Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Pencarian Michelle
"Pikirkan dengan baik baik, Nikita! Ini jalan terbaik untukmu. Aku masih berbaik hati tidak menceraikanmu, Michelle akan di adopsi oleh orang tuaku. Toh kamu juga masih bisa melihatnya tapi sebagai kakak iparnya," ucap Mikel yang membawa masuk Nikita kekamarnya.
Nikita hanya diam saja, hanya air matanya yang terus mengalir, Mikel keuar dari kamar itu. Tangisa Nikita meraung.
Akkkkhhhhhhh!!!!!!!!!
"KEJAM!!!!!" teriaknya.
***
Beberapa hari kemudian.
Mikel duduk di depan mejanya, jemarinya mengetuk ngetuk permukaan kayu, gelisah. Pesan yang dia tulis untuk Axel sudah dikirimkan seminggu lalu, namun hingga kini belum ada jawaban. Mikel tahu Axel adalah orang yang sibuk, apalagi saat ini sedang berlibur. Namun, waktu terus berjalan dan pencarian Michelle semakin mendesak.
Di tengah kegelisahannya, asistennya masuk dan menyerahkan beberapa dokumen yang harus dia tandatangani.
"Sudah ada kabar dari Axel?" tanya Mikel.
"Belum, Pak. Tapi kami terus mencoba menghubungi pihak Axel." jawab Asistennya menggeleng.
"Teruskan. Aku butuh jawabannya secepat mungkin." ucap Mikel mendesah berat.
Di sisi lain, Axel baru saja kembali dari liburannya bersama Ola dan Lei. Suasana di pantai tempat mereka berlibur masih melekat dalam ingatan, terutama saat Axel dan Ola menghabiskan waktu bersama, mengukir kenangan yang terasa begitu manis. Axel bahkan berencana untuk segera melamar Ola dan meresmikan hubungan mereka.
Saat Ola duduk di tepi pantai, Axel mendekatinya, senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya.
“Apa kamu tahu, Ola? Setiap hari bersamamu membuatku semakin yakin bahwa aku ingin kita bersama selamanya,” ucapnya lembut.
“Aku juga begitu, Axel. Aku tak pernah merasakan kebahagiaan sebesar ini.” ucap Ola tersenyum dan menatap Axel, hatinya berdebar mendengar kalimat itu.
Axel menarik Ola ke dalam pelukannya, lalu dengan lembut mengecup keningnya.
“Aku ingin segera meresmikan hubungan kita. Kita adakan pesta pertunangan. Apa kamu siap?” tanya Axel. Ola mengangguk pelan, senyumnya makin lebar.
“Tentu, Axel. Aku sudah lama menunggu saat ini.” jawab Ola.
Axel tidak bisa menahan dirinya lagi. Dalam desiran angin laut yang lembut, mereka berbagi ciuman yang penuh gairah. Ciuman yang membuat hati mereka melayang tinggi ke awan, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
***
Saat Axel kembali ke kantornya setelah liburan, dia mendapati setumpuk surat yang menunggu di mejanya. Saat sedang memilah milah surat, pandangannya tertumbuk pada satu pesan dari Mikel. Dahinya berkerut ketika membaca surat itu.
“Mikel mencariku... soal Michelle?” gumamnya.
Axel langsung teringat dengan anak kecil itu Michelle, anak dari Nikita dan Marsel. Axel tahu bahwa ini adalah situasi yang sangat rumit, dan dia tidak bisa membuat keputusan sepihak tanpa berdiskusi dengan Ola.
Axel kemudian menemui Ola yang sedang duduk di ruang tamu kantor, menunggu Axel menyelesaikan pekerjaannya.
“Ola, ada sesuatu yang ingin kubicarakan.” ucap Axel.
Ola mengangkat alisnya, bingung.
“Apa itu, Axel?” tanya Ola.
Axel menyerahkan surat dari Mikel.
“Ini tentang Michelle. Mikel ingin aku membantunya mencarinya, tapi aku tidak bisa mengambil keputusan ini sendirian. Bagaimana menurutmu?” tanya Axel.
Ola membaca surat itu dengan seksama. Setelah beberapa saat hening, dia menatap Axel.
“Aku ingin melihat Michelle dulu sebelum memberikan keputusan. Aku ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang.” ucap Ola.
“Baiklah, kita akan pergi menemui Michelle.” ucap Axel tersenyum, menghargai kebijaksanaan Ola.
Beberapa hari kemudian, Axel dan Ola tiba di panti asuhan tempat Michelle tinggal. Kepala panti menyambut mereka dengan ramah dan membawa mereka ke taman di belakang gedung. Di sana, Michelle sedang bermain dengan anak anak lain. Axel dan Ola memperhatikan dari kejauhan, melihat betapa cerdas dan aktifnya gadis kecil itu.
“Dia tumbuh dengan baik,” ucap kepala panti.
“Michelle adalah anak yang cerdas, selalu ingin tahu dan sangat perhatian pada teman temannya. Dia baru saja masuk TK dan sudah menunjukkan kemampuan akademik yang luar biasa.” lanjut wanita yang tidak muda lagi itu.
Ola merasa hatinya tersentuh. Setelah berbicara sebentar dengan kepala panti, Ola meminta untuk berbincang dengan Michelle sendirian.
Di bawah pohon besar di taman, Ola duduk berdua dengan Michelle. Gadis kecil itu menatapnya dengan mata penuh penasaran.
“Siapa nama Tante?” tanya Michelle polos dengan Ola tersenyum lembut.
“Namaku Ola. Kamu Michelle, kan?” tanya balik Ola yang masih dengan senyum tulusnya itu.
Michelle mengangguk, tersenyum malu malu.
“Iya, aku Michelle. Apa Tante datang untuk bermain denganku?” tanya Michelle.
“Tentu saja, sayang. Aku datang untuk bertemu denganmu dan mengenalmu lebih dekat.” jawab Ola tertawa kecil, merasa terhibur dengan kepolosan Michelle.
Mereka berbincang santai selama beberapa saat. Ola merasa semakin terhubung dengan Michelle, dan melihat bahwa gadis kecil ini memang layak mendapatkan masa depan yang cerah. Namun, Ola tahu bahwa keputusan besar masih harus diambil.
***
Sementara itu, Mikel merasa semakin gelisah karena belum juga mendapatkan jawaban dari Axel. Pencarian yang dilakukan oleh agen yang dia pekerjakan juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam hatinya, Mikel tahu bahwa pencarian ini bukan hanya tentang memenuhi janji kepada Nikita, tetapi juga untuk memastikan bahwa Michelle akan berada di tempat yang tepat.
Namun, waktu terus berjalan dan tanpa ada kabar dari Axel, Mikel mulai merasa frustasi. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan dari ayahnya, Marsel.
“Papa, kita tidak bisa terus menunggu Axel. Kita harus mengambil langkah lain. Mungkin bisa menggunakan pengaruhmu untuk mempercepat pencarian ini.” tanya Mikel.
“Baiklah, Mikel. Aku akan membantu. Bagaimanapun, Michelle sekarang adalah anakku secara hukum, dan aku punya tanggung jawab untuk memastikan dia aman.” ucap Marsel, yang pada awalnya ragu, akhirnya setuju.
***
Beberapa hari setelah kunjungan ke panti asuhan, Axel dan Ola kembali ke rumah. Axel merasa perlu mendiskusikan apa yang mereka lihat dan merencanakan langkah selanjutnya.
“Aku suka Michelle,” uca Ola tiba tiba, saat mereka sedang bersantai di ruang tamu.
“Dia anak yang manis dan cerdas. Aku pikir dia pantas mendapatkan keluarga yang akan mencintainya.” lanjutnya.
“Aku setuju. Tapi kita harus memastikan bahwa keputusan ini tidak hanya baik untuk kita, tapi juga untuk Michelle.” ucap Axel mengangguk. Ola tersenyum lembut.
“Kita akan membuat keputusan yang terbaik, Axel. Bersama sama.” ucap Ola.
"Apa kamu ingin mengadopsinya?" tanya Axel.
Tersenyum Ola, ternyata sudah tertebak olehnya, karena saat di panti sempat Ola menanyakan pada Michelle.
"Kamu mau jadi anak asuh Tante?" tanya Ola.
"Mau, Tan," jawab Michelle yang tersenyum dan langsung memeluk Ola.
"Kata ibu panti nanti aku akan di bawa oleh Tante cantik, apakah itu Tante?" tanya Michelle.
"Bisa jadi, Michelle," jawab Ola yang membalas pelukannya.
Aku tidak akan membiarkan Nikita bisa membawa anaknya, terlebih bisa dengan leluasa bertemu dengannya kelak! Tidak akan! Lebih baik aku yang akan menjadi orang tua asuhnya! Aku yakin Michelle lebih baik denganku dan Axel.
...****************...
Hi semuanya!! Jangan lupa ya tinggalkan jejak kalian disini.
Keren banget 🔥😍