetua agung Qing Zhi.
Mereka sedang menunggu kedatangan Qing Ruo dan Qing Ling.
Tidak lama kemudian, muncul Qing Ruo dan Qing Ling ditemani Qing Peng dan Ling Yun serta Qing Duan Ren.
Qing Yang Gang, Qing You Lin dan Qing Xiao juga datang untuk mengucapkan selamat jalan pada saudara-saudaranya.
"Haha... Baiklah, karena semuanya sudah datang, kita akan berangkat" ucap patriak.
"Saudara Yang Gang, Saudara Qing Xiao dan saudari You Lin, berlatihlah dengan keras. Susul kami di jantung benua teratai biru, kami menunggu kedatangan kalian" ucap Qing Hye Long.
"Ruo er, jaga Ling er" ucap Ling Yun lembut.
"Baik bu" ucap Qing Ruo sambil menatap wajah Qing Ling dengan hangat.
"Kuat dan menjadi kuat, dengan itu kamu akan lebih mudah melindunginya" ucap Qing Peng menyela.
"Qing Ruo, aku serahkan Ling er padamu. Jaga dan lindungi dia" ucap Qing Duan Ren yang juga tidak ketinggalan memberikan nasehat.
"Ayah, ibu, ayah mertua, kami akan pergi. Jaga kesehatan kalian. Lima tahun lagi kami akan pulang untuk melanjutkan pernikahan kami" ucapnya tegas.
"Haha... Kami akan menunggu. Kami juga sudah tidak sabar untuk melihat cucu" jawab Qing Peng.
Akhirnya mereka berangkat ke istana tuan kota perak untuk melanjutkan perjalanan ke sekte gunung emas.