cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
benar kata ibuku
Gema adzan subuh mengalun memecah keheningan pagi buta hingga membuat mereka kaum yang hendak menunaikan ibadah shalat lima waktu pun mulai terjaga begitupun dengan Diana. Wanita bersuami itu bangun dari lelapnya tidur begitu mendengar suara adzan subuh, suara adzan subuh merupakan alarm alami yang selalu membangunkan dirinya dari indahnya mimpi mimpinya
Diana mendapati dirinya seorang diri di dalam kamar, biasanya sang suami masih terlelap dan dirinya lah yang akan membangunkan untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.
beberapa kali Diana sempat memanggil Haikal tapi tak terdengar sahutan dari lelakinya itu
Diana kemudian mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas dan ternyata suaminya telah mengirim pesan dari jam sebelas malam tadi
Tak ingin menunda sholat subuh nya akhirnya Diana pun menunaikan ibadah nya seorang diri
Ada rasa khawatir di hati nya karena suami nya belum pulang dari semalam bahkan dia pun menyalahkan diri sendiri kenapa bisa tertidur sebelum sang suami ikut tidur bersamanya
Sampai matahari menyingsing di ufuk timur suaminya itu belum juga nampak bahkan ponselnya pun kini tak lagi bisa di hubungi sedangkan dia tak tau sedang bersama teman yang mana suaminya saat ini
Diana terus menunggu dengan gelisah karena tak ada kabar dari Haikal,teras rumah nya pun menjadi saksi bagaimana wanita itu merasakan gelisah nya
Hingga pukul sembilan pagi sang suami tak bisa juga di hubungi akhirnya Diana putuskan untuk mencari nya di kedai, tak akan tenang dirinya jika hanya tanya keberadaan Haikal lewat telpon
Sedangkan itu di dalam kamar hotel
Haikal mengerjapkan matanya begitu dia mulai terbangun dan mendapati seorang wanita pun tidur dalam pelukannya
Kesadaran yang mulai muncul pun akhirnya menyadarkan Haikal jika saat ini dirinya tidak berada di dalam kamar nya dan begitu ia melihat wajah wanita yang bersama nya kini Haikal pun sontak menjauhkan tubuh itu darinya
"Maira...!!!" lirihnya lantas dia pun mulai membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan Maira, alangkah terkejutnya dia saat mendapati tubuhnya dan Maira sama sama tak mengenakan sehelai pakaian pun
Haikal memegang kepala nya yang tiba tiba terasa pusing saat dirinya mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam dengan nya dan samar dia pun mulai ingat apa yang terjadi padanya dan Maira semalam
Pikiran yang sedang kacau itu pun lantas membuat Haikal membangunkan Maira dengan kasar
"cepat bangun Mai" Maira pun membuka matanya dan tersenyum saat melihat Haikal berada di sampingnya
"ada apa mas, jam berapa ini kenapa kamu bangunin aku sih" ucapnya dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya
"Maira katakan apa yang terjadi semalam, apa yang kamu mencampur sesuatu dalam minuman ku" Haikal mencengkram pundak Maira dengan kasar hingga ia pun bisa melihat seringai dari wajah cantik mantan kekasih nya itu
"astaga Maira, kamu sudah gila" ucapnya frustasi. Haikal meremas rambutnya dengan kedua tangannya membayangkan apa yang telah terjadi semalam pada dirinya dan Maira lantas bagaimana dia menghadapi Diana setelah apa yang dilakukan oleh nya malam ini
"bukankah kamu menikmati nya mas jadi tidak perlu memikirkan hal lainnya atau yang semalam masih kurang, kamu mau lagi" rayunya dengan kembali tangan nakal Maira membelai dada Haikal yang masih terekspos itu
Plaaaakk
Sebuah tamparan Haikal berikan pada Maira hingga gadis itu pun mengaduh kesakitan memegangi pipinya yang jelas kini telah tergambar tangan Haikal
"ternyata memang ibuku benar. Anak dari seorang pelakor pasti suatu saat akan menurun sifat dari ibunya dan kini kamu buktikan dengan apa yang sudah kamu lakukan semalam. Aku tulus ingin membantu mu Maira tapi apa balasannya.... mulai detik ini jangan lagi temui aku" Haikal berujar dengan penuh kemarahan bahkan Maira pun tak menyangka jika Haikal akan semarah ini karena ia merasa jika perhatian yang masih di berikan oleh Haikal padanya selama ini adalah karena dirinya masih memiliki rasa padanya tapi ucapan kali ini tak pernah ia bayangkan akan mendengar nya
Haikal segera memunguti bajunya yang bercecer dan segera memakainya lantas ia pun meninggalkan Maira sendiri di dalam kamar meski Maira terus memanggil namanya
...****************...
firasat seorang ibu memang tak pernah salah. Semalaman Rima merasakan hatinya tak tenang dan saat dia ingin menghubungi Haikal ataupun Diana ia pun mengurungkan niatnya karena dirinya beranggapan jika anak dan menantunya itu sedang menikmati waktu berdua mengingat selama ini mereka selalu tinggal bersama
"mikirin apa Rim sampai lihatin handphone segitunya?" tanya Ida yang sedari tadi memperhatikan Rima
Rima sengaja membangun rumah di desa Ida tapi tanpa sepengetahuan anak nya karena dia tidak ingin anak dan menantunya itu tahu jika dia memang berencana untuk tinggal di kampung menikmati hari tuanya
"ini lho Da entahlah tapi kok perasaan ku gak enak ya dari semalam, aku kok ya kepikiran Haikal" jawabnya jujur
"Oalah Rima Rima, mungkin saja anak menantu mu sekarang sedang berduaan lagi pula jarang jarang kan mereka ada waktu berdua begini toh semalam mereka juga sudah buat story kan sedang makan malam bersama"
"iya aku tau Da tapi entahlah kok tiba tiba aku kepikiran bagaimana jika Haikal itu nurun sifat ayah nya ya"
"husst omongan mu Rim, doain yang baik baik saja untuk mereka juga semoga mereka secepatnya dapat momongan biar rumah tangga mereka makin sempurna"
Rima pun mengaminkan ucapan Ida karena dirinya juga berharap jika Diana segera hamil
...****************...
Diana telah sampai di cabang kedai ayam geprek milik Haikal yang ke lima dan dari semua kedai yang di datangi oleh nya ternyata Haikal tak berada di sana
Diana bingung juga cemas karena tak pernah Haikal bersikap seperti ini
Pikirannya pun mulai membayangkan hal yang tidak tidak mengingat Haikal pergi mengunakan sepeda motornya
"kamu kemana mas!!" gumamnya lantas ia pun meminum teh hangat untuk mendinginkan pikiran nya hingga beberapa saat setelahnya sebuah telepon dari Haikal membuat nya merasa tenang